Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image

Apakah dalam Sebuah Hubungan Seseorang Bisa Melakukan Perilaku Seksual?

Lainnnya | 2023-12-28 15:51:54

Ya, dalam sebuah hubungan seseorang dapat melakukan perilaku seksual dengan pasangan mereka. Perilaku seksual adalah bagian penting dari keintiman dan kepuasan dalam sebuah hubungan. Namun, penting untuk selalu memastikan bahwa semua tindakan seksual dilakukan dengan persetujuan dan saling menghormati antara semua pihak yang terlibat.

Ilustrasi sebuah hubungan remaja (Sumber gambar: https://pin.it/6Ti4eUi)

Tahukah kamu apa itu perilaku seksual dalam sebuah hubungaan? Sarwono (2011) menyatakan bahwa tindakan yang diakibatkan oleh keinginan seksual termasuk tindakan dengan orang yang sama jenis atau lawan jenis. Hurlock (2009) menyatakan bahwa perilaku seks seseorang saat berpacaran dimulai dengan berciuman, bercumbu ringan, dan bercumbu berat sebelum akhirnya berhubungan intim. Pentingnya persetujuan dan saling menghormati dalam melakukan tindakan seksual ini adalah untuk memastikan bahwa semua pihak merasa nyaman dan tidak terjadi tekanan atau kekerasan dalam hubungan tersebut (Rohmadini et al., 2020) .

Lalu bagaimana perilaku seksual dalam sebuah hubungan? Perilaku pacaran terbagi menjadi empat kategori (Sugiyati, 2008). Pertama, perilaku ditunjukkan secara fisik, seperti memegang tangan, mencium kening, berciuman bibir, mencium leher, meraba satu sama lain, dan melakukan hubungan seksual. Kedua, berbicara tentang pacaran. Ini adalah cara yang berani dan menunjukkan cintanya kepada orang yang dicintainya dengan percaya diri. Dia bisa melakukannya dengan menghubungi orang yang dicintainya melalui telepon, memberinya benda seperti coklat, boneka, atau lainnya, atau mengungkapkannya di depan teman dan pacarnya.

Ketiga, perilaku pacaran yang didasarkan pada kesadaran diri untuk membantu menyelesaikan masalah atau perasaan yang terpendam, pasangan remaja saling mengungkapkan perasaannya pada pacarnya. Kempat, melakukan pacaran dengan memberi hadiah atau materi Hadiah ulang tahun, prestasi, atau tanda perhatian (Sirojammuniro, 2020) .

Selain itu, sebuah hubungan yang telah melakukan hubungan seksual pasti telah melakukan ciuman. Namun, remaja yang baru bergandengan tangan mungkin tidak berciuman atau berhubungan seksual. Peneliti ingin mengetahui apakah urutan yang diantisipasi oleh mereka mengikuti perilaku seksual remaja yang berpacaran dengan lawan jenis (Yulianto et al., 2020) .

Apa penyebab remaja melakukan perilaku seksual pada hubungan mereka? Remaja yang berpacaran sering melakukan seks pranikah, karena kekurangan pengawasan orang tua, dan sikap remaja yang negatif terhadap seks bebas. Kurangnya pengawasan orang tua dalam menjaga anak-anak mereka juga dapat memicu perilaku seksual yang tidak sehat pada remaja.

Teman sebaya yang memiliki sikap negatif terhadap seksualitas juga dapat mempengaruhi remaja untuk melakukan perilaku seksual yang tidak baik. Kurangnya pengetahuan tentang seksualitas juga dapat menyebakan remaja melakukan perilaku seksual yang tidak baik (Wahyuning et al., 2022) . Hal ini dapat mengakibatkan konsekuensi negatif bagi kesehatan dan kesejahteraan remaja.

Selain itu, apakah metode pengasuh orang tua berpengaruh pada perilaku sesksual anak? Studi yang dilakukan oleh Setiyati (seperti dikutip dalam Kartika & Budisetyani, 2018) menemukan hubungan positif antara perilaku seksual anak dan cara orang tua mengasuh mereka dengan otoriter. Semakin otoriter metode pengasuh orang tua, lebih banyak perilaku seksual anak yang terlibat. Selain itu, menurut studi Triandika dan Ediati (2015), bahwa perilaku seksual remaja putri sebelum pernikahan tidak dipengaruhi oleh pola asuh yang permisif.

