Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Putri Nurfikri Mulyani

Kecerdasan Emosional Sebagai Kunci Kesejahteraan Psikologis

Pendidikan dan Literasi | Tuesday, 26 Dec 2023, 21:39 WIB

Kecerdasan emosional adalah salah satu keterampilan yang dimiliki seseorang dan dapat dikembangkan melalui berbagai pelatihan berkelanjutan. Pengetahuan ini memotivasi individu agar orang lain dapat mempengaruhi tindakannya. Karena orang yang cerdas emosional sangat peka terhadap lingkungan sekitar, maka kecerdasan emosional memegang peranan penting dalam mengembangkan karakter moral individu. Kecerdasan emosional mengacu pada kemampuan memahami emosi diri sendiri dan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi secara efektif dalam hubungan dengan diri sendiri dan orang lain.

Kecerdasan emosional memungkinkan individu untuk jujur, belajar dan jujur pada diri sendiri, mengembangkan kekuatan dan kesadaran diri, mendengarkan suara hati, menghormati dan bertanggung jawab, menegaskan diri, bergerak maju dan tekun. Kecerdasan emosional bukanlah kebalikan dari kecerdasan mental, otak atau kecerdasan spiritual, ada hubungan dinamis antara ketiganya. Tidak dapat disangkal bahwa kesadaran mental berperan penting dalam mencapai kesuksesan di masyarakat. "Emotional Intelligence adalah kemampuan seseorang untuk menyadari emosi dirinya, mengelola emosi serta memanfaatkan emosi untuk mencapai prestasi, berempati serta membangun hubungan dengan orang lain" Goleman, D. (1995).

Menurut Huppert (Fitri Atikasari, 2019, p. 1), kesejahteraan psikologis adalah kombinasi dari kebahagiaan, dukungan, kehidupan yang baik, pemikiran yang baik dan kehidupan mental dan fisik yang baik. Oleh karena itu, orang yang menerima dirinya dengan baik dan puas dengan hidupnya memiliki kesehatan mental yang baik. Kesejahteraan mental adalah kesejahteraan seseorang, dan kesejahteraan seseorang adalah arah atau tujuan yang dikejar seseorang.

Salah satu teori yang menghubungkan pengetahuan psikologis dan kesejahteraan psikologis adalah teori Mayer dan Salovey. Mereka memperkenalkan model kecerdasan emosional yang memiliki empat komponen utama: kecerdasan emosional, kecerdasan emosional, manajemen emosi, dan kecerdasan emosional. Menurut teori ini, kekuatan tersebut dapat membantu orang mengelola emosinya, mengambil keputusan yang bijaksana, dan membangun hubungan yang sehat. Penelitian telah menunjukkan bahwa tingkat kecerdasan emosional yang tinggi dapat berhubungan positif dengan kesejahteraan psikologis, termasuk tingkat kebahagiaan, kualitas hubungan interpersonal, dan ketahanan terhadap stres. Oleh karena itu, teori ini mendukung gagasan bahwa perkembangan kecerdasan emosional dapat berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan psikologis seseorang.

Komponen-komponen utama kesadaran emosional antara lain adalah Komponen pertama adalah kesadaran diri. Menurut KBBI, kesadaran diri diartikan sebagai kesadaran bahwa seseorang memahami keadaannya. Dalam hal ini berarti kesadaran ini adalah kesadaran di mana Anda mampu memahami emosi di dalam diri Anda. Ini adalah bagian terpenting dari kecerdasan emosional. Semakin baik Anda memahami keadaan emosi Anda dan cara Anda mengelolanya, semakin baik pula kecerdasan emosional Anda. Komponen kedua adalah pengembangan pengaturan diri. Regulasi mempunyai arti memperbaiki. Dalam hal ini berarti masyarakat harus mempunyai regulasi emosi yang baik. Setelah mampu memahami bahwa emosi dalam diri Anda mempengaruhi orang lain, maka kecerdasan emosional harus mampu mengendalikan dan mengatur emosi dalam fungsinya. Komponen penting dari kecerdasan emosional adalah kemampuan komunikasi sosial yang baik. Padahal, pemahaman emosional bukan hanya soal memahami perasaan diri sendiri, tapi juga perasaan orang lain. Semakin sering Anda mengkomunikasikan dan menggunakan pemahaman Anda tentang emosi diri sendiri dan orang lain, maka akan membantu meningkatkan kecerdasan emosional Anda ke tingkat yang lebih tinggi. Empati merupakan bagian keempat dari kecerdasan emosional. Empati diartikan sebagai kemampuan untuk lebih memahami perasaan orang lain dan sangat penting dalam mengembangkan kecerdasan emosional. Empati yang ada membentuk pemahaman terhadap emosi yang dirasakan lawan bicara atau orang di sekitar kita.

