Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rizal Bilhakiki

Pengabdian dengan Birrul Walidain

Curhat | Sunday, 09 Jan 2022, 13:31 WIB

Sedikit kisah dari hidupku. Dulu, Aku adalah seseorang yang jahil, yang belum mengerti dan belum tau apa-apa, dan hanya mengandalkan hawa nafsunya saja. Kemudian, orang tuaku berkata kepadaku dengan suara lembutnya “nak, kamu mau kami pondokkan”. Aku pun menjawab “baik Bu”. Aku hanya bisa menganut perintah kata-kata orang tuaku, mungkin di balik perintah tersebut ada sesuatu kebaikan untuk masa depanku.

Setelah itu, Aku pun berangkat ke pondok diantar oleh orang tuaku. Sesampainya di pondok, orang tuaku berkata “nak, mondoknya yang bener ya. Jangan mikirin yang di rumah, fokus sama mondoknya”. Aku pun menjawab “iya Bu”. Rasa ingin menangis pun terjadi dan rasa rindu pun terjadi, ketika perpisahan ini. Orang tuaku memondokakn itu bukan tujuan agar terpisah dariku, akan tetapi ingin menjadikan anaknya agar mengerti tentang kebenaran pada agama dan sesuatu hal kebaikan.

Tahun demi tahun berlalu, Aku pun pulang dari pondok, betapa hati ini rindu dengan keluarga. Rasanya ingin menangis di pelukan keluarga kecilku dan rasa haru terjadi waktu itu, hatiku pun berkata “Alhamdulillah, baru pertama kali ini Aku melihat kedua orang tuaku bisa tersenyum bahagia melihatku pulang dari pondok”. Setelah itu, Aku berdo’a “Ya Allah, terima kasih telah mempertemukan ku pada seorang Guru yang bisa mendidikku hingga Aku bisa mengerti tentang hal tentang kebaikan. Panjangkanlah umurnya, sehatkanlah badanya, dan jauhkan dari bahaya-bahaya yang mengintainya”.

Waktu terus berjalan, orang tuaku berkata kepadaku “nak, kamu mau kami kuliahkan”. Dengan senyum kebahagiaanku, siapa sih yang tidak terharu ketika orang tua berkata seperti itu dan menginginkan anaknya untuk terus mencari ilmu di perguruan tinggi. Rasanya ingin menangis terharu mendengar kata-kata seperti itu dan Aku pun menjawabnya “baik Bu”. Di balik semua keinginan orang tuaku menginginkanku untuk terus mencari ilmu, ternyata orang tuaku tidak ingin anaknya seperti dirinya yang tidak mengerti keilmuan sampai tingkat tinggi. Orang tuaku menginginkanku untuk selalu mencari ilmu, agar bisa menjadi seseorang yang berguna bagi yang lainnya.

Dan inilah masa depanku, IAIN Pekalongan. Alhamdulillah, berkat do'a dan support dukungan dari kedua orang tuaku. Aku tidak akan menyia-nyiakannya. Terima kasih Ayah dan Ibu yang selalu mendukungku untuk mencapai cita-citaku menjadi seorang guru/dosen.

Ambillah Hikmah dari ceritaku, bahwasanya semua orang menginginkan anak-anaknya agar menjadi seseorang yang bisa bermanfaat kepada yang lainnya. Semua orang tua menginginkan anak-anaknya agar masa depannya menjadi sosok yang sukses.

Perjuangan orang tua sangatlah hebat, rela mengambil resiko, agar anak-anaknya tidak seperti mereka yang rela pahit demi anak-anaknya mencapai cita-citanya kesuksesannya. Jangan pernah sia-siakan perjuangan mereka.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image