Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syahrial, S.T

Ibadah Harus Sesuai Tuntunan, Bukan Hawa Nafsu

Agama | 2024-01-29 06:05:45
Sumber foto: Lapas Yogyakarta

Hukum asal ibadah adalah tauqifi, artinya bahwa ibadah merupakan perintah langsung dari Allah dan Rasul-Nya. Kita sebagai umat Islam wajib melaksanakan ibadah sesuai tuntunan Al-Quran dan Hadis, baik kita paham makna dan hikmahnya atau tidak. Inilah salah satu perbedaan mendasar antara Islam dan agama-agama lain, di mana dalam Islam semua aturan ibadah bersifat rinci dan tetap, tidak bisa diubah atau disesuaikan dengan hawa nafsu manusia.

Misalnya saja tata cara salat sudah dijelaskan secara terperinci mulai dari niat, takbiratul ihram, berdiri, ruku', sujud, dan seterusnya. Semua itu harus dilakukan dengan tertib sebagaimana yang diajarkan Rasulullah, tidak bisa diganti atau diubah semaunya. Begitu pula dengan ibadah zakat, puasa, haji, semuanya memiliki aturan yang jelas dalam Al-Quran dan Hadis. Kewajiban kita adalah mempelajari dan menjalankan aturan tersebut dengan benar.

Salah satu dalil yang menunjukkan hukum asal ibadah adalah tauqifi adalah firman Allah dalam Surah Al-A'raf ayat 3 yang artinya "Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya." Ayat ini secara jelas memerintahkan umat Islam untuk mengikuti apa yang diturunkan Allah dan Rasul-Nya dalam menjalankan ibadah, bukan mengikuti hawa nafsu atau keinginan pribadi.

Rasulullah pun bersabda dalam sebuah hadis yang artinya "Barangsiapa mengerjakan suatu amal yang tidak ada perintah kami padanya, maka amal itu tertolak." Hadis ini menegaskan bahwa ibadah harus berdasarkan perintah agama, bukan berdasarkan akal pikiran atau adat istiadat masyarakat. Jika tanpa dasar syariat yang jelas, ibadah tersebut tertolak dan tidak diterima.

Sejarah mencatat banyak sahabat Nabi yang rela melakukan perjalanan jauh dari Mekkah ke Madinah hanya untuk belajar agama langsung dari Rasulullah, terutama belajar tata cara salat yang benar. Salah satunya adalah sahabat 'Uqbah bin 'Amir r.a. Beliau menceritakan bahwa setelah masuk Islam dia langsung pergi menemui Rasulullah di Madinah untuk belajar tata cara salat dan kewajiban-kewajiban lainnya dalam Islam. Tidak cukup hanya dengan niat dan amal ibadah seadanya, tapi harus benar-benar mempelajarinya dari Nabi Muhammad.

Dengan demikian jelaslah bahwa hukum asal ibadah dalam Islam adalah bersifat tauqifi, bukan hasil ijtihad atau pendapat akal manusia semata. Kita wajib menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya dalam beribadah sesuai tuntunan yang diajarkan. Tidak boleh mengubah atau menggantinya dengan pendapat sendiri, karena itu bisa menyebabkan ibadah menjadi tidak sah atau ditolak. Intinya, patuh dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya dalam masalah ibadah adalah kunci untuk meraih ridha-Nya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image