Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhammad Anja Faiz

The Self dan Peranannya dalam Pembelajaran Matematika

Pendidikan dan Literasi | Sunday, 17 Mar 2024, 00:18 WIB
by: https://www.instagram.com/p/Cer3r0ehtUL/?utm_source=ig_web_copy_link&igsh=MzRlODBiNWFlZA==

The Self dan Peranannya dalam Pembelajaran Matematika

A. Self (diri)

Self sudah lama menjadi pembahasan serius dari filsafat. Pembahasan tentang self juga ditemukan pada konteks religuitas dan teologis. Banyak ilmuwan yang punya pendapat masing-masing tentang self tersebut, diantara lain:

1. James

Self adalah suatu hal yang berfungsi untuk memahami perilaku manusia.

2. Olson

Pertama, self tidak sama dengan orang. Akan tetapi, setiap orang mempunyai self. Kedua, self diartikan sebagai kepribadian.

3. Wuclud, Eckert, Tesser

Self merupakan keseluruhan atau bagian dari kepribadian seseorang.

4. Cattel dan Lecky

Self adalah sesuatu yang mengorganisasikan dan menyatukan traits dan kekuatan dari kepribadian (self lebih luas dari kepribadian).

5. Leary, McDonald, dan Tangney

Self bisa dipandang menjadi beberapa macam, antara lain:

a. Self merupakan total person (keseluruhan pribadi/individu).

b. Self merupakan kepribadian.

c. Self merupakan subyek yang mengalami (as experiencing subject)

d. Self merupakan executive agent atau sebagai pengambil keputusan dan doer yang meregulasi perilaku seseorang.

e. Self merupakan kepercayaan terhadap diri-sendiri atau sebagai persepsi, pikiran, dan perasaan terhadap diri sendiri.

Setelah muncul lima pengertian dari Leary dan temannya tersebut, beliau membuat definisi lain yaitu “kelengkapan psikologis yang memungkinkan refleksi diri berpengaruh terhadap pengalaman kesadaran yang mendasari semua jenis persepsi, kepercayaan, dan perasaan tentang diri sendiri. Serta memungkinkan seseorang untuk meregulasi perilakunya sendiri.” Definisi tersebut menggabungkan self as experiencing, executive agents, belief about one self.

Usaha individu dalam memahami diri sendiri akan mempengaruhi cara pandang dan bentuk perlakuan kita. Dengan itu kita bisa membangun fungsi informasi mengenai persamaan dan perbedaan yang nantinya akan menjadi standar didalam mengevaluasi orang lain.

B. Peran Self dalam Pembelajaran Matematika

Self merupakan peran penting dalam pembelajaran matematika karena motivasi, ketekunan, kesungguhan, dan keinginan sendiri bisa mempengaruhi kemampuan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran matematika. Siswa yang bersikap negatif terhadap pembelajaran matematika tentunya bisa mempersulit daya pikir siswa dalam mengerjakan soal matematika. Contohnya jika terdapat siswa yang malas mendengar tentang matematika baik hal kecil maupun besar, itu bisa dipastikan jika di kelas, siswa tersebut tentunya tidak mendengar penjelasan saat guru matematika menjelaskan suatu hal di depan.

Sebaliknya jika siswa selalu bersikap positif terhadap pembelajaran matematika , itu akan bisa membuat siswa tersebut cenderung lebih yakin dan bisa dalam mengikuti pembelajaran matematika tersebut baik terdapat tantangan tantangan maupun tidak. Contohnya jika terdapat siswa yang selalu percaya diri dan yakin bahwa dia bisa, itu akan mudah dalam mengikuti pembelajaran matematika. Karena meskipun dia awalnya tidak paham, dia tentunya akan berusaha sampai dirinya paham.

Selain itu, siswa yang mempunyai self-efficacy (keyakinan siswa agar berhasil dalam pembelajaran) yang tinggi akan bisa membuat motivasi siswa dalam mengerjakan tugas matematika. Namun, jika siswa mempunyai self-efficacy yang rendah itu membuat dia semakin menjauh dengan matematika. Selain itu, dia akan merasa susah dan mudah menyerah dalam menghadapi rintangan yang menghadapinya.

Link e-book: https://drive.google.com/file/d/1FovmnUXs0djmQr5aiTw10LGzdmJT0T6i/view?usp=drive_link

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image