Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rahmat Heryanto

Mengurus Rumah Tangga: Pekerjaan Mulia yang Sering Dipandang Sebelah Mata

Parenting | Friday, 29 Mar 2024, 00:21 WIB

Setiap manusia yang hidup di dunia memiliki hak untuk menentukan hidupnya akan menjadi apa dan seperti apa. Dalam menentukan jalan hidup, kita akan menemui berbagai macam profesi atau kegiatan yang dapat kita pilih atau akan kita jalani. Dari berbagai macam pilihan yang ada, biasanya kita akan cenderung memilih kegiatan atau profesi yang kita sukai atau sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki.

Dari sekian banyaknya pilihan tersebut, ada salah satu profesi yang selalu dikaitkan dengan perempuan yaitu mengurus rumah tangga. Kegiatan mengurus rumah tangga selalu identik dengan perempuan sehingga munculnya sebuah profesi “Ibu Rumah Tangga”. Profesi ini tidak sama dengan profesi lainnya karena tidak membantu income atau pendapatan keluarga.

Fenomena yang terjadi saat ini adalah banyaknya penilaian terhadap suatu profesi atau kegiatan berdasarkan pada seberapa banyak nilai uang yang dihasilkan. Hal tersebut menyebabkan munculnya anggapan bahwa profesi yang tidak menghasilkan uang adalah profesi yang mudah dan sering dipandang rendah. Dari situlah kenapa profesi sebagai ibu rumah tangga sering dihindari orang sebagian besar wanita, dan lebih memilih menjadi wanita karier (wanita yang bekerja).

Ibu rumah tangga sebenernya merupakan sebuah aktualisasi dari seorang perempuan yang membutuhkan dedikasi dan kesabaran yang sangat tinggi. Hasil yang dicapai oleh seorang ibu rumah tangga tidak bisa dinilai dengan nominal uang karena nilainya yang sangat tinggi dalam menciptakan generasi yang berkarakter dan memiliki etika yang baik dalam bermasyarakat. Maka dari itu tidak benar rasanya apabila ada yang menyatakan bahwa untuk menjadi ibu rumah tangga tidak memerlukan pendidikan yang tinggi. Padahal bukan merupakan suatu kesalahan apabila seorang perempuan yang memiliki pendidikan tinggi memilih untuk mengurus rumah tangga dan membantu suaminya dalam mendidik anak-anaknya dirumah.

Ibu yang sedang sibuk mengurus rumah tangga (Sumber : www.freepik.com)

Perempuan yang sudah dan akan memilih untuk mengurus rumah tangga, tidak perlu merasa minder ataupun rendah diri karena menjadi ibu rumah tangga bukan suatu kesalahan. Meskipun pada perjalanan menjadi ibu rumah tangga tidak mudah dan memerlukan kesabaran yang lebih, mengingat pekerjaan mengurus rumah tangga tidak ada habisnya karena dilakukan secara berulang seperti menyapu, memandikan anak, memasak, dll sehingga akan menimbulkan kelelahan yang mengakibatkan ibu rumah tangga lebih rentan mengalami stress. Selain itu, mengurus rumah tangga juga menyebabkan seseorang menjadi lebih temperamental. Hal ini apabila tidak dikelola dengan baik maka akan berpengaruh juga terhadap pola asuh kepada anak.

Stress tersebut dapat dihindari apabila suami berperan aktif dalam mengurus rumah tangga, karena pada prinsipnya bukan suami yang membantu pekerjaan istri di rumah melainkan istri lah yang membantu suami untuk mengurus rumah tangga. Selain itu, berikanlah waktu me time kepada istri seperti misalnya apabila hari libur suami menggantikan istri untuk menjaga anak-anak, atau belikan makanan kesukaannya sebagai mood booster agar menghilangkan penat selama melakukan pekerjaan rumah.

Mengurus rumah tangga bukan merupakan kewajiban seseorang baik itu suami ataupun istri, melainkan tanggung jawab bersama antara suami dan istri. Maka dari itu mulailah ajak istri berbicara dan lakukanlah pembagian tugas dalam mengurus rumah tangga karena suatu pekerjaan yang dianggap berat sekalipun akan terasa lebih ringan apabila dilakukan bersama-sama, apalagi kita melakukan pekerjaan tersebut dengan orang yang kita sayangi. Mengurus rumah tangga bersama-sama akan menciptakan keharmonisan dalam suatu hubungan rumah tangga.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image