Apa Dampak Pemanfaatan E-Babysitter bagi Relasi Orangtua-Anak?
Gaya Hidup | 2024-03-05 18:37:15MEMANFAATKAN TV dan tablet sebagai “e-babysitter” benar-benar mengurangi waktu yang dihabiskan balita untuk berinteraksi dengan orang tua atau pengasuh lainnya. Demikian menurut penelitian terbaru.
Tim peneliti Australia menyebut fenomena ini sebagai “technoference” -- sebuah skenario di mana “paparan anak-anak terhadap screen time mengganggu kesempatan mereka untuk berbicara dan berinteraksi di lingkungan rumah mereka.”
Pedoman terbaru dari American Academy of Pediatrics untuk anak-anak usia 2 hingga 5 tahun merekomendasikan "tidak lebih dari 1 jam per hari [penggunaan media], untuk memberikan anak-anak waktu yang cukup untuk terlibat dalam aktivitas lain yang penting bagi kesehatan dan perkembangan mereka."
Sayangnya, banyak balita yang terpapar layar dengan tingkat yang jauh lebih tinggi dari itu.
Dalam penelitian terbaru tersebut, para peneliti yang dipimpin oleh Mary Brushe, dari University of Western Australia di Adelaide, melacak jumlah waktu menatap layar yang rata-rata dikonsumsi balita dari 220 keluarga setiap harinya.
Mereka juga memantau berapa banyak waktu yang dihabiskan anak-anak tersebut untuk mengobrol dengan orang tuanya. Anak-anak dipantau dari usia 12 bulan hingga 36 bulan.
Tim peneliti menggunakan teknologi canggih untuk melacak semua ini: setiap enam bulan, anak-anak menghabiskan satu hari dengan mengenakan kaos atau rompi khusus yang dilengkapi dengan monitor sensitif.
Monitor tersebut melacak dan membedakan antara kebisingan elektronik (yang dipancarkan oleh layar) dan bahasa yang diucapkan oleh anak, orang tua, atau orang dewasa lainnya.
Temuan utama penelitian ini jelas yaitu peningkatan waktu menatap layar dikaitkan dengan penurunan jumlah pembicaraan orangtua-anak. Demikian tim peneliti menemukan.
Pada usia 3 tahun, rata-rata anak dalam penelitian ini menonton beberapa jenis layar selama 2 jam 52 menit setiap hari.
“Untuk setiap menit tambahan waktu menonton, anak-anak mendengar lebih sedikit kata-kata orang dewasa, mengucapkan lebih sedikit vokalisasi, dan terlibat dalam lebih sedikit interaksi,” tim peneliti menyimpulkan.
Lebih konkritnya, pada usia 3 tahun, setiap menit ekstra yang dihabiskan untuk menonton TV atau layar komputer dikaitkan dengan 6,6 lebih sedikit kata yang diucapkan dengan orang dewasa pada hari itu, kata tim peneliti.
Orang tua mungkin tidak menyadari dampak waktu layar terhadap perkembangan anak-anak dan mungkin “membutuhkan dukungan dalam memahami potensi hubungan waktu layar dengan anak-anak.
Berbicara kepada The New York Times, Sarah Kucker, pakar pengembangan bahasa dan media digital di Southern Methodist University di Dallas, menyebut temuan tim peneliti Australia itu “mengesankan.”
“Media tidak akan hilang begitu saja,” kata Kucker. “Tetapi, memperhatikan bagaimana dan kapan media digunakan mungkin merupakan jalan yang baik di masa depan,” sambungnya.***
Sumber: United Press International
--
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.