Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image aura Rimbi

Review Jurnal Global Media Framing Russians Invasion of Ukraine

Politik | 2024-01-04 16:22:31

Jurnal ini membahas tentang bagaimana dunia media mem-framing konflik antara Rusia dan Ukraina. Sejak kekalahan Uni Soviet pada perang dingin dahulu, Rusia berusaha bangkit dalam segi ekonomi serta militer dan masih menyimpan kebencian terhadap Amerika Serikat. Pada juni 2013, Edward Snowden, membocorkan data Amerika Serikat kepada Rusia, yaituinformasi rahasia seputar program-progam NSA yang sangat rahasia seperti PRISM kepada The Guardian dan The Washington Post. Kasus Snowden tentu mengganggu hubungan Rusia dan Amerika Serikat. Tetapi, hal ini memberikan momen politik bagi Putin untuk menunjukkan kebangkitan Rusia sebagai kekuatan besar, sebuah status yang hilang setelah Perang Dingin. Kebangkitan ini dibuktikan dengan keterlibatan Rusia dalam isu-isu global seperti konflik Suriah dan Iran di kawasan Timur Tengah menunjukkan kesiapan Rusia untuk mengambil sikap yang berlawanan dengan Amerika Serikat.

Pada 24 Februari 2022 lalu, Rusia dengan berani melakukan invasi ke Ukraina, konflik ini tentunya mengguncang politik global. Peperangan ini memiliki pemantik yaitu Rusia merasakan jika ada ancaman terhadap kemanan Rusia yang ditimbulkan oleh Barat, khususnya Amerika Serikat yang berusaha mengajak Ukraina yang merupakan bekas anggota Uni Soviet, untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Presiden Vladimir Putin menekankan kepada dunia berulang kali bahwa tindakannya diperlukan untuk membela Rusia dari anggapan ekspansionisme Barat, dengan Ukraina menjadi contoh yang menonjol karena keinginannya untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Uni Eropa (UE). Meskipun Rusia telah mengirimkan pesan pesan kepada Ukraina agar tidak bergabung dengan NATO, bahkan Rusia juga mengirim pesan kepada Amerika dan sekutu nya agar tidak membiarkan Ukraina bergabung dalam asosiasi tersebut, Ukraina tetap berusaha bergabung dengan NATO. Maka dari itu, dengan upaya untuk merespon keras terhadap pengaruh barat, Rusia mengambil langkah besar dengan menginvasi Ukraina.

Para ilmuwan politik di seluruh dunia telah menghasilkan artikel ilmiah yang menganalisis peristiwa tersebut dari berbagai perspektif. Namun, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis framing invasi Rusia ke Ukraina yang dilakukan oleh empat media, yaitu The Jakarta Post, Al Jazeera, Reuters, dan The New York Times sebab keempat media tersebut merujuk Rusia secara negatif, media-media tersebut menggambarkan Rusia sebagai negara yang agresif dan menginvasi Ukraina serta mengkritik langkah-langkah politiknya.

Jurnal ini menganalisis 30 berita dari berbagai negara yang mewakili benua yang berbeda. Dari analisa tersebut memperoleh data yang membuktikan adanya framing dan sentimen negatif terhadap tindakan Rusia pada Ukraina. Analisa yang dilakukan pada media The Jakarta Post menunjukkan sebagian besar konten berita mengungkapkan sentimen negatif pada Rusia. Begitu pula dengan media berita di Al-Jazeera, Reuters, dan The New York Times, media-media tersebut mendominasi berita tentang Invasi Rusia terhadap Ukraina dengan framing negatif terhadap Rusia.

Pengaruh doktrin yang diberikan Vladimir Putin kepada masyarakat di Rusia sangat kuat. Kebijakan luar negeri Rusia memandang Amerika sebagai 'musuh ideologis' karena perebutan pengaruh selama Perang Dingin. Pandangan ini melampaui tingkat elit hingga masyarakat luas. Orang Rusia umumnya memandang Amerika sebagai negara kuat yang mengabaikan kepentingan nasionalnya dan menunjukkan arogansi. Sehingga, apapun agresi yang dilakukan Rusia terhadap negara lain, masyarakat negara nya akan tetap dengan sepenuh hati berada dipihak negara nya sendiri.

Dapat disimpulkan bahwa jurnal ini telah membuktikan bahwa invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022 telah merusak reputasi global Rusia di kancah politik secara signifikan. Analisis keempat media tersebut secara konsisten menggambarkan Rusia secara negatif, dan mengkarakterisasi tindakannya sebagai tindakan agresif terhadap negara-negara tetangganya, yang dulunya merupakan bagian dari Uni Soviet.

Jurnal ini berhasil membuktikan bahwa terdapat framing negatif terhadap Rusia dengan bukti bukti yang relevan yaitu analis terhadap kalimat atau kata yang digunakan oleh 4 media berita yaitu The Jakarta Post, The New York Times, Reubens, dan Al-Jazeera. Namun, jurnal ini kurang menunjukkan berita berita yang diunggah oleh media berita tersebut, sehingga pembaca tidak dapat melihat berita yang di analisa dari media berita tersebut mengenai framing negatif terhadap Rusia.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image