Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syahrial, S.T

Kebaikan dan Keburukan Dunia: Ujian Sejati bagi Orang yang Beriman

Agama | 2023-12-29 19:51:44
Kekuasaan Allah. Sumber foto : Canva

Allah berfirman dalam Al-Qur'an surat Al-Anbiya ayat 35 yang artinya "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan."

Menurut tafsir Ibnu Katsir, Allah menguji manusia dengan berbagai cobaan, baik itu musibah maupun kenikmatan. Tujuannya adalah untuk melihat siapa di antara manusia yang bersyukur dan siapa yang kufur. Juga untuk melihat siapa yang sabar menghadapi cobaan dan siapa yang berputus asa.

Cobaan yang dimaksud bisa berupa kesusahan dan kemudahan, sakit dan sehat, kaya dan miskin, halal dan haram, taat dan maksiat, petunjuk dan kesesatan. Semua cobaan tersebut bertujuan untuk menguji ketaatan manusia kepada Allah.

Ibnu Abbas menafsirkan keburukan dan kebaikan yang menjadi cobaan itu adalah kesusahan dan kemudahan, sakit dan sehat, kaya dan miskin, halal dan haram, taat dan maksiat, serta petunjuk dan kesesatan. Semuanya adalah ujian bagi manusia selama hidup di dunia.

Lalu, mengapa manusia diuji dengan berbagai cobaan tersebut?

Pertama, untuk membedakan mana orang yang sabar dan syukur, dengan orang yang lemah dan selalu mengeluh.

Kedua, untuk menguji sejauh mana keimanan seseorang.

Ketiga, untuk membersihkan dosa dan mengangkat derajat orang yang bersabar.

Keempat, agar manusia selalu mengingat Allah dan kembali ke jalan yang benar jika sempat tersesat.


Rasulullah bersabda, yang artinya: "Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, seluruh urusannya adalah baik baginya, dan tidaklah demikian itu kecuali bagi seorang mukmin. Jika ia mendapat kesenangan, maka ia bersyukur, yang menjadi baik baginya. Dan jika ia tertimpa kesusahan, maka ia bersabar, yang juga menjadi baik baginya." (HR. Muslim)

Sabda Rasulullah tersebut mengajarkan bahwa orang mukmin sejati adalah orang yang selalu bersyukur dalam keadaan senang dan selalu sabar dalam menghadapi kesusahan. Keduanya sama-sama baik dan menjadi kemenangan bagi orang mukmin. Lalu, ke mana manusia akan kembali setelah menjalani berbagai cobaan di dunia? Ayat tersebut menjelaskan bahwa pada akhirnya manusia akan kembali kepada Allah.

Setiap manusia akan mempertanggungjawabkan amal perbuatannya di dunia kepada Allah. Maka, hendaknya kita perbanyak amal saleh dan senantiasa mendekatkan diri kepada-Nya. Karena pada hari perhitungan kelak, hanya amal saleh lah yang dapat menolong kita.

Rasulullah bersabda, yang artinya: "Bersegeralah berbuat kebaikan sebelum datang suatu kesibukan yang mempersempit. Yaitu kesibukan yang akan mempersempit (waktu dan kesempatan beramal), kecemasan yang akan terjadi seperti potongan-potongan malam yang gelap gulita." (HR. Muslim)

Maka marilah kita perbanyak beramal saleh, beribadah dengan khusu', dan senantiasa mengingat kematian. Karena kematian bisa datang kapan saja tanpa diduga. Dan kelak kita semua pasti akan kembali ke hadirat Allah untuk mempertanggungjawabkan amal perbuatan kita selama di dunia.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image