Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Kenzie

Dia Adalah Dilanku Tahun 1991

Pendidikan dan Literasi | Monday, 22 Jan 2024, 20:49 WIB

Judul: DILAN: DIA ADALAH DILANKU TAHUN 1991

Penulis: Pidi Baiq

Penerbit: Pastel Books

Tahun Terbit: 2015

Tebal Halaman: 346 halaman

Nomor ISBN: 978-602-7870-99-4
Pidi Baiq adalah seorang penulis novel dan buku, dosen, ilustrator, komikus, musisi, dan pencipta lagu asal Indonesia yang lahir pada 8 Agustus 1972 di Bandung, Jawa Barat. Namanya mulai dikenal melalui grup band “The Panas Dalam” yang didirikan pada tahun 1995. Pidi Baiq semakin terkenal melalui karyanya yang berjudul Dilan : Dia adalah Dilanku tahun 1990, terbit tahun 2014, Dia adalah Dilanku tahun 1991, terbit tahun 2015, dan Milea : Suara dari Dilan yang terbit pada tahun 2016.

Buku Dia adalah Dilanku tahun 1991 ini masih bercerita tentang Dilan dan Milea. Novel ini menceritakan tentang mereka yang sudah resmi berpacaran ditandai dengan tanda tangan mereka berdua di warung Bi’ Eem dekat sekolah. Milea merasa dirinya adalah perempan yang paling bahagia pada waktu itu. Dilan adalah segalanya bagi Milea meskipun Milea selalu khawatir dengan keadaan Dilan yang bergabung dengan geng motor.

Hingga suatu hari Dilan berkelahi dengan Anhar karena Ia tidak suka dengan sikap Anhar yang menampar Milea pada saat itu. Dilan dan kelompoknya berencana untuk balas dendam atas pengeroyokan yang dilakukan oleh kakak Anhar. Dilan sama sekali tidak takut dengan ancaman dari pihak sekolah bahwa Ia akan dikeluarkan dari sekolah apabila Ia bertengkar lagi.

Berita tersebut sampai pada telinga Milea. Milea merasa khawatir atas keselamatan Dilan. Kang Adi (guru les privat Milea yang juga suka kepada Milea) ikut menghibur agar Milea tidak cemas terhadap Dilan, namun usaha Kang Adi tersebut gagal.

Ketika itu, Milea ingin menyusul untuk menggagalkan rencana Dilan. Milea berpura-pura mengajak Yugo (saudara Milea yang baru pindah ke Bandung) untuk jalan-jalan. Milea membujuk Dilan agar Dilan membatalkan rencana balas dendamnya tersebut.

Tak lama kemudian, kata “putus” keluar dari mulut Milea dan disusul dengan tamparan. Sejak saat itu, Dilan memutuskan untuk menjauh dari Milea karena dirinya tidak suka dengan cara Milea yang dianggap mengekang dirinya. Padahal, Milea juga punya tujuan, yaitu demi keselamatan Dilan sendiri.

Setelah putus dari Dilan, Milea memutuskan kembali ke Jakarta dan kuliah disana. Sedangkan Dilan, memilih untuk kuliah di salah satu universitas ternama di Bandung. Milea masih berusaha menghubungi Dilan, tetapi Dilan dan keluarganya sudah pindah dari rumah tersebut.

Hingga Milea bertemu dengan Mas Herdi (kakak tingkat di universitasnya) yang mampu mengisi hari-hari Milea. Mas Herdi mampu membawa Milea menuju ke jenjang pernikahan. Keadaan hati Milea masih sama, yaitu untuk Dilan. Milea tetap mencintai Dilan, meskipun Dilan sudah memiliki kekasih baru. Milea selalu mendoakan agar Dilan tetap bahagia meskipun sudah tidak lagi bersamanya.

Tema dari novel Dia Adalah Dilanku Tahun 1991 adalah tema percintaan. Tokoh dilan,milea,ibu milea,bunda dilan,ayah milea,ayah dilan,arhan,akew,suripto,susi,nandan,ipul,tante anis,airin,bang fariz,kang adi. Alur cerita nya mundur. Latar tempat sekolah,rumah milea,rumah dilan,warung bi eem. Dengan sudut pandang orang pertama.

Secara keseluruhan, novel ini memiliki cerita yang sangat menarik. Banyaknya dialog pada novel ini seakan-akan membuat pembaca ikut serta merasakan apa yang dirasakan oleh Milea pada saat itu.

Akan tetapi, kekurangan yang terdapat dalam novel ini adalah terlalu membuat pembaca menghayal sehingga menginginkan pasangan seperti Dilan. Sedangkan, karakter Dilan sangat tidak realistis di kehidupan saat ini.

Novel ini cocok dibaca untuk kalangan remaja, karena novel ini menceritakan kisah dua orang remaja yang sedang jatuh cinta. Novel ini juga memiliki banyak nilai moral seperti tentang solidaritas antar sesama teman.

Ulasan ini di buat oleh Kenzie Dzaki Hamizan Kelas VIII-G SMPN 5 KARAWANG BARAT

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image