Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Taufik Alamsyah

Refleksi Dwimingguan Calon Guru Penggerak

Eduaksi | Monday, 01 Apr 2024, 12:04 WIB

28 Maret 2024

Minggu ini adalah jadwal pemenuhan nilai sejarah untuk pengisian Rapor Tengah Semester. Bagaimana proses pembelajaran sejarah menyisakan beberapa peserta didik yang mempunyai kekurangan pada penilaian. Saya sudah beberapa kali mengganti metode pembelajaran untuk dapat mengubah nilai pada peserta didik yang kekurangan nilai tersebut. Namun, tetap saja, masih tetap sama hasilnya dan tidak ada yang berubah. Saya sedikit emosi dan cukup marah, terutama pada diri saya sendiri. Mengapa peserta didik masih saja mendapat nilai di bawah kriteria? Apakah saya salah dalam mengajar? Atau, memang, letak kesalahan ada pada mereka? Jujur saja, itu adalah kendala saya saat ini, bagaimana mencari metode pengajaran yang tepat untuk peserta didik yang kekurangan nilai. Saya berdiskusi bersama rekan kerja guru per mata pelajaran, untuk meminta nasihat dan ide, serta gagasan, dan pengalaman untuk mengatasi kendala tersebut. Selain itu, saya meminta pendapat serta ide kepada peserta didik untuk memetakan permasalahan dalam penilaian. Setelah yang sudah saya lakukan, saya lanjut mengikuti dan mempelajari Pemikiran Ki Hajar Dewantara, mengenai Pendidikan sesuai kodrat manusia. Konsep Pendidikan Kodrat menurut Ki Hajar Dewantara menyiratkan pemahaman akan sifat dan karakteristik dasar manusia yang telah ditentukan oleh kodrat atau fitrahnya. Ini mengacu pada keyakinan bahwa setiap individu dilahirkan dengan potensi, bakat, dan kepribadian yang unik. Pendidikan Kodrat bertujuan untuk membantu individu mengembangkan potensi mereka sesuai dengan fitrah atau kodratnya masing-masing. Saya merasa ada sebuah energi pancaran yang sangat positif dan membangkitkan semangat saya. Seperti mendapat pencerahan untuk dapat mengubah metode pembelajaran saya kepada peserta didik yang mempunyai minat dan bakat yang berbeda-beda. Saya tidak memaksakan untuk menyamakan mereka agi dalam hal remedial. Saya membedakan sesuai keinginan dan kemauan peserta didik dalam pengerjaan remedial. Saya ingin meningkatkan pengalaman Anda dalam hal yang serupa di masa depan, ada beberapa langkah yang dapat Anda ambil setelah belajar dari peristiwa kodrati dalam pendidikan yaitu refleksi, evaluasi, perkembangan strategi, dan berbagi pengalaman. Dalam praktiknya, pendidikan Kodrat menurut Ki Hajar Dewantara berarti memberikan kesempatan kepada setiap individu untuk mengembangkan potensi mereka secara menyeluruh, memahami dan menghargai nilai-nilai budaya lokal, serta mempersiapkan mereka untuk menjadi individu yang berdaya guna dan berkontribusi dalam masyarakat. Pendekatan pendidikan Kodrat ini sangat sesuai dengan nilai-nilai pendidikan yang berpusat pada peserta didik (learner-centered), yang mengakui keunikan dan keberagaman setiap individu serta menekankan pentingnya memahami konteks sosial, budaya, dan lingkungan tempat individu tersebut tumbuh dan berkembang.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image