Prioritas dalam Beragama
Agama | 2022-01-12 22:06:16Menjadi orang alim yang melaksanakan semua perintah agama agaknya menjadi keinginan semua orang. Kita ingin dipandang orang sebagai muslim sejati. Salah satu anggapan kealiman itu selalu merujuk pada kepatuhan melaksanakan ibadah wajib dan sunnah, hafal Alquran, berpakaian syar'i dan lain sebagainya yang nampak secara kasat mata. Salahkah semua ciri tersebut? Tidak, memang seperti itulah yang sebenarnya.
Namun ada yang sering kita lupakan bahwa dalam agama pun ada prioritas. Ada hal-hal yang harus didahulukan dan ada yang mesti dikemudiankan. Memberi makan tetangga yang kelaparan, membantu mereka lebih diutamakan daripada naik haji apalagi sekedar umrah. Shalat lebih didahulukan untuk diajarkan daripada menghafal Al-Qur'an. Mencegah kemungkaran lebih dianjurkan lebih dahulu daripada mengajak pada kebaikan dan membiarkan kemungkaran. Banyak lagi contoh lain jika kita mau mempelajarinya. Namun sekali lagi prioritas tersebut sering terabaikan oleh keinginan dipandang alim dan taat.
Salah satu yang paling marak hari ini adalah berlomba-lombanya kaum muslimin untuk mendirikan pesantren tahfiz yang bertujuan untuk menghasilkan hafiz Qur'an sejak dini. Salahkah? Tidak, sama sekali tidak karena mempunyai anak yang hafiz Qur'an adalah impian semua orang tua. Menghafalkan Al-Quran juga anjuran Rasulullah.
Tapi itu tadi, sebagai orangtua kita harus memiliki prioritas. Mana yang lebih dahulu diajarkan. Shalat harus dibiasakan terlebih dahulu karena ini wajib dan akan menjadi pegangan anak nantinya. Hari ini, maaf, banyak kita lihat mereka yang hafal Al-Quran tapi sholatnya belum terpelihara, etika dan akhlaknya jauh sekali.
Banyak kita lihat seorang anak yang sibuk menghafal Alquran namun enggan membantu orangtuanya. Mereka hafal Alquran tapi tidak peduli kepada lingkungan sekitarnya, sibuk dengan dunianya saja. Tidak sedikit anak yang sudah hafal sekian juz Alquran tapi tidak kenal dan tidak mau tau dengan tetangganya. Apakah memang seperti itu yang diajarkan agama kita?
Prioritas beragama
Ketiadaan prioritas dalam beragama telah mengakibatkan beragam ketimpangan dalam masyarakat. Hal-hal yang semestinya dilakukan, malah ditinggalkan. Adab, etika, akhlak penting dalam agama justru sering terabaikan. Hal-hal yang berbau prestise dalam beragama lebih mendapat tempat. Kebanggaan orangtua hari ini adalah jika anaknya hafal sekian juz, mereka mau membayar berapa saja asal anaknya tamat sekolah dengan membawa hafalan.
Prioritas beragama artinya menempatkan sesuatu pada tempatnya. Seorang anak diajarkan dulu mengenal lingkungannya, diajarkan dulu adab-adab, sopan santun baru kemudian diminta menghafal Alquran agar ia lebih mudah memahami bahwa dalam kitab yang ia baca juga dianjurkan demikian.
Seorang kaya hendaknya lebih memilih bersedekah daripada umrah jika menemukan orang miskin di sebelah rumahnya. Prioritas beragama perlu agar semua berjalan sesuai koridor nya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.