Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dedi Apriliyanto

Mengapa Edukasi atau Pendidikan Politik Penting bagi Anak Muda?

Politik | Friday, 29 Dec 2023, 21:12 WIB

Saat ini, Indonesia sedang giat membahas isu politik, terutama menjelang pemilu serentak parpol dan pasangan capres cawapres. Peran anak muda dalam dunia politik masih dianggap sensitif oleh sebagian pihak, yang percaya bahwa mereka belum pantas terlibat. Padahal, peran pemuda sangat krusial untuk masa depan bangsa, namun anggapan ini tanpa disadari menciptakan pemisahan antara politik dan pemikiran anak muda, membagi mereka menjadi kelompok yang proaktif dan pasif terhadap suara pemuda dalam politik.

Bila ditanya tentang politik, sebagian besar anak muda saat ini mungkin melihatnya sebagai aspek negatif, terkait dengan suap, politik hitam, demonstrasi, korupsi, manipulasi, lobi-melobi, janji palsu, dan persepsi buruk lainnya. Hal tersebut adalah pandangan yang umum dan dapat dimengerti, karena adanya batasan antara dunia politik dan dunia pemuda kemungkinan telah memengaruhi perspektif mereka terhadap politik.

Benar bahwa terlibat dalam dunia politik bukanlah perjalanan yang instan seperti yang sering dibayangkan. Prosesnya memerlukan waktu yang panjang. Namun, saat-saat seperti ini seharusnya menjadi kesempatan untuk mendidik anak muda daripada menghakimi mereka. Mereka perlu dibimbing, didorong, dan dimotivasi secara perlahan, sehingga kritikalitas mereka dapat berkembang seiring dengan pengetahuan yang diperoleh melalui pendidikan politik.

Seringkali pembatasan ini diasosiasikan dengan kurangnya pengalaman pemuda dalam mengeksplorasi dunia politik. Namun, jika dipertimbangkan kembali, ada beberapa pertanyaan krusial terkait hal ini. Adapun pendidikan politik sangat penting bagi anak muda karena membekali mereka dengan pemahaman mendalam tentang sistem politik, pemerintahan, dan kewarganegaraan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa pendidikan politik penting bagi anak muda.

Mengapa Pendidikan Politik Penting Bagi Anak Muda

1. Mengembangkan Pemahaman tentang Proses Politik

Pendidikan politik membantu anak muda memahami bagaimana proses politik berlangsung, termasuk pemilihan umum, pembentukan undang-undang, dan peran lembaga-lembaga pemerintah.

2. Membentuk Kritisitas Berpikir

Anak muda yang mendapatkan pendidikan politik cenderung memiliki kemampuan berpikir kritis. Mereka diajarkan untuk menilai informasi, menyusun argumen, dan mengambil keputusan yang berbasis pada pengetahuan.

3. Mendorong Partisipasi Demokratis

Dengan pemahaman yang baik tentang sistem politik, anak muda lebih mungkin terlibat secara aktif dalam proses demokrasi. Mereka dapat memahami pentingnya memberikan suara, berpartisipasi dalam aktivitas politik, dan menyuarakan pendapat mereka.

4. Mengatasi Persepsi Negatif terhadap Politik

Pendidikan politik membantu merombak persepsi negatif terhadap politik yang mungkin dimiliki anak muda. Mereka belajar bahwa politik bukan hanya tentang skandal atau janji-janji kosong, tetapi juga tentang pembangunan masyarakat dan penyelesaian masalah.

5. Memahami Hak dan Tanggung Jawab Kewarganegaraan

Anak muda belajar tentang hak dan tanggung jawab mereka sebagai warga negara. Pendidikan politik membantu mereka menyadari bahwa partisipasi aktif dalam proses politik adalah salah satu cara untuk melaksanakan hak dan tanggung jawab tersebut.

6. Menghindari Manipulasi Politik

Dengan pengetahuan politik yang memadai, anak muda lebih mampu mengidentifikasi dan menghindari manipulasi politik. Mereka menjadi lebih kritis terhadap informasi yang diterima dan dapat mengambil keputusan berdasarkan pemahaman yang lebih mendalam.

