Lisan yang Terjaga, Kehidupan yang Damai
Agama | 2024-03-13 09:11:12Lisan merupakan salah satu anugerah terbesar yang diberikan Allah kepada manusia. Dengan lisan, kita dapat berkomunikasi, menyampaikan gagasan, dan menjalin hubungan dengan sesama. Namun, di balik kekuatannya, lisan juga menyimpan bahaya yang dapat merusak kehidupan kita jika tidak dijaga dengan baik. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah bersabda, "Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaknya ia berkata-kata baik atau ia diam." Ini menegaskan pentingnya menjaga lisan dari perkataan yang dapat membahayakan diri sendiri maupun orang lain.
Syaikh Shalih al-Fauzan, seorang ulama besar, mengatakan bahwa "Sesuatu yang paling berbahaya bagi manusia adalah lisannya." Perkataan ini mengandung kebenaran yang mendalam. Lisan dapat menjadi sumber kebahagiaan atau kesengsaraan, tergantung pada bagaimana kita menggunakannya. Kata-kata yang baik dapat menyejukkan hati, memperkuat hubungan, dan membawa keberkahan. Sebaliknya, kata-kata yang buruk dapat melukai perasaan, menghancurkan persahabatan, dan membawa petaka.
Dalam ajaran Islam, kita diperintahkan untuk senantiasa menjaga lisan dari perkataan yang tidak berguna, mengolok-olok, menggunjing, atau berbohong. Rasulullah telah memberikan petunjuk yang sangat jelas mengenai pentingnya mengendalikan lisan. Beliau bersabda, "Barang siapa menjamin kepadaku apa yang ada di antara kedua rahangnya dan apa yang ada di antara kedua kakinya, maka aku akan menjamin baginya surga" (HR. Bukhari). Ini menunjukkan bahwa mengendalikan lisan dan anggota tubuh lainnya merupakan kunci untuk meraih kebahagiaan di akhirat.
Ketika kita mampu mengendalikan lisan, kita akan menguasai seluruh anggota tubuh kita. Perkataan yang baik akan membawa pengaruh positif pada tindakan dan perilaku kita. Sebaliknya, jika lisan menguasai diri kita, kita tidak akan dapat menjaga perkataan kita dari bahaya yang dapat merugikan kehidupan agama dan dunia kita. Masalah akan menghampiri kita dari berbagai arah, dan kehidupan kita akan menjadi kacau balau. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga lisan agar selalu berkata baik dan benar.
Salah satu dampak buruk dari tidak menjaga lisan adalah munculnya perselisihan dan perpecahan. Kata-kata yang kasar, hinaan, dan cercaan dapat memicu permusuhan dan kebencian di antara sesama manusia. Sebaliknya, kata-kata yang lembut dan penuh kebijaksanaan dapat meredam ketegangan dan menciptakan kedamaian. Seperti yang disebutkan dalam Al-Quran, "Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung" (QS. Ali Imran: 104). Dengan menjaga lisan, kita dapat menjadi bagian dari golongan yang menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran.
Selain itu, menjaga lisan juga penting dalam menjaga hubungan baik dengan sesama manusia. Ghibah (menggunjing), fitnah, dan perkataan buruk lainnya dapat merusak kepercayaan dan menyakiti perasaan orang lain. Sebaliknya, kata-kata yang baik dan tulus dapat mempererat tali silaturahmi dan memperkuat ikatan persaudaraan. Rasulullah SAW sendiri dikenal sebagai sosok yang sangat menjaga lisannya dan selalu berkata dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang kepada siapa pun.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali dihadapkan pada situasi yang menguji kesabaran dan pengendalian diri kita. Saat menghadapi provokasi atau perlakuan tidak menyenangkan, kita harus mampu menahan diri dari membalas dengan kata-kata yang menyakitkan. Sebaliknya, kita harus berusaha untuk tetap tenang dan merespons dengan bijak dan santun. Dengan demikian, kita dapat mencegah terjadinya konflik yang lebih besar dan menjaga kedamaian dalam hidup kita.
Oleh karena itu, marilah kita senantiasa menjaga lisan kita dari perkataan yang buruk. Rasulullah telah memberikan contoh yang sempurna dalam hal ini. Beliau dikenal sebagai seorang yang sangat memperhatikan kata-katanya, selalu berkata dengan bijak dan penuh hikmah. Dengan mencontoh Rasulullah, kita akan mampu mengendalikan lisan kita dan membawa kedamaian dalam kehidupan kita sendiri serta lingkungan di sekitar kita. Semoga Allah senantiasa memberikan petunjuk dan kekuatan kepada kita untuk menjaga lisan kita dari keburukan dan kehinaan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.