Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Satriyo Budi Utomo

Pentingnya Pendampingan untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa Berkebutuhan Khusus

Eduaksi | Saturday, 27 Jan 2024, 19:14 WIB

Kepercayaan diri adalah sesuatu yang harus dimiliki jika kita ingin mendapatkan tempat dan pengakuan di masyarakat. Seseorang yang memiliki rasa percaya diri pasti akan mudah dikenal, dengan demikian orang tersebut pun mudah berkomunikasi dengan siapa saja., mudahnya berkomunikasi tentu akan sangat membantu orang tersebut untuk mengaktualisasikan dirinya.

Tentu hal tersebut akan sangat mungkin diraih oleh mereka yang kondisi kehidupannya normal atau tak memiliki halangan apa pun. Baik fisik maupun mental. Karena secara psikologis, suatu kelompok akan mudah menerima siapapun yang memiliki kesamaan dengan kelompok tersebut.

Lalu bagaimana dengan mereka yang memiliki “sesuatu yang berbeda” dari masyarakat pada umumnya? Dan perbedaan itu dianggap sebagai sesuatu yang tidak normal, seperti tidak memiliki penglihatan, tidak memiliki pendengaran, hilangngnya sebagian anggota tubuh, atau yang lainnya? Bisakah mereka yang memiliki perbedaan itu beradaptasi dengan masyarakat di sekitarnya? Masihkah mereka memiliki rasa percaya diri dengan kondisi yang ada?

Itulah sekelumit pertanyaan yang muncul di benak guru-guru sebuah sekolah khusus di daerah Tangerang Selatan. Sekolah Khusus Islam

Terpadu Yarfin namanya.Berlokasi di Jl Masjid Al-Latif Rt 04 Rw 02 Kademangan, Kecamatan setu, Tangerang Selatan. Sekolah ini mengkhususkan pelayanannya untuk peserta didik Penyandang disabilitas Tuna Netra.

Berdiri sejak tahun 2016, SKHIT YARFIN sedikit banyak telah memiliki pengalaman dalam hal menumbuhkan rasa percaya diri pagi para peserta didiknya.

Saat ini Sekolah Khusus Islam Terpadu Yarfin memiliki 26 peserta didik yang terdiri dari 6 siswa jenjang sekolah dasar, 5 siswa jenjang Sekolah menengah pertama, dan 15 peserta didikjenjang Sekolah Menengah atas. Seluruh peserta didik adalah penyandang disabilitas Netra. Sebagian besar tenaga pengajar atau guru pun adalah tuna Netra. Hal ini sesuai dengan peraturan pemerintah yang mengatur bahwa jumlah peserta didik di sekolah Khusus harus dibatasi. Hal ini agar pelayanan dan pendampingan kepada peserta didik dapat dilakukan dengan maksimal dan personal.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan di Sekolah Khusus Islam Terpadu Yarfin, Kami menemukan beberapa hal menarik yang berkaitan dengan kepercayaan diri para peserta didiknya. Antara lain terdapat beberapa siswa yang terlihat masih kurang percaya dirinya. mereka tampak masih malu-malu dan diam saat diajak bicara.

Kami mencoba menemui narasumber yang sekiranya dapat memberikan keterangan terkait hal ini. Dan ternyata kami disambut baik oleh wakil kepala sekolah Bpk Tarup Erwin S Pd. Dari

wawancara yang telah dilakukan dengan beliau, didapatkan beberapa poin seperti berikut.

Sekolah mengakui bahwa masih banyak peserta didik yang memiliki rasa percaya diri yang rendah. .Hal ini disebabkan beberapa faktor. Diantaranya adalah pola asuh keluarga. mereka ( anak-anak berkebutuhan khusus ), cenderung mendapatkan perlakuan yang kurang baik dari keluarganya. Keluarga mereka cenderung mengurung dan tidak membiarkan anak tersebut keluar rumah. sebabnya adalah ketakutan pihak keluarga apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Akibatnya, berdampak pada perkembangan psikologi anak tersebut. Karena selalu berada di dalam rumah, anak berkebutuhan khusus tersebut menjadi jarang berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya.

Menyadari hal tersebut, pihak sekolah berusaha membuat program-program pendampingan untuk dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didiknya. Program-program tersebut antara lain

Apel pagi.

Program ini dilaksanakan setiap hari selasa hingga sabtu 15 menit sebelum jam pelajaran pertama dimulai. Diawali dengan tadarus Bersama dipimpin oleh satu orang siswa bergantian setiap harinya, dilanjutkan dengan pemberian ice breaking atau materi singkat tentang karakter building yang diberikan guru juga secara bergiliran setiap harinya.

