Perilaku Pelecehan Seksual Pada Remaja Yang Berpacaran Serta Dampaknya
Eduaksi | 2023-12-27 21:07:18Kyns (1989) melengkapkan dengan menyatakan bahwa pacaran merujuk pada hubungan antara dua individu berjenis kelamin berbeda yang saling memiliki ikatan emosional, yang berasal dari perasaan-perasaan tertentu yang muncul dalam hati masing-masing individu tersebut. "Pacaran" adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan hubungan romantis atau asmara antara dua orang yang bersifat sukarela dan didasarkan pada saling ketertarikan dan perasaan kasih sayang. Dalam konteks ini, dua individu yang terlibat dalam pacaran biasanya melakukan kegiatan bersama, berbagi pengalaman, dan saling membangun hubungan yang lebih mendalam. Pacaran bisa menjadi tahap awal menuju komitmen yang lebih serius, seperti pertunangan atau pernikahan, namun, tidak semua hubungan pacaran berakhir dengan tingkat komitmen tersebut. Tidak semua hubungan pacaran berjalan dengan lancar tanpa kendala, pasti akan ada fase dimana orang-orang yang berpacaran mengaami masalah-masalah di dalam hubungan mereka, salah satu contohnya ialah perilaku pelecehan seksual yang dialami oleh salah satu pihak didalam hubungan tersebut. Menurut definisi yang diberikan oleh WHO (2017), pelecehan seksual dapat dijelaskan sebagai setiap tindakan, upaya pelaksanaan tindakan, atau ungkapan kata-kata yang melibatkan unsur kekerasan, paksaan, atau penyalahgunaan kekuasaan, yang terjadi tanpa adanya persetujuan dari semua pihak yang terlibat.
Pelecehan seksual pada remaja yang berpacaran merupakan masalah serius yang dapat berdampak negatif pada kesejahteraan emosional dan mental para remaja. Pelecehan seksual dapat terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk perilaku verbal, fisik, atau digital yang tidak diinginkan dan tidak senonoh. Perilaku pelecehan seksual adalah serangkaian tindakan atau perilaku yang melibatkan eksploitasi atau penyalahgunaan kekuatan dalam konteks seksual. Perilaku ini dapat mencakup berbagai bentuk dan mungkin merugikan, merendahkan, atau mengeksploitasi korban secara seksual.
Berikut adalah beberapa contoh perilaku pelecehan seksual menurut (Finaka et al., 2021)
Perilaku Verbal
- Komentar, lelucon, atau pembicaraan seksual yang tidak diinginkan atau merendahkan.
- Ancaman atau pelecehan verbal yang memiliki unsur seksual.
Perilaku Fisik
- Sentuhan fisik yang tidak diinginkan atau tidak pantas.
- Kekerasan fisik yang terkait dengan keinginan seksual tanpa persetujuan.
Perilaku Non-Verbal
Eksploitasi melalui ekspresi wajah, gestur, atau tindakan non-verbal lainnya yang memiliki konotasi seksual.
Pelecehan Digital
- Penyebaran foto atau video pribadi tanpa izin.
- Penggunaan media sosial atau teknologi digital untuk melakukan pelecehan, seperti penguntitan online atau pelecehan melalui pesan teks.
Paksaan Seksual
- Memaksa atau mencoba memaksa seseorang untuk melakukan aktivitas seksual tanpa persetujuan.
Paksaan Melalui Obat-obatan atau Alkohol
- Memanfaatkan ketidakmampuan seseorang untuk memberikan persetujuan karena pengaruh obat-obatan atau alkohol.
Eksploitasi dalam Hubungan
- Memanfaatkan hubungan kekuasaan atau otoritas untuk mendapatkan keuntungan seksual atau memaksa pasangan.
Dari perilaku-perilaku diatas perilaku pelecehan seksual pada remaja dapat memiliki dampak yang serius dan merugikan pada berbagai aspek kehidupan sang korban. dampak kekerasan dalam hubungan percintaan remaja terhadap kesehatan fisik, kesehatan mental, dan prestasi pendidikan memiliki dampak yang sangat signifikan. Individu remaja yang menjadi korban kekerasan dalam hubungan percintaan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami gejala depresi dan kecemasan, terlibat dalam perilaku tidak sehat seperti penggunaan tembakau, obat-obatan, dan alkohol, menunjukkan perilaku antisosial, serta menciptakan pemikiran yang berkaitan dengan tindakan bunuh diri. Semua ini menunjukkan bahwa kekerasan dalam hubungan remaja bukan hanya memiliki dampak langsung terhadap kesejahteraan fisik dan mental mereka, tetapi juga dapat merugikan perkembangan pendidikan mereka secara keseluruhan. Berikut adalah dampak-dampak yang timbul akibat perilaku pelecehan menurut (Halidi & Ramadhan, 2022)
Kesehatan mental & gejala trauma: Remaja yang mengalami pelecehan seksual dapat mengalami gejala trauma, seperti kecemasan, depresi, dan stres post-traumatik.