Kecerdasan emosional erat kaitannya dengan kesejahteraan psikologis seseorang. Orang yang memiliki tingkat kecerdasan emosional yang tinggi lebih mampu dalam berbagai aspek kehidupan emosional. Misalnya, Anda akan mampu mengatasi stres dengan lebih baik, mengelola emosi, dan membangun hubungan interpersonal yang lebih baik. Keterampilan ini dapat membantu meningkatkan kebahagiaan, mengurangi kecemasan dan meningkatkan kualitas hidup. Kecerdasan emosional juga berperan penting dalam membantu seseorang beradaptasi terhadap tantangan kehidupan sehari-hari. Orang yang lebih mampu memahami dan mengendalikan emosinya, lebih mampu mengatasi hambatan dan masalah. Secara umum, tingkat kecerdasan emosional yang baik membantu seseorang merespons stres dengan lebih baik, menjaga keseimbangan emosional, dan membangun hubungan yang sehat, yang semuanya berkontribusi pada kesejahteraan mental.

Kesimpulannya, kecerdasan emosional merupakan keterampilan yang mendorong seseorang untuk mempengaruhi perilakunya sendiri dan dapat dikembangkan melalui pelatihan yang berkelanjutan. Dalam konteks kesehatan mental di Indonesia, kecerdasan emosional berperan penting dalam mengembangkan karakter moral dengan membantu masyarakat memahami dan mengelola emosinya dengan tepat. Kecerdasan emosional memungkinkan kualitas seperti kejujuran, pembelajaran mandiri, pengembangan pribadi, mendengarkan suara hati, rasa hormat dan tanggung jawab. Teori Mayer dan Salovey menghubungkan kecerdasan emosional dengan kesejahteraan psikologis, menunjukkan bahwa tingkat kecerdasan emosional yang tinggi mempunyai efek positif pada kebahagiaan, kualitas hubungan, dan ketahanan terhadap stres. Bidang kecerdasan emosional, pengaturan diri, komunikasi sosial dan empati berperan penting dalam pengembangan kecerdasan emosional.

Kecerdasan emosional dapat membantu orang mengelola stres dengan lebih baik karena mereka dapat mengenali, memahami, dan mengelola emosinya dengan cara yang sehat. Kemampuan ini memungkinkan individu merespons stres dengan tenang dan rasional. Selain itu, kecerdasan emosional mendorong manajemen konflik yang lebih baik karena memungkinkan orang berkomunikasi dengan tenang, memahami sudut pandang orang lain, dan menemukan solusi kooperatif. Mari kita gali bersama potensi kita dengan meningkatkan kesadaran dan mengembangkan kecerdasan emosional. Dengan memahami dan mengelola emosi, kita dapat memperkuat kesehatan mental dan menciptakan keseimbangan positif dalam hidup kita. Jadikan perjalanan ini sebagai investasi dalam kehidupan pribadi Anda dan kesehatan mental yang langgeng.

DAFTAR REFERENSI

Ardiati, T. (2021). Implementasi Kecerdasan Emosional dalam Keseharian. Greatmind.

Goleman, D. (1995). Emotional Intelligence: Why It Can Matter More Than IQ.

Hastuti, T. D., & Tatiyani. (2020). Hubungan antara Kecerdasan Emosi dan Dukungan Sosisal dengan Kesejahteraan Psikologis pada Siswa Kelas XI SMAN 104 Jakarta Timur. 1–13.

Nurikasari, N. (2022). PENGEMBANGAN KECERDASAN EMOSI (EMOTIONAL INTELLIGENCE) UNTUK MENINGKATKAN SIKAP SOSIAL SISWA (Studi Kualitatif pada Siswa Kelas I SD Al Azhar Syifa Budi Telaga Bestari Tangerang Banten). INSTITUT PTIQ JAKARTA.

Salovey, P., & Mayer, J. . (1990). Emotional Intelligence. Imagination, Cognition and Personality.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image