Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Siti Padilah

Perkembangan Teknologi Berdampak Pada Pelecehan Seksual

Curhat | Friday, 07 Jan 2022, 14:05 WIB

Tak dapat dipungkiri perkembangan dunia digital telah menyasar keseluruh sisi kehidupan. Saat ini, rasanya Hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi.

Pada era globalisasi saat ini Teknologi informasi dan komunikasi sangat berkembang pesat, salah satunya di bidang media sosial. Tetapi seiringnya teknologi berkembang pesat, terdapat pihak-pihak yang menyalahgunakan fungsi dari media sosial.

Pelecehan seksual adalah sebuah perilaku menyimpang atau perilaku yang tidak menyenangkan dan dapat mengganggu seseorang bahkan dapat menimbulkan trauma baik secara fisik maupun psikis. Pelecehan seksual bisa berlangsung kapan pun dan di mana pun, baik di kendaraan umum, di sekolah, di area kerja, dan di tempat lainnya bahkan melalui media sosial. Artinya tanpa harus bertemu, si pelaku dapat menyalurkan perbuatan kejinya tersebut.

Pelecehan seksual di Indonesia merupakan salah satu kasus yang sering meningkat setiap tahunnya. Kasus pelecehan seksual ini pun tidak mengenal tempat dan situasi. Bisa berlangsung kapan dan di mana saja.

Dilansir dari detiknews.com (6 Maret 2020) “di Tahun 2018 kasus pelecehan seksual mengalami kenaikan sebanyak 14 persen dari tahun sebelumnya, yaitu 406.178 (kasus) ini berarti ditahun 2017 kasus pelecehan seksual mencapai hampir 350.000 kasus. Ibu Mariana Aminuddin (seorang komisioner komnas perempuan) mengatakan bahwa kurangnya pengetahuan mengenai pendidikan seks sebagai penyebab terbesar pelecehan seksual ini marak terjadi, karena para korban bahkan tidak menyadari mereka saat itu sedang dilecehkan.

Jenis pelecehan seksual yang paling umum dan sering terjadi adalah pelecehan gender, perilaku menggoda, penyuapan seksual, pemaksaan pelanggaran seksual. Sementara jenis-jenis pelecehan seksual di sosial media yang paling sering yaitu sex texting atau sexting, penyuapan seksual, body shaming dan scammer.

Pelecehan seksual lainnya adalah menghina dengan gambar atau tulisan yang merendahkan wanita lelucon cabul atau humor tentang seks atau wanita pada umumnya.

Adanya modus baru seksual di media sosial ini, membuat beberapa orang tentu akan cemas saat bermain media sosial. Namun, agar tetap nyaman menggunakan media sosial dan terhindar dari seksual, setidaknya harus menerapkan beberapa hal.

Pertama, jika ada yang mengirim pesan dan mulai aneh, lebih baik saja pesan itu, jangan pernah mencoba untuk membalas pesannya.

Kedua, jangan terlalu dekat dengan seseorang yang dikenal lewat media sosial, karena pada dasarnya kita tidak mengetahui apa yang kita maksudkan saat mendekati kita.

Ketiga, jika sudah dekat, dan ada gelagat yang ditunjukkannya mulai aneh dan mengarah kepada pasangan seksual, takut untuk memblokir akun itu agar terhindar dari ancaman seksual ini.

Sebenarnya dalam semua kasus, pelakunya selalu berlagak memiliki kepribadian seperti girang untuk diajak berbicara, dan mudah akrab itu agar memudahkan mereka untuk aksinya. Selaku perempuan khususnya, jika menemui orang yang seperti ini di media sosial lebih baik untuk dihindari. Memang setiap orang tentu berbeda ketika melakukan itu, namun apa salahnya mewaspadai sesuatu hal sepele agar terhindar dari hal yang tidak menyenangkan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image