Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syahrial, S.T

Puasa Jalan Tol Menuju Darus Salam: Mengendalikan Lidah, Kemaluan, dan Akhlak

Agama | 2024-03-30 06:13:14
Dokumen Liputan 6

"Puasa menjinakkan nafsu, memperbaiki akhlak, dan membuka pintu kemuliaan abadi."

Bulan Ramadhan, bulan penuh berkah yang dinanti oleh seluruh umat Muslim di seluruh penjuru dunia. Bukan hanya sebagai momentum untuk menjalankan ibadah puasa, Ramadhan juga menjadi momen istimewa untuk meningkatkan kualitas spiritual dan akhlak diri. Salah satu ajaran berharga yang terkandung dalam ibadah puasa adalah menjaga lisan dan kemaluan dari perbuatan tercela dan dosa. Jika disadari dan diamalkan dengan sungguh-sungguh, praktik ini dapat membawa manusia kepada puncak kemuliaan surgawi yang dijanjikan oleh Allah dalam firman-Nya:

"Orang-orang yang berpuasa akan mendapat pahala yang tidak terhingga di sisi Allah, yaitu mereka dimuliakan dengan masuk surga yang bernama Darus Salam." (HR. Ibnu Majah)

Mengekang nafsu melalui puasa merupakan langkah awal dalam proses penyucian jiwa. Lidah, sebagai anggota tubuh yang begitu sering digunakan untuk berkomunikasi, memiliki potensi besar untuk menjadi sumber kesalahan dan dosa. Ungkapan kasar, fitnah, mencaci maki, dan perkataan-perkataan buruk lainnya kerap kali terlontar begitu saja tanpa kendali.

Inilah yang menjadi salah satu fokus utama dalam ibadah puasa, yaitu mengendalikan lisan agar terhindar dari perbuatan tercela seperti itu. Dengan menjaga lisan, kita tidak hanya menghindari dosa, tetapi juga mempraktikkan akhlak mulia dalam berkomunikasi dengan sesama, seperti sabda Rasulullah:

"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia berkata baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim)

Di sisi lain, kemaluan juga menjadi sasaran utama dalam pengendalian nafsu selama menjalankan ibadah puasa. Syahwat dan hasrat seksual yang tidak terkendali dapat menjerumuskan manusia ke dalam perbuatan zina dan dosa-dosa lainnya yang dilarang oleh agama. Oleh karena itu, menjaga kemaluan dari perbuatan maksiat menjadi bagian penting dalam proses penyucian diri selama bulan Ramadhan. Pengendalian nafsu ini bukan hanya terbatas pada hubungan seksual, tetapi juga mencakup segala bentuk perilaku dan pemikiran yang dapat menjerumuskan ke dalam dosa, sebagaimana firman Allah:

"Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela." (QS. Al-Mu'minun: 5-6)

Namun, ibadah puasa tidak hanya terbatas pada pengendalian lisan dan kemaluan semata. Ada dimensi lain yang tak kalah penting, yaitu perbaikan akhlak dalam berinteraksi dengan sesama manusia. Selama bulan Ramadhan, umat Muslim dituntut untuk mempraktikkan akhlak mulia seperti kesabaran, rendah hati, peduli sesama, dan berbuat baik kepada orang lain. Ini sejalan dengan ajaran agama yang menekankan pentingnya membangun hubungan harmonis dengan sesama manusia, terlepas dari latar belakang suku, ras, atau agama mereka, sebagaimana sabda Rasulullah:

"Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang terbaik akhlaknya." (HR. Tirmidzi)

Dengan menjaga lisan, kemaluan, dan memperbaiki akhlak dalam berinteraksi dengan manusia, umat Muslim telah menjalankan tiga pilar utama dalam ibadah puasa. Inilah yang kemudian menjadi jalan menuju kemuliaan surgawi, sebagaimana dijanjikan oleh Allah dalam firman-Nya: "... maka mereka pun akan mendapatkan kehormatan dengan mendapatkan karamah (kemuliaan) dari Allah, yakni dengan dimasukkan ke dalam surga Darus Salam."

Surga Darus Salam, tempat kediaman abadi yang penuh dengan kemuliaan dan kebahagiaan tiada tara. Inilah ganjaran terindah bagi mereka yang mampu menjalani ibadah puasa dengan sepenuh hati dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kemuliaan surgawi ini tidak hanya terbatas pada dimensi fisik semata, tetapi juga mencakup kemuliaan spiritual yang abadi. Jiwa-jiwa yang telah disucikan melalui proses pengendalian nafsu dan perbaikan akhlak akan mendapatkan kedudukan yang mulia di sisi Allah.

Namun, perlu disadari bahwa mencapai kemuliaan surgawi ini bukanlah perkara yang mudah. Diperlukan kesungguhan dan komitmen yang kuat untuk mempraktikkan ajaran-ajaran mulia ini dalam kehidupan sehari-hari, bahkan setelah bulan Ramadhan berlalu. Tantangan dan godaan akan selalu hadir, mencoba menggoyahkan keteguhan iman dan menyesatkan manusia dari jalan kebenaran. Oleh karena itu, diperlukan kekuatan iman dan ketaqwaan yang kokoh untuk menghadapi segala rintangan tersebut, sebagaimana firman Allah:

"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-Ankabut: 69)

Melalui artikel ini, saya mengajak seluruh umat Muslim untuk merenungkan kembali makna dan hikmah yang terkandung dalam ibadah puasa. Bukankan kita semua mendambakan kemuliaan surgawi yang dijanjikan oleh Allah? Jika demikian, marilah kita mulai dari diri sendiri, dengan menjaga lisan dan kemaluan dari perbuatan tercela, serta memperbaiki akhlak dalam berinteraksi dengan sesama manusia. Hanya dengan cara ini, kita akan mendapatkan kehormatan yang sesungguhnya, yaitu kehormatan surgawi yang abadi.

Semoga artikel ini dapat memberikan inspirasi dan motivasi kepada kita semua untuk menjadi pribadi yang lebih baik, baik dalam ibadah maupun dalam interaksi sosial. Marilah kita bersama-sama menapaki jalan menuju kemuliaan surgawi yang telah dijanjikan oleh Allah. Wallahu a'lam bisshawab.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image