Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Sutanto

Penulis Terbaik Ikuti Antologi Guru yang Membahagiakan

Guru Menulis | 2024-01-04 22:55:08

Profesi guru adalah profesi yang unik dan mengandung banyak cerita di dalamnya, sehingga tak ada habisnya untuk dikupas dan diulas sebagai inspirasi sebuah karya sastra.

Perjalanan seorang guru tentu menjadi asam garam yang luar biasa tertuang dalam diksi puisi dan cerita indah dalam kisah pengalaman.

Sebuah antologi berjudul Guru yang Membahagiakan, berhasil diterbitkan Komunitas Yuk Menulis (KYM) pimpinan Vitriya Mardiyati.

“Antologi puisi dan pengalaman Guru yang Membahagiakan tentu dapat menjadi semangat dan motivasi bagi para pembaca. Harapannya Komunitas Yuk Menulis senantiasa berkembang, sehingga menjadi kegiatan menulis dengan bahagia dan literasi yang menyenangkan,” tutur Vitriya di kediamannya Klaten, Kamis (4/1/2024)

Para penulis terbaik seluruh Indonesia yang turut menggoreskan karyanya adalah Sutanto (Guru MTsN 3 Bantul), Arsi Dinta Harara (Guru SMPN 1 Balapulang Tegal), Susi Setyowati (Kepala SDN Kroyo 3 Sragen), Fitriyani (Guru MI Miftahul Ulum Bantul), Tri Wakhyuni (Guru SMPN 1 Bumijawa Tegal), Mujimah (Guru SMPN 1 Imogiri) dan Gunawan (Guru SMPN 4 Babat Supat, Musi Banyuasin).

Sutanto menulis karya berjudul Bahagiaku Menjadi Guru, berisi pengalaman pribadinya. Menjadi guru sudah menjadi cita-citanya sejak belia dengan masuk SPGN Bantul dan melanjutkan kuliah di Pendidikan Seni Musik IKIP Yogyakarta. Yang paling membahagiakan ketika lagu yang diciptakan berhasil dibawakan para siswa, bahkan lebih dari 10 lagu telah berhasil direkam di Radio Vedac Yogyakarta.

“Dengan menjadi guru tetap bisa mengembangkan diri dalam bidang menulis, pramuka, musik dan catur. Bahkan bisa ikut kegiatan di luar provinsi karena menjadi guru,” ujar Sutanto.

Arsi Dinta Harara, menulis karya berjudul Menjadi Guru Bukanlah Cita-citaku. Sebab pada awalnya dia tak memiliki keinginan menjadi pendidik, namun karena dorongan orangtua dia kuliah di jurusan Bahasa Jawa dan akhirnya menjadi Guru Bahasa Jawa. Bermula dari guru honor dengan gaji 200 ribu pada akhirnya dia diterima menjadi Guru PNS di SMPN 1 Balapulang dan bisa menikmati bahagianya menjadi pendidik.

Kepala Sekolah SD Negeri Kroyo 3 Sragen, Susi Setyowati membuat puisi beerjudul

Bahagianya Menjadi Guru Isinya tentang keuletannya dalam membimbing siswa bidang Bahasa Jawa dengan segenap kesulitannya karena tak semua siswa berasal dari Jawa. Namun dengan kesabaran dan perjuangan yang luar biasa akhirnya bisa meraih prestasi.

Bagi Fitriyani, menjadi seorang pendidik itu suatu hal yang sangat membahagiakan, bahkan hanya pada hal kecil ketika anak-anak merindukan kehadiran kita, bukan untuk selalu memberi petuah tetapi lebih pada kesungguhan kita untuk sekedar mendengarkan & memahami mereka para siswa. Ungkapan tersebut dituangkan dalam puisi berjudul Manikmanik Mutiara.

Tri Wakhyuni, membuat puisi berjudul Seutas Harap karya, berisi tentang harapan seorang guru kepada murid-muridnya agar tetap semangat di ladang ilmu.

“Untuk maju tidak perlu ragu, takut atau pun malu sebab guru Akan selalu ada di samping murid-muridnya. Guru yang membahagiakan sebisa mungkin bisa menjadi teman atau tempat ternyaman di saat murid butuh pendampingan dalam meraih kesuksesan,”ungkapnya penuh percaya diri.

Dalam karyanya yang berjudul Senyum bahagia, Mujimah mengungkapkan bahwa Guru yang selalu menyambut dengan senyuman di setiap pagi untuk memberikan pengharapan baru di setiap harinya, dengan penuh kesabaran, keikhlasan dan kasih sayangnya dalam menggapai mimpinya

Bagi Gunawan, bahagianya seorang guru dalam mendidik siswa dalam segala situasi. Guru dengan hati dan berperilaku baik dalam memberikan ilmu sehingga menjadi kenangan siswa

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image