Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Siti Conieta Farren Universitas Airlangga Bah

Di Jepang Ada Perayaan Ulang Tahun Pertama? Kepoin Yuk!!

Edukasi | Friday, 29 Mar 2024, 23:25 WIB

Jepang dikenal dengan budaya dan tradisinya yang kaya sekaligus menyimpan sejuta makna di balik budaya dan tradisinya. Salah satu budaya dan tradisi yang menjadi fokus pembahasan kali ini adalah perayaan ulang tahun pertama atau dalam bahasa Jepang adalah Hatsu Tanjou. Perayaan ini merupakan momen terpenting dan momen yang paling pertama dalam kehidupan seseorang.

Perayaan hatsu tanjo ini merupakan perayaan yang penting bagi setiap anak yang baru lahir. Hal ini dikarenakan terdapat carita di balik perayaan tersebut. Pada saat perang dunia kedua, ada banyak sekali anak dan bayi di Jepang yang meninggal dunia saat usianya belum mencapai satu tahun. Hal ini dikarenakan berbagai faktor, baik eksternal maupun internal, yaitu kekurangan gizi, kelainan, sakit, terluka parah akibat perang, polusi dimana-mana saat perang, dan masih banyak lagi. Maka dari itu, perayaan ini dibuat sebagai wujud rasa syukur karena hingga saat ini banyak anak dan bayi di Jepang yang tumbuh sehat dan bias mencapai usia satu tahun.

Perayaan ini dirayakan sekaligus untuk meminta doa dan meramalkan masa depan seorang anak dengan ditandainya dengan berbagai macam ritual dan rangkaian proses yang memiliki makna dan tujuannya sendiri. Terdapat dua ritual yang bisa disebut sebagai hal utama yang harus dilakukan dalam perayaan hatsu tanjo, yaitu isshou mochi dan erabitori.

1. ISSHO MOCHI

Saat seorang anak merayakan ulang tahun pertamanya di Jepang, biasanya mereka memperingatinya dengan ritual isshou mochi (kue beras). Ritual atau tradisi ini tidak harus dirayakan tepat pada hari ulang tahun anak, tetapi juga bisa dirayakan seminggu sebelum atau seminggu setelah anak berulang tahun. Karakter kanji issho (一升) pada issho mochi memiliki pelafalan yang sama dengan karakter kanji issho (一生) yang artinya seumur hidup, Oleh karena itu tradisi ini melambangkan wujud permohonan agar anak tidak akan mengalami kesulitan dalam hal makanan di sepanjang hidupnya.

Dalam ritual ini, anak diminta untuk membawa kue beras yang beratnya 2 kg. Walaupun ada beberapa anak yang berhasil membawanya sambal berdiri, beban tersebut umumnya cukup berat untuk dibawa olah anak yang berusia satu tahun. Sekarang banyak sekali orang tua yang tidak tega dan merasa kasihan jika melihat anaknya mengangkat kue beras yang terlalu berat. Maka dari itu, banyak dari mereka memilih cara dengan menginjakkan kaki ke kue beras, fumi mochi. Hal ini juga memiliki makna, yaitu sebagai wujud permohonan umur yang panjang, karena jika memiliki kaki yang kuat, dipercaya akan membawa seorang sepanjang hidup di jalan yang benar.

issho mochi (melambangkan kehidupan anak yang dipenuhi dengan rasa bahagia dan harmonis)

2. ERABITORI

Ritual atau tradisi selanjutnya di perayaan ini adalah ritual erabitori. Kata erabitori diambil dari dua kata bahasa Jepang yang artinya mengambil dan memilih. Tradisi ini mirip dengan tradisi di Tiongkok (Zhuazhou) dan di Korea (Doljabi). Di dalam ritual ini, anak diminta untuk mengambil dan memilih barang yang sudah disiapkan oleh orang tuanya.

Tradisi ini dipercayai dan diyakini dapat meramalkan masa depannya, seperti bakat, profesi, dan kepribadian seorang anak berdasarkan barang yang diambilnya. Barang pertama yang diambil akan meramalkan atau memprediksi kepribadian mereka, sementara barang kedua akan memprediksi profesi mereka di masa depan. Sebelum erabitori dilakukan, barang yang akan dipakai akan didiskusikan terlebih dahulu bersama keluarga. Berikut adalah barang yang biasanya masyarakat Jepang gunakan untuk erabitori,

anak sedang melakukan ritual erabitori

1. Kalkulator dan sempoa

Anak akan pandai matematika dan diprediksi akan menjadi seorang pebisnis.

2. Pena

Anak akan pandai dalam belajar dan diprediksi akan menjadi seorang penulis.

3. Gunting

Anak akan mahir membuat suatu karya dari tangannya dan diprediksi akan menjadi seorang perancang busana dan penata rambut.

4. Sendok dan sumpit

Anak akan mahir dalam bidang memasak dan diprediksi akan menjadi seorang koki.

5. Uang

Anak akan menjadi seorang yang kaya raya dan tidak perlu khawatir masalah uang.

6. Bola dan sepatu

Anak akan mahir dalam olahraga dan diprediksi akan menjadi atlet

7. Stetoskop

Anak akan memiliki pekerjaan di bidang kesehatan, seperti dokter, perawat, dan lain-lain.

Masih banyak lagi barang lain yang bisa digunakan. Seiring berkembangnya zaman, banyak orang tua yang mengganti bendanya menjadi kartu karena mudah ditemui dan juga aman untuk anak.

REFERENSI

Hulubas, A. (2020). Taking Hold Of The Future: Activie Childbirth Practices and Beliefs In Romania (In The Home Country And In Migaration). Active Childbirth Practices and Beliefs in Romania, 204-207.

Khairunnisa, A. (2015). Upacara Kelahiran di Jepang . Kertas Karya, 1-3.

Sofue, T. (n.d.). Childhood Ceremonies in Japan: Regional and Local Variations. Ethnology, 148-150.

Violetta, P. Y. (2017). Studi Komparatif Ritual Tedhak Siten di Jawa dan Hatsu Tanjo di Kyushu Jepang. Doctoral dissertation, 4-8.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image