Upacara bendera

Seperti sekolah-sekolah pada umumnya, Sekolah Khusus Islam Terpadu Yarfin juga mengadakan upacara bendera yang diadakan setiap hari senin atau hari-hari besar nasional. Setiap peserta didik diharuskan ikut andil dalam kegiatan ini dengan menjadi petugas upacara.

Peserta didik dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok yang telah ditentukan sebagai petugas upacara. Setiap anggota dalam kelompok akan bertugas sebagai protocol, pengibar bendera, pembaca UUD 1945. Pembaca janji siswa, pemimpin lagu, Pembaca Doa, dan pemimpin upacara. Setiap anggota yang telah menjalankan tugasnya akan bertugas Kembali dengan tugas yang lain di putaran berikutnya.

Saat hari-hari besar nasional seperti peringatan proklamasi, Sumpah pemuda, hari pahlawan, atau hari-hari besar lainnya, upacara akan diadakan sedikit berbeda dari biasanya. Disitulah keberanian dan rasa percaya diri peserta didik diuji.

OSIS

Sama halnya dengan sekolah-sekolah lain pada umumnya, Sekolah Khusus Islam Terpadu Yarfin pun memiliki Organisasi siswa intra sekolah yang dikelola sepenuhnya oleh peserta didik. Melalui OSIS, peserta didik bebas berkreasi, berpendapat, dan Menyusun program kerjanya. Beberapa kegiatan peringatan hari besar nasional pun sudah sepenuhnya didelegasikan kepada OSIS.

PIK-R

PIK-R merupakan singkatan dari Pusat Informasi dan Konseling Remaja. Program ini hasil kolaborasi dengan BKKBN pusat. Pik-R sebenarnya kegiatan yang telah banyak menjangkau sekolah-sekolah umum. Namun sejak Agustus 2023, Pik-R mulai mengembangkan kegiatannya di sekolah khusus. Dan SKHIT YARFIN merupakan sekolah khusus pertama yang menjalankan program PIK-R.

PIK-R yang diselenggarakan di Sekolah Khusus Islam Terpadu Yarfin diberi nama PIK-R Cahaya Yarfin. kata cahaya diambil dari semboyan yang ada di plang nama sekolah tersebut, "Tiada mata tak hilang Cahaya." Pertama kali dikukuhkan di Serang oleh pemerintah Provinsi Bante.n

Melalui kegiatan ini, peserta didik dapat belajar banyak hal. Mulai dari pengenalan terhadap diri sendiri, mmenggali potensi yang ada pada dirinya, hingga menjadi penyuluh untuk teman sebaya atau masyarakat luas.

Mica

Kegiatan ini khusus diadakan bagi peserta didik yang berada di jenjang Sekolah Menengah Atas. Kegiatan ini hasil kolaborasi dengan Rumah Quran Aksyana. Diadakan setiap hari minggu di Rumah Quran Aksyana yang berlokasi di Cempaka putih, Ciputat timur-Tangerang selatan.

Dalam kegiatan ini, para siswa tunanetra berbaur dengan peserta Mica lainnya yang merupakan mahasiswa, atau pelajar dari kampus dan sekolah umum. Melalui program ini, peserta didik diberi pembekalan tentang karakter building, public speaking, dan ilmu-ilmu komunikasi lainnya.

Dan apa yang telah diusahakan pihak sekolah tersebut ternyata membuahkan hasil yang cukup menggembirakan.Banyak peserta didik dari sekolah khusus ini yang mengalami peningkatan rasa percaya diri yang cukup signifikan. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa peserta didik, mereka mengaku banyak mendapat masukan, tambahan ilmu, sekaligus dorongan semagat agar mereka mau menunjukkan dirinya di masyarakat

Beberapa contoh diantaranya adalah ada diantara mereka yang telah berani menjadi MC atau pembawa acara di beberapa kegiatan yang diadakan sekolah ataupun luar sekolah. Bahkan ada pula diantara peserta didik yang telah dikukuhkan pemerintah kota tangerang selatan menjadi duta genre Inklusi dan ditugaskan yntuk memberikan penyuluhan atau motivasi bagi peserta didik di sekolah-sekolah umum.

Sekolah Khusus Islam Terpadu Yarfin merupakan salah satu contoh sekolah yang menerapkan pola pendampingan yang sistematis dan berkesinambungan untuk meningkatkan rasa percaya diri peserta didik para penyandang disabilitas. Tentunya masih banyak sekolah atau lembaga pendidikan lainnya yang memiliki konsen terhadap permasalahan yang sama.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image