Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Suharti Sumarta

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 2.3 Coaching dalam Supervisi Akademik

Guru Menulis | Wednesday, 27 Dec 2023, 16:26 WIB
Coaching

Saya merefleksikan hasil dari kegiatan yang saya ikuti di LMS Modul 2.3 tentang Coaching, dalam bentuk jurnal refleksi. yang mendokumentasikan perasaan, gagasan dan pengalaman serta praktik baik yang telah saya dilakukan.

Facts (Peristiwa) Saya mempelajari Modul 2.3 Coaching dalam Supervisi Akademik melalui eksplorasi konsep yang dibagi menjadi 4 Sub Pembelajaran, yaitu: Sub Pembelajaran 2.1 Konsep Coaching secara Umum dan dalam Konteks Pendidikan. Sub Pembelajaran 2.2: Paradigma Berpikir dan Prinsip Coaching. Sub Pembelajaran 2.3: Kompetensi Inti Coaching dan Alur Percakapan Coaching TIRTA, Sub Pembelajaran 2.4: Supervisi Akademik dengan Paradigma Berpikir Coaching. saya merefleksikan hasil dari kegiatan yang saya ikuti di LMS ini dalam bentuk jurnal refleksi. Jurnal Refleksi dwi minggu ini membahas materi pada Modul 2.3 tentang Coaching. Jurnal refleksi ini saya tulis sebagai media yang mendokumentasikan perasaan, gagasan dan pengalaman serta praktik baik yang telah saya dilakukan. saya merefleksikan hasil dari kegiatan yang saya ikuti di LMS ini dalam bentuk jurnal refleksi. Jurnal Refleksi dwi minggu ini membahas materi pada Modul 2.3 tentang Coaching. Jurnal refleksi ini saya tulis sebagai media yang mendokumentasikan perasaan, gagasan dan pengalaman serta praktik baik yang telah saya dilakukan. saya merefleksikan hasil dari kegiatan yang saya ikuti di LMS ini dalam bentuk jurnal refleksi. Jurnal Refleksi dwi minggu ini membahas materi pada Modul 2.3 tentang Coaching. Jurnal refleksi ini Saya tulis sebagai media yang mendokumentasikan perasaan, gagasan dan pengalaman serta praktik baik yang telah saya dilakukan.

Saya mengeksplorasi peran seorang coach, bagaimana cara membangun percakapan yang memberdayakan potensi rekan sejawat, dengan memiliki paradigma berpikir coaching, akan dapat meningkatkan peran kita di sekolah sebagai seorang supervisor. Supervisor yang dimaksud dapat diperankan oleh kepala sekolah, guru senior maupun rekan sejawat.

Coaching adalah proses kolaborasi yang berorientasi pada solusi, hasil, dan sistematis. Dalam coaching, seorang coach membantu coachee untuk meningkatkan kinerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi. International Coach Federation mendefinisikan coaching sebagai bentuk kemitraan dengan coachee untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional melalui proses yang merangsang pemikiran dan kreativitas. Pengalaman menarik dan berharga dalam memahami coaching yaitu pada saat mengerjakan tugas Ruang Kolaborasi berupa latihan dan praktik coaching, memainkan peran sebagai coach dan coachee.

Feelings (Perasaan) dalam mempelajari Modul 2.3. Saya merasa senang mendapat pencerahan untuk perkembangan diri Saya dalam dunia coaching dan supervisi akademik untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip coaching kedalam praktik pendidikan di sekolah. Saya memahami coaching sebagai alat yang kuat untuk membantu kami sebagai pendidik menghadapi berbagai tantangan yang mungkin muncul dalam perjalanan pendidikan.

Saya merasa semakin percaya diri dalam berinteraksi dengan rekan sejawat, menciptakan ruang kolaboratif yang memungkinkan kita saling mendukung, berbagi ide, dan tumbuh bersama sebagai komunitas pembelajaran yang kuat.

Saya termotivasi untuk mencari solusi kreatif dalam mengatasi permasalahan yang mungkin timbul di sekolah. Modul ini mengajarkan saya bahwa coaching bukan hanya tentang memberikan jawaban, tetapi juga tentang memungkinkan coachee (yang sedang dibimbing) untuk menemukan solusi mereka sendiri melalui pemikiran dan refleksi yang mendalam.

Findings (Pembelajaran): Saya mendapatkan banyak pembelajaran berharga dari materi Modul 2.3 ini. Supervisi akademik bertujuan untuk memastikan pembelajaran yang berpihak pada murid dan untuk pengembangan kompetensi diri pendidik di sekolah. Dalam hubungan antar guru, seorang coach dapat membantu coachee menemukan kekuatan dalam proses pembelajaran.

Paradigma berpikir coaching melibatkan fokus pada pengembangan coachee, sikap terbuka, kesadaran diri, dan kemampuan melihat peluang masa depan. Prinsip coaching adalah "kemitraan, konstruktif, terencana, reflektif, objektif, berkesinambungan, komprehensif.

Kompetensi inti coaching mencakup kehadiran penuh, mendengarkan aktif, dan mengajukan pertanyaan berbobot. Alur percakapan coaching TIRTA mencakup perencanaan, pemecahan masalah, refleksi, dan kalibrasi. Umpan balik coaching melibatkan pertanyaan reflektif dan penggunaan data yang valid.

Supervisi akademik adalah rangkaian aktivitas yang berdampak langsung pada guru dan pembelajaran mereka di kelas. Dua paradigma utama dalam supervisi akademik adalah pengembangan kompetensi berkelanjutan dan optimalisasi potensi individu.

Future (Penerapan): Setelah menyelesaikan Modul 2.3, saya merasa termotivasi dan siap untuk mengaplikasikan kompetensi coaching dalam praktik sehari-hari sebagai pendidik. Saya menjadi lebih hadir secara penuh dalam setiap percakapan coaching. Saya memahami pentingnya memberikan perhatian sepenuhnya kepada coachee, sehingga mereka merasa didengar dan dihargai. Selanjutnya, saya akan aktif dalam mendengarkan, memberikan ruang bagi coachee untuk berbicara, dan benar-benar mencerna apa yang mereka sampaikan. Saya percaya bahwa mendengarkan aktif adalah kunci untuk memahami kebutuhan dan tantangan coachee.

Selain itu, saya akan mengembangkan kemampuan saya dalam mengajukan pertanyaan yang relevan dan berbobot. Saya akan memastikan bahwa pertanyaan-pertanyaan dirancang untuk merangsang pemikiran coachee, membantu mereka menggali solusi dan mendorong refleksi yang lebih dalam. Saya juga akan memanfaatkan prinsip coaching, seperti kemitraan, proses kreatif, dan memaksimalkan potensi, dalam setiap interaksi saya dengan coachee. Saya yakin bahwa dengan menerapkan prinsip-prinsip coaching ini, saya dapat menciptakan pengalaman pembelajaran yang bermakna dan berdampak positif bagi coachee.

Selanjutnya, saya akan mengimplementasikan rangkaian supervisi akademik yang mengadopsi paradigma berpikir coaching, melibatkan pendekatan yang berpusat pada pengembangan kompetensi yang berkelanjutan dan optimalisasi potensi individu. Saya akan menggunakan supervisi akademik ini sebagai alat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah dan memastikan pembelajaran yang berpihak pada murid. Saya juga berkomitmen untuk terus mengasah kemampuan coaching Saya melalui latihan dan praktek dengan rekan sejawat dan murid, agar Saya dapat terus berkembang sebagai pendidik yang efektif dan mendukung pertumbuhan coachee Saya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image