7. Persiapan untuk Kepemimpinan

Pendidikan politik membantu membentuk karakter kepemimpinan. Anak muda yang teredukasi politik memiliki peluang lebih besar untuk menjadi pemimpin yang peduli, beretika, dan bertanggung jawab di masyarakat.

8. Membangun Pemahaman Global

Pendidikan politik juga membantu anak muda memahami peran Indonesia dalam konteks global. Mereka menjadi lebih sadar terhadap isu-isu internasional dan dampaknya terhadap negara mereka. Pendidikan politik bagi anak muda bukan hanya tentang memberikan informasi, tetapi juga membentuk sikap, nilai, dan keterampilan yang diperlukan untuk berpartisipasi secara efektif dalam kehidupan politik dan sosial.

Kapan anak muda akan memiliki pengalaman jika tidak diberi kesempatan? Analoginya seperti seorang fresh graduate yang gigih mencari pekerjaan namun selalu ditolak karena kurang pengalaman. Jika semua bidang mengadopsi pendekatan serupa, kapan orang-orang yang baru keluar dari zona nyaman akan memiliki peluang untuk mencoba hal baru?

Sangat disayangkan bahwa, seharusnya, anak muda diberikan pendidikan politik untuk mendukung kebutuhan zaman di masa depan. Menarik untuk dicatat bahwa dalam pemilu mendatang, KPU RI mencatat bahwa 52 persen suara berasal dari pemilih muda. Persentase pemilih usia 17-30 tahun mencapai 31,23 persen, suatu angka yang signifikan dan memiliki dampak yang besar.

Pertimbangkan, jika dari persentase tersebut, sebagian besar anak muda memilih untuk tidak memberikan suara karena kurangnya pendidikan dan masih memandang dunia politik sebagai tempat yang penuh tipu daya dengan janji manis dari pemerintah. Kemungkinan besar, jika situasi tersebut terjadi, efektivitas suara dalam menentukan calon terpilih dapat dipertanyakan.

Pentingnya mendidik anak muda dalam politik sejak usia dini menjadi semakin nyata. Tujuannya adalah mengubah persepsi negatif terhadap politik, terutama di kalangan pemilih pemula. Anak muda, bahkan yang baru berusia 17 tahun, yang termasuk dalam kategori pemilih pemula, seharusnya diajari untuk berpartisipasi dalam urusan politik.

Menghilangkan pandangan buruk terhadap politik, terutama di kalangan pemilih pemula, harus menjadi prioritas utama sebagai alasan mengajarkan anak muda tentang politik. Ketidakberdayaan anak muda dalam mendapatkan kesempatan berpolitik mengakibatkan beberapa dari mereka menyuarakan pendapatnya secara bebas, terkadang dengan cara yang tidak tepat.

Dalam lingkungan yang memungkinkan media bebas digunakan untuk menyatakan pendapat, pemuda menjadi aktif dalam merespons isu-isu politik, meskipun dengan cara yang kurang sesuai. Kurangnya edukasi politik menghasilkan pemuda dengan pola pikir kurang kritis, yang seringkali menghambat kemampuan mereka dalam menyampaikan pendapat secara efektif.

Dampaknya terlihat dalam sikap beberapa pemuda yang seolah mengerti politik, namun seringkali memberikan komentar dan kritik tanpa dasar yang kuat terhadap pemerintah. Sebaliknya, edukasi politik memberikan pemuda keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk berpartisipasi secara positif dalam kehidupan sosial dan politik. Hal tersebut sangat penting untuk membentuk karakter kepemimpinan dan membangun kritisitas berpikir. Anak muda yang teredukasi politik akan lebih mampu menghindari manipulasi politik dan mengambil keputusan dengan independen.

Edukasi politik tidak hanya tentang propaganda dan konflik politik, melainkan juga berkaitan dengan pembentukan karakter dan jiwa kepemimpinan. Anak muda yang mendapat edukasi politik akan menyadari bahwa politik tidak hanya berkaitan dengan menjadi pemilih cerdas, tetapi juga dengan menjadi generasi yang peduli terhadap permasalahan global. Hal ini tentu bukan hanya persiapan untuk masa kini, tetapi juga investasi dalam menciptakan pemimpin yang peduli dan bertanggung jawab untuk masa depan Indonesia.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image