Penurunan kesehatan emosional: Pelecehan seksual dapat menyebabkan penurunan kesehatan emosional, harga diri yang rendah, dan masalah identitas.
Kesulitan dalam membangun hubungan: Remaja yang mengalami pelecehan seksual mungkin mengalami kesulitan membangun hubungan interpersonal yang sehat dan saling percaya.
Isolasi sosial: Beberapa remaja mungkin merasa cenderung mengisolasi diri dari teman-teman atau keluarga sebagai akibat dari pengalaman pelecehan.
Gangguan Belajar: Dampak psikologis dari pelecehan seksual dapat mengganggu konsentrasi dan fokus remaja dalam prestasi pendidikan mereka.
Perilaku destructif seperti penyalahgunaan zat: Beberapa remaja mungkin mencari pelarian dari dampak emosional dengan cara menyalahgunakan zat seperti alkohol atau obat-obatan.
Perilaku merugikan diri: Ada kemungkinan bahwa remaja tersebut dapat terlibat dalam perilaku merugikan diri, seperti pemikiran atau percobaan bunuh diri.
Kesimpulannya, Pelecehan seksual pada remaja yang berpacaran merupakan permasalahan yang serius dan kompleks dengan dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan fisik dan mental korban. Dalam konteks pacaran, hubungan antara dua individu yang berlawanan jenis dapat menjadi sarana bagi terjadinya perilaku pelecehan seksual. Dalam beberapa kasus, perilaku ini dapat mencakup aspek verbal, fisik, dan digital, menciptakan lingkungan yang merugikan bagi korban. Dampak pelecehan seksual pada remaja mencakup kesehatan mental yang terganggu, gejala trauma, penurunan harga diri, serta masalah dalam membangun hubungan interpersonal. Gangguan dalam prestasi pendidikan dan keterlibatan dalam perilaku merugikan diri seperti penyalahgunaan zat juga menjadi konsekuensi serius dari pelecehan seksual.
DAFTAR PUSTAKA
Dahlia, S., Yusran, S., & Tosepu, R. (2022). ANALISIS FAKTOR PENYEBAB PERILAKU PELECEHAN SEKSUAL TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR DI KECAMATAN ANGATA KABUPATEN KONAWE SELATAN. Jurnal Nursing Update, 13(3), 169–179. https://stikes-nhm.e-journal.id/NU/article/download/840/819
Hotline, D. V. (2017). UNDERSTANDING TEEN DATING VIOLENCE AND SEXUAL ASSAULT. 1–7. https://www.loveisrespect.org/wp-content/uploads/2019/03/Teen-Survivors.pdf
Rohmadini, A. F., Egi, M., & Khansa, N. (2020). PERBEDAAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH ANTARA REMAJA PENGGUNA INTERNET TINGGI DAN REMAJA PENGGUNA INTERNET RENDAH DI TANGERANG SELATAN. Human Behavior in the New Normal Post Pandemic: Challenges and Opportunities for Psychology in the Archipelago.
Rohmah, S., & Legowo, M. (2014). Motif Kekerasan Dalam Relasi Pacaran di Kalangan Remaja Muslim. Paradigma, 2(1), 1–9.
www.nsd.co.id. (n.d.). Penegertian Pacaran. PsychoLogy Mania. https://www.psychologymania.com/2013/01/pengertian-pacaran.html
Yulianto, A. (2020). Pengujian Psikometri Skala Guttman untuk Mengukur Perilaku Seksual Pada Remaja Berpacaran. 18, 38–48. 10.47007/jpsi.v18i01.80
Finaka, A., Nurhanisah, Y., & Naufal, A. (2021, December 27). 21 Bentuk Kekerasan Seksual yang Dilarang! Indonesiabaik.Id. https://indonesiabaik.id/infografis/21-bentuk-kekerasan-seksual-yang-dilarang
Halidi, R., & Ramadhan, F. (2022, June 15). 10 Dampak Pelecehan Seksual Bagi Korban, Salah Satunya Keinginan Bunuh Diri. Suara.Com. https://www.suara.com/health/2022/06/15/115532/10-dampak-pelecehan-seksual-bagi-korban-salah-satunya-keinginan-bunuh-diri?page=all
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.