Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Bang Doel

Yuk, Staking Crypto agar Lebih Untung dan Minim Risiko

Teknologi | Thursday, 06 Jan 2022, 15:03 WIB
Koin crypto bisa dipergunakan sebagai deposito yang disebut staking. (Gambar: Canva)

Masuknya Metaverse, sebagaimana dikutip dari Republika, membuat daya tawar crypto semakin diperhitungkan. Imbasnya beberapa koin melambung nilainya.

Buat para investor crypto, hal ini tentu biasa saja dan boleh jadi tak terlalu mengejutkan. Namun popularitas dunia buatan Meta (dahulu Facebook), membuat orang awam pun makin melirik.

Aset kripto, cryptocurrency, mata uang kripto, atau saya menyebutnya crypto saja, memang memberikan benefit jika ditangani dengan baik.

Salah satu penanganan yang menguntungkan adalah dengan melakukan staking. Staking ini mirip dengan deposito dalam istilah perbankan. Namun kali ini objeknya adalah crypto.

Apa itu Staking?

Staking adalah sebuah aktivitas yang mengunci crypto di dompet digital pada platform tertentu untuk durasi tertentu dan untuk mendapatkan keuntungan.

Durasi staking biasanya dilakukan selama seminggu, sebulan, dua bulan, sampai satu tahun. Pemilik crypto yang di-staking akan mendapatkan keuntungan berupa crypto sejenis.

Ya, memang mirip deposito. Dengan objek dan sistem yang sedikit berbeda.

Staking ini bisa dilakukan oleh mereka yang kurang memahami trading, atau tidak mau mengambil risiko trading, namun tetap pengin mendapatkan keuntungan dari aset crypto mereka.

Tempat Melakukan Staking

Ada beberapa tempat yang bisa dipergunakan untuk melakukan staking. Rata-rata diantaranya merupakan platform crypto exchange yang mulai banyak melompat ke bisnis staking.

Beberapa diantaranya yakni Binance, Coinbase, Pintu Aplikasi Crypto Terbaik dan Termudah di Indonesia, Kraken, Bitfinex, Pancake Swap, dan lainnya.

Silakan temukan yang menurut Anda paling nyaman dan mampu memberikan imbalan paling bagus.

Rekomendasi Koin untuk Staking

Nyaris semua koin sebetulnya bisa dipakai untuk staking. Namun berbagai pakar crypto menyebut hanya beberapa saja yang memberikan imbalan bagus.

Berikut beberapa koin yang memberikan imbal balik terbaik diantara ratusan koin crypto.

1. Ethereum (ETH)

Jenis crypto yang paling banyak 'anaknya' ini merupakan salah satu yang terbaik untuk dipakai staking.

Sayangnya menurut berbagai pakar, untuk melakukan staking secara independen, setidaknya Anda mesti memiliki 32ETH yang nilainya kira-kira $130,000 atau setara Rp1,8 miliar.

Jadi kalau belum punya Ethereum senilai itu, ya silakan ikut staking pool. Mirip deposito kolektif.

2. Tezos (XTZ)

Tezos merupakan salah satu crypto yang familiar juga. Anda juga tak perlu memiliki banyak XTZ untuk melakukan staking.

Staking dengan XTZ biasanya mendapatkan 4% hingga 8,5% tergantung platformnya dan durasi staking-nya.

3. Cardano (ADA)

Cardano saat ini memang tak begitu populer akibat nilainya yang masih kecil. Namun ia bisa menjadi alternatif dalam melakukan staking.

Anda bisa menggunakan ADA senilai $1,3 saja untuk melakukan staking pertama. Nilai yang rendah ini bisa jadi karena popularitasnya yang masih belum tinggi.

4. Algorand (ALGO)

Algorand juga tak begitu mahal untuk melakukan staking. Anda bakal mendapatkan imbal balik 3% hingga 10% sesuai dengan platform dan durasinya.

Di Binance, staking ALGO hanya membutuhkan beberapa ratus dollar saja dengan imbal balik yang menggiurkan.

5. Polygon (MATIC)

Polygon adalah pilihan bagus lainnya untuk staking. Ada beberapa platform. Polygon saat ini juga terjangkau untuk dibeli, jadi Anda tidak perlu mengeluarkan uang untuk bertaruh dalam jumlah yang banyak.

6. Cosmos (ATOM)

Anda bisa melakukan staking Cosmos dengan beberapa cara, yakni lewat bursa, dompet, maupun dompet crypto fisik.

Meskipun nilainya saat ini masih kecil, namun bukan berarti koin ATOM tidak ada nilainya. Banyak orang yang melakukan staking dengan koin ini.

Itulah tadi definisi staking, tempat untuk melakukan staking dan rekomendasi koin yang bisa dipergunakan untuk staking. Semoga bermanfaat.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image