Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image ashira bita

GAYA KEPEMIMPINAN VISIONER DALAM MEMIMPIN

Politik | Thursday, 13 Jan 2022, 16:49 WIB

Kepemimpinan adalah hal yang penting dan utama dalam setiap pembahasan mengenai kemajuan suatu kelompok, organisasi, bangsa dan negara. Dari tangan pemimpin itulah suatu kelompok, organisasi, bangsa dan negara akan terlihat arah, dinamika dan kemajuan-kemajuan yang dihasilkannya karena pemimpin merupakan sosok yang memberikan instruksi kepada bawahan agar dapat mengerti atas apa yang harus dilakukan.

Menurut Veithzal Rivai (2013;3), Kepemimpinan adalah suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota klompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi, sehingga dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan faktir yang sangat penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi.

Kepemimpinan Visioner

Kepemimpinan visioner adalah kemampuan pemimpin dalam mencipta, mer- umuskan, mengkomunikasikan, mensosialisasikan, menstranformasikan, dan mengimplementasikan pemikiran-pemikiran ideal yang berasal dai dirinya atau se- bagai hasil interaksi sosial antar-anggota organisasi dan stakeholders yang diyakini sebagai cita-cita organisasi pada masa depan yang harus diraih atau diwujudkan melalui komitmen semua personil. Kepemimpinan visioner memiliki karakteristik khas yang menjadi dasar untuk mengetahui gambaran sikap dan perilaku pemimpin yang memiliki orientasi pada visi.

Seorang pemimpin visioner harus bisa menjadi penentu arah, agen perubahan, juru bicara, dan pelatih. Oleh karena itu seorang pemimpin visioner harus:

1. Menyusun arah dan secara personal sepakat untuk menyebarkan kepemimpinan visioner ke seluruh organisasi

2. Memberdayakan para karyawan dalam bertindak untuk mendengar da mengawasi umpan balik

3. Selalu memfokuskan perhatian dalam membentuk organisasi mencapai potensi terbesarnya.

Kebutuhan akan pemimpin Visioner

Mitos the Intensity berpandangan bahwa seorang pemimpin harus bisa bersikap tegas dan galak karena pekerja itu pada dasarnya baru akan bekerja jika didorong dengan cara yang keras. Pada kenyataannya kekerasan mempengaruhi peningka- tan produktivitas kerja hanya pada awal-awalnya saja, produktivitas seterusnya tidak bisa dijamin. Kekerasan pada kenyataannya justru dapat menumbuhkan keterpak- saan yang akan dapat menurunkan produktivitas kerja.

Sebab Keberhasilan pemimpin Visioner

Dalam kepemimpinan visioner, apa yang harus dipelajari untuk dilaksanakan oleh para pemimpin adalah dengan mengembangkan arsitektur sosial yang men- dorong orang-orang yang amat cerdas yang kebanyakan memiliki ego yang juga amat besar untuk bekerja bersama dengan berhasil dan untuk terpacu memanfaat- kan kreativitas mereka sendiri. Sedangkan penyebab keberhasilan pemimpin yang visioner antara lain :

1. Kemampuan untuk memiliki kesadaran diri dan harga diri yang mampu mendeteksi dimana terdapat khasanah kompetensi yang akan dibutuhkan, tanpa merasa terancam oleh kebutuhan untuk berubah (terwujud dalam kemampuan di- agnosis untuk memahami hal-hal baru apa yang diperlukan, dilupakan/unlearned, ditambah dengan keluwesan perilaku untuk berubah).

2. Memiliki batas-batas organisasi yang cukup ber- pori-pori dan dapat ditem- bus, agar dapat melihat hal-hal (terwujud dalam kemampuan untuk melihat ke de- pan hal-hal baru sebelum orang lain dapat melihatnya dengan dunia luar memiliki batas-batas organisasi yang berpori-pori dan dapat dirembesi oleh info yang diper- lukan).

Kepemimpinan visioner yang berhasil, tidak tergantung pada maskulinitas/ feminitas, bukan perkara menjadi garang, lembut atau asertif (menyatakan sesuatu secara tegas) ataupun perasa, tetapi tergantung pada atribut kepemimpinan yang dimiliki semua pemimpin, baik laki-laki atau wanita, yaitu:

1. Pemahaman akan tujuan yang jelas dan tertentu, terwujud dalam perilaku yang dapat membedakan antara: - Memimpin/underled (melakukan hal-hal “yang” benar) dengan Mengelola/over manage (melakukan hal-hal “dengan” benar). - Man- ager (berfokus pada efisiensi, mengontrol secara efektif dan pintar dalam membuat berbagai kebijakan, praktek dan prosedur) dengan Pemimpin (menciptakan visi ke depan yang menarik dan mempersatukan semua orang dalam organisasinya).

2. Kemampuan untuk dengan jelas mengartikulasikan suatu visi (dalam mengkomunikasikannya secara sederhana dan menarik) dan menerapkan visi terse- but sesuai dengan diktum yang semua orang tahu kebenarannya

Tindakan bicara lebih Keras daripada kata-kata. Kepemimpinan yang berhasil, tidak tergantung pada maskulinitas/ feminitas, bukan perkara menjadi garang, lem- but atau asertif (menyatakan sesuatu secara tegas) ataupun perasa, tetapi tergan- tung pada atribut kepemimpinan yang dimiliki semua pemimpin, baik laki-laki atau wanita, yaitu:

1. Pemahaman akan tujuan yang jelas dan tertentu, terwujud dalam perilaku yang dapat membedakan antara: Memimpin/underled (melakukan hal-hal “yang” benar) dengan Mengelola/over manage (melakukan hal-hal “dengan” benar). - Man- ager (berfokus pada efisiensi, mengontrol secara efektif dan pintar dalam membuat berbagai kebijakan, praktek dan prosedur) dengan Pemimpin (menciptakan visi ke depan yang menarik dan mempersatukan semua orang dalam organisasinya).

2. Kemampuan untuk dengan jelas mengartikulasikan suatu visi (dalam meng- komunikasikannya secara sederhana dan menarik) dan menerapkan visi tersebut sesuai dengan diktum yang semua orang tau kebenarannya: Tindakan bicara lebih Keras daripada kata-kata.

3. Kemampuan untuk menciptakan kepercayaan (dengan fasih berkomunikasi dan menunjukkan kepedulian, sehingga dipandang orang lain sebagai orang yang dapat dipercaya dan mampu mempertahankan image itu, yang berarti juga mampu menunjukkan kompetensi dan konsistensi).

4. Kemampuan beradaptasi dan tahu sebanyak mungkin situasi yang dapat di- masuki.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image