Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image jok

Peneliti Temukan Objek yang 500 Triliun Kali Lebih Terang daripada Matahari

Iptek | Monday, 26 Feb 2024, 09:45 WIB
Quasar, objek ruang angkasa yang lebih terang daripada matahari. Foto: M Kornmesser/ESO via Associated Press.

PARA astronom mengatakan bahwa mereka mungkin telah menemukan objek paling terang yang pernah diamati di alam semesta.

Penemuan ini melibatkan objek ruang angkasa jauh yang dikenal sebagai quasar. Badan antariksa Amerika, NASA, mendeskripsikan quasar sebagai "lubang hitam supermasif yang sangat terang, jauh, dan aktif, yang massanya jutaan hingga milyaran kali massa matahari."

Cahaya quasar "mengalahkan" semua bintang lain dan "semburan dan anginnya membentuk" galaksi, tambah NASA.

Sebuah tim yang dipimpin oleh para peneliti Australia berhasil mengidentifikasi quasar super terang tersebut. Teleskop milik European Southern Observatory (ESO), yang berbasis di Chili bagian utara, mengumpulkan sebagian besar data. Data tambahan berasal dari Observatorium Siding Spring di Australia.

Para peneliti memperkirakan quasar yang memecahkan rekor ini setidaknya 500 triliun kali lebih terang dari matahari kita. Tim peneliti juga mencatat bahwa lubang hitam yang menjadi sumber tenaga objek tersebut lebih dari 17 milyar kali lebih besar daripada matahari.

Quasar tersebut berjarak sekitar 12 miliar tahun cahaya dari Bumi. Quasar ini diperkirakan sudah ada sejak masa awal alam semesta. Satu tahun cahaya adalah jarak yang ditempuh cahaya dalam satu tahun, yaitu sekitar 9,5 triliun kilometer.

Objek tersebut sudah diketahui dan telah dipelajari sebelumnya. Namun, para ilmuwan mengatakan bahwa objek tersebut salah diidentifikasi di masa lalu sebagai bintang. Quasar yang baru diidentifikasi ini sangat besar sehingga lubang hitamnya dapat dengan mudah menelan setidaknya satu matahari per hari, kata tim peneliti.

Para peneliti baru-baru ini melaporkan temuan mereka dalam sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Nature Astronomy.

Quasar hanya tampak sebagai titik kecil dalam foto. Tapi, para ilmuwan mengatakan bahwa mereka membayangkan quasar itu merupakan tempat yang sangat kuat dan aktif. Tim peneliti mengatakan, lubang hitam itu diduga memiliki piringan yang bersirkulasi yang berisi gas dan materi lain dari bintang-bintang yang tertelan. Piringan tersebut berputar terus menerus seperti badai yang sangat kuat dan aktif.

"Quasar ini merupakan tempat paling ganas yang kita ketahui di alam semesta," kata penulis utama studi ini, Christian Wolf, seorang astronom dan profesor di College of Science, Australian National University.

European Southern Observatory pertama kali menemukan objek tersebut, yang dikenal sebagai J0529-4351, pada tahun 1980. Saat itu, objek tersebut diidentifikasi atau diklasifikasikan sebagai bintang. Kemudian tahun lalu, objek tersebut diidentifikasi sebagai quasar.

Pengamatan terbaru dan pemodelan komputer menunjukkan bahwa quasar tersebut mengambil materi dalam jumlah yang setara dengan sekitar 370 matahari per tahun, atau sekitar satu matahari per hari. Tim astronom mengatakan bahwa pengamatan lebih lanjut akan diperlukan untuk memahami laju pertumbuhan objek tersebut.

Priyamvada Natarajan, seorang profesor astronomi dan fisika di Universitas Yale, yang bukan bagian dari penelitian, mengatakan kepada Associated Press bahwa hal yang menarik dari quasar ini adalah ia bersembunyi di tempat yang tidak terlihat dan sebelumnya diklasifikasikan sebagai bintang.

Sementara itu, peneliti pendamping, Christopher Onken, menyatakan sungguh mengejutkan bahwa quasar ini masih belum diketahui hingga saat ini. "Padahal, kita sudah mengetahui ada sejuta quasar yang tidak terlalu mengesankan," katanya.

Para peneliti mengatakan bahwa menemukan dan mempelajari lubang hitam supermasif yang jauh bisa membantu para astronom mempelajari detil-detil penting mengenai kelahiran dan perkembangan alam semesta awal. Namun, pemimpin penelitian, Christian Wolf, mengatakan bahwa ia juga mendapatkan kesenangan dari pencarian itu sendiri.

"Secara pribadi, saya menyukai pengejaran ini," katanya dalam sebuah pernyataan. "Selama beberapa menit dalam sehari, saya merasa seperti anak kecil lagi, bermain berburu harta karun. Dan sekarang, saya membawa semua yang saya pelajari ke meja kerja," sebutnya.

Penelitian di masa depan diharapkan berpusat pada sejarah quasar dan mengukur pertumbuhan dan perkembangannya. Tim peneliti mencatat bahwa sebagian dari data ini akan lebih mudah dikumpulkan setelah Very Large Telescope menerima peningkatan instrumen.

Selain itu, European Southern Observatory juga berencana untuk meluncurkan pengamat masa depan, yang disebut Extremely Large Telescope (ELT), di Gurun Atacama, Chili. Teleskop tersebut, menurut para peneliti, akan memperbaiki metode identifikasi dan studi yang ada saat ini untuk mengenali objek-objek yang lebih jauh.***

Sumber: Associated Press, Voice of America

--

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image