Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Asman

Dakwah Bil Hikmah: Membaca Pikiran Gus Mus

Agama | Monday, 05 Feb 2024, 17:52 WIB
sumber: Dok. Pribadi

Judul Buku : Saleh Ritual, Saleh Sosial

Pengarang : A Mustofa Bisri

Penerbit : DIVA Press

Tebal : 200 Halaman

Data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik tahun 2021 menunjukkan 238,09 Juta jiwa atau 86,93 % penduduk Indonesia tercatat menganut agama Islam. Penganut agama lain seperti Kristen 7,47 %, Katolik 3.08 %, Hindu 1.71 %, Budha 0.74 % dan aliran kepercayaan 0.05 %. Persentasi tersebut menunjukkan Islam adalah agama yang mayoritas di Indonesia. Karena itu, keberadaan umat Islam secara persentasi memiliki pengaruh besar terhadap keberlangsungan kehidupan bangsa Indonesia.

Bangsa Indonesia merupakan satu-satunya negara, yang menjadi contoh dalam kehidupan multicultural yang masyarakatnya mampu hidup berdampingan tanpa adanya konflik horizontal anatar masyarakat. walaupun dalam catatan sejarah sempat beberapa kali terjadi konflik akibat perbedaan termasuk dalam hal keyakinan beragama. Justru, konflik yang pernah terjadi kini telah menjadi pelajaran besar dan menjadi kesadaran kultural yang kemudian di ikat dengan nilai-nilai luhur bangsa yang disebut Pancasila.

Keberadaan agama di Indonesia yang tidak hanya satu, menjadi anugerah tersendiri bagi bangsa ini. Dari sanalah kebenaran agama digali nilai luhurnya, menerabas kehidupan kaku, dijadikan pandangan hidup untuk mengikat penganutnya bertindak sesuai kebenaran ajaran agamanya. Sebab masing-masing agama memiliki kebenaran yang mereka yakini sebagai jalan keselamatan.

Ajaran agama tentulah diharapkan mampu membumi, menjadi gerak laku setiap umatnya dalam menjalani realitas kehidupan sosial. Sebagaimana A. Mustofa Bisri atau Gus Mus tuliskan dalam bukunya yang berjudul “Saleh Ritual, Saleh Sosial”. Catatan lepas Gus Mus di media cetak dan online yang dikumpulkan sehingga menjadi buku “kumpulan” pemikiran otentik sang Kiyai.

Buku ini penuh dengan nilai dan ibrah. Peran agama (Islam) dituliskan dalam buku ini, menjadi sosok yang membumi, menjadi solusi terhadap berbagai persoalan. Ada beberapa pembahasan sensitive, mampu ia uraikan dengan ringan dan mampu diterima dengan akal sehat. Itulah mengapa Kiyai ini disebut sebagai cahaya orang yang mampu menghilangkan kegelapan.

Buku yang dicetak pada tahun 2019 oleh Diva Press ini, memiliki lima bagian pembahasan yang semuanya menunjukkan kesinambungan pemikiran yang otentik dari Gus Mus mengenai ajaran atau dakwah Islam. Gus Mus menganggap ajaran Islam sangatlah konfrehensif (meliputi semua aspek) bukan hanya aspek ruhania, juga aspek jasmania (sosial).

Dakwah Gus Mus

Gus Mus atau K.H. A Mustofa Bisri yang lahir pada 80 tahun silam di Rembang adalah cendekiawan, ulama yang sangat produktif. Gus Mus selain seorang ulama, menyiarkan ajaran atau dakwah yang penuh dengan harmonisasi, juga seorang penulis, penyair yang sangat produktif dan menginspirasi. Dakwahnya yang menembus batas-batas keimanan membuatnya menjadi seorang ulama yang dikagumi banyak orang.

Buku saleh ritual, saleh sosial adalah sebuah karya intelektual yang menunjukkan bahwa ajaran Islam justru membawa kepada pemahaman ilmu pengetahuan yang mendalam, menjadikan seorang yang berilmu bijaksana dalam menyikapi setiap persoalan. Seperti Al Ghazali, Ibun Rush, Ibnu Sina, Ibnu Katsir, al Farabi dan para ulama terdahulu sangatlah menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, sehingga dalam memberikan pandangan melalui dakwahnya mudah diterima oleh banyak kalangan.

Gus Mus bagaikan pelita ditengah kegelapan, menyinari seluruh sudut ruangan sehingga memperjelas keberadaan dan sikap dalam kehidupan. Ia menyadari bahwa, pemahaman terhadap fiqih (aturan/syariat) agama masih kaku dan dangkal sehingga setiap laku ritusnya tidak memiliki makna apa-apa.

Dakwah yang dilakukan, dengan pendekatan kultural, modern dan sesuai dengan objek dakwahnya. Moderat dan selalu di rindukan keberadaannya di tengah umat. Seperti Nelson Mandela pada masyarakat Afrika dan dunia, menghilangkan diskriminasi dan penindasan yang di dasari Hasrat dan merasa berada pada kasta tertinggi. Juga Mahatama Gandhi yang agar manusia saling mengasihi tanpa dibatasi oleh struktur iman.

Dakwah Gus Mus disampaikan dengan arif bijaksana, pendekatan yang dilakukan mampu membuat objek dakwahnya mau melakukan sesuatu tanpa harus dipaksakan. Sebagaimana di dalam buku tersebut yang banyak mengambil hikmah dari berbagai persoalan dan diberikannya solusi berdasarkan ajaran agama yang bersifat sosial.

Membumikan Ajaran Ilahi

Cak Nun (Emha Ainun Nadjib) seorang ulama, cendekiawan juga budayawan menyebut Gus Mus sebagai pendekar kehidupan. Dari berbagai keadaan ia mampu menggali makna kehidupan menjadi sebuah nilai dan menjadi laku setiap harinya. Gus Mus sama dengan banyaknya para ulama terdahulu baik klasik maupun kontemporer, telah selesai dengan dirinya sendiri.

Dakwah yang dilakukan melingkupi semua aspek kehidupan, tak terkecuali politik. Ia seringkali mengeluarkan satire yang menunjukkan kehidupan politik bangsa ini yang membutuhkan banyak perbaikan. Buku yang ia tuliskan ini, pada salah satu babnya membahas mengenai dinamika umat yang tentunya bersentuhan erat dengan perpolitikan.

Membaca buku saleh ritual, saleh sosial membuat pembaca bergegas sadar untuk melakukan kebaikan. Dakwahnya tidak hanya berfokus kepada bil ma’ruf, namun juga kepada nahi munkar. Keduanya harus beriringan, sebagaimana adanya siang dan malam yang senantiasa saling membutuhkan.

olehnya itu, salah satu tujuan penciptaan manusia, bagaimana ia mampu memanifestasikan rahmat Tuhan untuk di sebar luaskan kepada seluruh alam raya agar menjadi sumber inspirasi untuk melakukan Tindakan pencerahan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image