Sylvester (2014) juga menemukan bahwa kurangnya pengawasan orang tua merupakan prediktor untuk perilaku seksual berisiko yang lebih tinggi, sedangkan pola asuh otoritas merupakan prediktor untuk perilaku seksual berisiko yang lebih rendah. Dengan demikian, cara orang tua menjaga anak-anak saat mereka berpacaran dapat memengaruhi bagaimana mereka berperilaku seksual.

Apakah orang tua memiliki peran penting dalam perilaku seksual? Ya, orang tua bertanggung jawab untuk membantu anak-anak mereka menjadi lebih percaya diri dan mengajarkan mereka cara membuat keputusan sehingga mereka tidak terpengaruh oleh teman-teman mereka. Selain itu, orang tua bertanggung jawab untuk memastikan bahwa anak-anak mereka tidak terjebak dalam situasi yang tidak diinginkan.

Beberapa peran yang dapat dimainkan oleh orang tua termasuk menjadi pendidik, panutan, pendamping, konselor, dan komunikator (Suci Haryani et al., 2016) . Orang tua juga harus memberikan pengarahan dan perhatian yang cukup kepada anak-anak mereka. Hal ini sangat penting untuk menjaga anak-anak mereka tumbuh menjadi individu yang bertanggung jawab dan bahagia.

Perilaku seksual dalam sebuah hubungan juga melibatkan komunikasi yang jujur dan terbuka antara pasangan. Komunikasi yang baik dapat membantu pasangan untuk saling memahami kebutuhan dan keinginan masing-masing dalam konteks seksual. Dalam hubungan yang sehat, pasangan akan saling mendiskusikan preferensi seksual, batasan, dan keinginan yang mereka miliki. Mereka akan mencari cara untuk memastikan bahwa keduanya merasa nyaman dan puas dengan keintiman yang mereka bagikan.

Komunikasi yang jujur dan terbuka juga membantu dalam mengatasi masalah atau ketidaksesuaian yang mungkin timbul dalam hubungan seksual. Dengan saling mendengarkan dan menghormati kebutuhan satu sama lain, pasangan dapat menciptakan lingkungan yang aman dan memuaskan untuk eksplorasi seksual.

Dalam konteks seksual, penting bagi setiap individu untuk menghormati dan memahami keinginan masing-masing. Dalam hubungan yang sehat, pasangan akan berkomunikasi secara terbuka dan jujur tentang preferensi mereka, serta batasan yang mereka miliki. Mereka akan saling mendengarkan dan mencari cara untuk memastikan bahwa keduanya merasa nyaman dan puas dengan keintiman yang mereka bagikan.

Referensi

Rohmadini, A. F., Egi, M., & Khansa, N. (2020). Perbedaan perilaku seksual pranikah antara remaja pengguna internet tinggi dan remaja pengguna internet rendah di Tangerang Selatan. https://www.researchgate.net/publication/349392848

Sirojammuniro, A. (2020). Analisi pola perilaku pacaran pada remaja. Academic, 1, 125–125.

Suci Haryani, D., Haryani, K., Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No, S., & Abstrak, Y. (2016). Peran orang tua berhubungan dengan perilaku seksual pra nikah remaja di smkn 1 sedayu. In JNKI (Vol. 3, Issue 3).

Wahyuning, E., Bimbingan, F., Konseling, D., Indah, T., & Bimbingan, P. (2022). Faktor penyebab dan upaya penanganan perilaku seksual pranikah remaja.

Yulianto, A., Psikologi, S., Humaniora, F., Bisnis, D., Jaya, P., Selatan, T., Cendrawasih, J., & Blok, R. (2020). Pengujian psikometri skala guttman untuk mengukur perilaku seksual pada remaja berpacaran. Psikologi : Media Ilmiah Psikologii, 18, 38–39.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image