Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Huda Pangestu

Berdagang yang baik menurut Rasulullah saw.

Eduaksi | Thursday, 13 Jan 2022, 14:41 WIB

Dalam bisnis atau usaha, pasut adalah hal biasa. Termasuk saat dihantam pandemi Covid-19 selama setahun lebih.

Meskipun saja ini ujian. Cobaan bagi seluruh umat manusia, tak terhubung dengan kamu untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dan atas kehendak-Nya.

Dalam kondisi ekonomi dan bisnis yang sedang sulit, banyak pengusaha gelap mata. berbagai cara jahat maupun menyimpang dari ajaran Islam agar barang dagangannya laris lagi dan omzet naik.

Padahal gak perlu pakai cara tak lazim, bahkan klenik agar bisnis berkembang pesat. Jadilah pengusaha seperti Nabi Muhammad SAW. garis usaha dengan cara baik, benar, dan sesuai dengan syariat Islam.

Berikut tips sukses berbisnis atau berbisnis yang diterapkan Rasulullah:

Bersikap jujur

Nah yang pertama adalah sikap jujur sikap jujur ini adalah hal yang utama dalam berbisnis agar bisnis makin lancar dan berkah.

Jujur merupakan salah satu sifat Nabi Muhammad. Yakni Shiddiq yang berarti jujur. Rasulullah selalu jujur dalam perkataan maupun perbuatannya, termasuk saat berdagang atau berbisnis.

Tidak menjual barang dagangan yang busuk atau tidak layak dijual yang di oplos dengan barang bagus itu tidak diperbolehkan dalam islam.

Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya para pedagang (pengusaha) akan dibangkitkan pada hari-hari sebagai para penjahat, kecuali pedagang yang bertakwa kepada Allah, berbuat baik dan jujur.” (HR.Tirmidzi).

Jual barang bukan kaleng-kaleng alias berkualitas baik

Saat berdagang, Rasulullah gak mau tuh jual barang yang kualitasnya kaleng-kaleng. Beliau menjual barang berkualitas baik agar tidak merugikan pembeli.

Dengan menjual kualitas bagus, pembeli tentu senang dengan barang tersebut. Apalagi kalau dapat harga murah, tapi kualitas gak murahan.

Ngambil untung sewajarnya

Setiap pedagang atau pengusaha pasti ingin untung. Gak ada yang mau rugi. Nah masalahnya, ada penjual yang mau untung gede.

Semua orang pasti ingin berdagang dengan modal yang sekecil - kecilnya tapi dapet untung berlipat - lipat supaya cepet kaya, tapi Rasulullah tidak mencontohkan hal yang seperti itu melainkan mengambil untung dengan sewajarnya supaya lebih berkah.

melakukan strategi pemasaran

Gak pengusaha zaman sekarang saja yang melakukan strategi pemasaran, Baginda Nabi pun sudah menerapkannya dulu.

Pertama, beliau membidik pasar sasaran. Tidak hanya menyasar pada target pasar tertentu saja, namun semua segmen dari kalangan bawah sampai atas.

Kedua, berpikir kreatif dan inovatif untuk menjual barangnya. Beliau menjalin hubungan baik dengan pelanggan maupun koleganya sebagai jalan melebarkan sayap bisnis ke penjuru dunia.

Kamu dapat mencontoh Nabi Muhammad tentang hal tersebut. Kalau perlu menambah strategi lain yang disesuaikan dengan tren masa kini.

Tidak mudah menyerah

Menyerah hanya dilakukan para pecundang. Orang yang gampang menyerah, putus asa, pasti hidupnya tidak akan sukses.

Kalau bisnis atau jualan lagi sepi, ya hadapi. Putar otak, ubah strategi untuk keadaan sekarang supaya gimana caranya agar dagangan ramai pembeli. Bukan malah menyerah cupu banget berarti kalau kamu sukanya menyerah sebelum mencoba.

Teladani Sifatnya, Kamu Bakal Jadi Pengusaha Sukses

Dengan mencontoh sifat dan sikap Rasulullah dalam berniaga, insya Allah bisnis bisa sukses. Dan kamu akan menjadi pengusaha berjaya nan terpandang. Aamiin Ya Robbal'alamin.

Nah itu saja ya teman - teman jika kamu ingin sukses dalam berdagang maka ikutilah yang dicontohkan Rasulullah SAW.

Terimakasih semoga bermanfaat!!!

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image