Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image jok

Anting Thermal Hasil Inovasi Mampu Pantau Kondisi Kesehatan Pengguna

Teknologi | Tuesday, 13 Feb 2024, 07:32 WIB
Anting thermal. Foto: Raymond Smith/University of Washington via upi.com.

SEPASANG anting-anting, hasil inovasi teknologi teranyar, dapat membantu melacak kesehatan. Anting berjuluk anting thermal ini mampu memantau suhu daun telinga pengguna. Demikian menurut para peneliti University of Washington (UW) yang mengembangkan anting ini.

Berdasar hasil penelitian skala kecil terhadap enam penggunanya, anting-anting ini mengungguli jam tangan pintar dalam mendeteksi suhu kulit selama periode istirahat.

Menurut para peneliti, hasil pembacaan anting-angting ini dapat membantu pengguna memantau tanda-tanda penyakit, stres, makan, olahraga, dan ovulasi.

"Saya memakai jam tangan pintar untuk melacak kesehatan pribadi saya, tetapi menemukan bahwa banyak orang berpikir jam tangan pintar tidak modis atau besar dan tidak nyaman," kata salah satu penulis utama penelitian, Qiuyue (Shirley) Xue, seorang mahasiswa program doktoral di Paul G. Allen School of Computer Science & Engineering di Seattle, dikutip United Press International.

Prototipe anting pintar ini memiliki ukuran dan berat yang serupa dengan penjepit kertas kecil dan memiliki daya tahan baterai selama 28 hari. Sebuah klip magnetik menempelkan satu sensor suhu ke telinga pemakainya, sementara sensor lain menggantung sekitar satu inci di bawahnya untuk memperkirakan suhu ruangan. Selain itu, anting-anting tersebut dapat dihiasi dengan desain fashion yang terbuat dari resin atau dengan batu permata tanpa mempengaruhi keakuratannya. Demikian dijelaskan para peneliti.

"Kami menemukan bahwa merasakan suhu kulit pada cuping, bukan pada tangan atau pergelangan tangan, jauh lebih akurat." kata Xue dalam siaran pers universitas. Ini juga memberi kami pilihan untuk memiliki bagian sensor yang menjuntai untuk memisahkan suhu ruangan sekitar dari suhu kulit," kata Xue dalam siaran pers universitas.

Menciptakan perangkat yang dapat dikenakan yang cukup kecil untuk dijadikan anting-anting tetapi cukup kuat sehingga tidak sering membutuhkan pengisian daya merupakan tantangan teknik, kata para peneliti.

"Biasanya, jika Anda ingin daya tahan lebih lama, Anda harus memiliki baterai yang lebih besar. Tapi kemudian Anda mengorbankan ukuran. Membuatnya nirkabel juga menuntut lebih banyak energi," kata salah satu penulis utama penelitian, Yujia (Nancy) Liu. Dia melakukan penelitian ini saat mengejar gelar master di University of California, San Diego.

Tim menemukan cara untuk memasukkan chip Bluetooth, baterai, dua sensor suhu dan antena ke dalam anting-anting dengan mengubah cara menghubungkannya dengan perangkat untuk mengirimkan data.

Alih-alih memasangkan secara langsung dengan perangkat, anting-anting ini menggunakan mode Bluetooth -- transmisi yang digunakan untuk menunjukkan perangkat Bluetooth dapat dipasangkan.

Setelah membaca suhu tubuh seseorang dan mengirimkan data, anting-anting ini akan masuk ke mode tidur untuk menghemat daya.

Para peneliti juga mengeksplorasi kegunaan suhu daun telinga untuk memandu upaya medis dan penelitian.

Satu studi terhadap lima pasien yang mengalami demam menemukan bahwa suhu rata-rata daun telinga mereka naik hampir 11 derajat Fahrenheit dibandingkan dengan suhu 20 pasien yang sehat, menunjukkan potensi anting-anting untuk pemantauan demam.

"Dalam dunia kedokteran, kami sering memantau demam untuk menilai respons terhadap terapi untuk melihat, misalnya, apakah antibiotik bekerja pada suatu infeksi," kata salah satu penulis penelitian, Dr. Mastafa Springston, seorang instruktur klinis pengobatan darurat di Fakultas Kedokteran Universitas Washington. "Pemantauan jangka panjang adalah cara untuk meningkatkan sensitivitas dalam menangkap demam, karena demam dapat naik dan turun sepanjang hari," tambahnya.

Para peneliti menjelaskan suhu daun telinga juga cenderung lebih bervariasi daripada suhu inti tubuh. Dalam pengujian, anting-anting tersebut berhasil mendeteksi variasi suhu yang terkait dengan makan, olahraga, stres, dan ovulasi.

"Perangkat yang dapat dikenakan saat ini seperti Apple Watch dan Fitbit memiliki sensor suhu, tetapi hanya memberikan suhu rata-rata untuk hari itu, dan pembacaan suhu dari pergelangan tangan dan tangan terlalu berisik untuk melacak ovulasi," kata Xue. "Jadi kami ingin mengeksplorasi aplikasi unik untuk anting-anting tersebut, terutama aplikasi yang mungkin menarik bagi wanita dan siapa pun yang peduli dengan mode," sambungnya.

Para peneliti selanjutnya berencana untuk melatih algoritme anting-anting agar lebih sesuai dengan setiap penggunaan potensial, dan melakukan pengujian yang lebih luas.

Versi anting ini di masa depan mungkin juga mencakup pemantauan detak jantung dan aktivitas, kata Xue. Perangkat ini berpotensi didukung oleh energi matahari atau energi kinetik yang diciptakan oleh goyangan anting-anting.

"Pada akhirnya, saya ingin mengembangkan satu set perhiasan untuk pemantauan kesehatan. "Anting-anting akan memantau aktivitas dan metrik kesehatan seperti suhu dan detak jantung, sementara kalung dapat berfungsi sebagai monitor elektrokardiogram untuk data kesehatan jantung yang lebih efektif," kata Xue.***

Sumber: United Press International

--

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image