Mengatasi Perasaan Insecure yang Mengganggu Perkembangan Diri
Edukasi | 2023-12-25 22:14:33
Tahukah kamu? Membandingkan dirimu menjadi orang lain, dan membenci diri sendiri itu tidak benar. Tetapi, jika ingin menjadikan orang lain sebagai motivasi untuk menjadi lebih baik itu tidaklah masalah. Mari kita simak bagaimana sih cara mengatasi rasa insecure dan meningkatkan kepercayaan diri. Dengan memahami sumber-sumber rasa insecure dan mengembangkan strategi yang efektif, individu dapat mengubah pola pikir negatif, belajar untuk mencintai diri sendiri (self love), dan meningkatkan kesejahteraan.
Semakin berkembangnya zaman saat ini, banyak sekali istilah-istilah baru yang kita ketahui. Entah itu dari media sosial, atau dari ucapan seseorang yang kedengarannya menarik, kemudian kita juga tertarik untuk mengucapkan nya kembali kepada orang lain dan begitu seterusnya. Akhirnya, muncullah istilah baru contohnya seperti kata “Insecure” mungkin kebanyakan orang sudah tidak asing lagi mendengar kata-kata ”insecure”. Semenjak munculnya istilah tersebut banyak anak-anak milenial yang menggunakan istilah itu untuk menggambarkan rasa kurang percaya diri, kecewa, merasa gagal, tidak seberuntung orang lain dan masih banyak lainnya.
Sama halnya pada gambar diatas, perasaan ini bisa terjadi pada setiap orang karena merasa kurang didalam suatu hal. Di saat seseorang sudah merasa insecure, umumnya mereka akan cenderung hidup dalam ketakutan bahkan sampai merasa inferior untuk berinteraksi dengan orang lain. Menurut Thantaway (2005: 87), rasa percaya diri merupakan keadaan kesehatan mental atau psikologi dari mereka yang memberikan kepercayaan yang sangat berpengaruh pada dirinya untuk melaksanakan sesuatu hal. Sedangkan seseorang yang tidak percaya diri mempunyai aturan diri buruk yang kurang percaya pada kompetensinya sampai sering menutup diri. Kondisi ini sering sekali ditemui pada individu yang sedang mengalami insecure.
Dampak Insecure Bagi Kesehatan Mental Seseorang
Menurut Melanie Greenberg, PhD, seorang psikolog klinis. Setiap orang pasti akan merasakan perasaan insecure. Itu adalah hal yang wajar terjadi pada manusia khususnya remaja saat ini, yang dimana sekarang kebanyakan individu terdominasi dengan overthinking yang menyebabkan insecure itu terus bermunculan. Insecure yang berlebihan akan berbahaya untuk usia khusus nya di umur 18-25 tahun, dimana dengan usia demikian banyak terjadinya masalah mental health terhadap diri mereka, dengan overthinking terus menerus akan insecure yang dimiliki akan mengakibatkan stress berat, depresi, masalah pada kepribadian borderline, gangguan kecemasan, makan tidak teratur, rendahnya citra diri, dan gangguan kesehatan fisik.
Inilah yang akhirnya menjadikan seorang individu menciptakan topeng agar sisi lain yang ingin disembunyikan itu tidak terlihat oleh orang lain. Manusia selalu ingin diakui dan diterima oleh orang lain bahkan untuk mendapatkan hal tersebut manusia rela tidak menjadi dirinya sendiri dan melakukan hal yang sebenarnya tidak ia ingin lakukan. Penting untuk diingat bahwa setiap individu bereaksi berbeda terhadap perasaan tidak aman, dan dampaknya dapat bervariasi juga. Jika seseorang mengalami perasaan tidak aman yang signifikan dan berkepanjangan, penting untuk kita mencari bantuan profesional seperti konselor atau psikolog untuk mendapatkan dukungan dan bimbingan yang sesuai.
Teori dan Pendekatan Psikologis dalam Mengatasi Insecure
Ada beberapa teori dan pendekatan psikologis yang dapat membantu individu mengatasi perasaan insecure. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:
- Terapi Kognitif
Teori kognitif juga membahas tentang konsep-konsep seperti perhatian, ingatan, dan bahasa. Misalnya, ketika kamu berbicara dengan teman, otakmu bekerja keras untuk memahami kata-kata yang diucapkan, mengingat informasi yang relevan, dan merencanakan kata-kata yang ingin kamu ucapkan selanjutnya. Jadi, secara sederhana, teori kognitif adalah bagaimana otak kita bekerja layaknya mesin super pintar yang membantu kita berpikir, belajar, dan berinteraksi dengan dunia di sekitar kita dalam kehidupan sehari-hari.
2. Terapi Gestalt
Nah, teori Gestalt ini sebenarnya mencoba menjelaskan cara otak kita mengorganisir informasi dan menciptakan makna dari lingkungan sekitar. Jadi, ketika kita melihat sesuatu, otak kita secara alami mencari pola, kesatuan, dan makna dari apa yang kita lihat, mirip dengan cara kita melihat sebuah lukisan atau mengalami kehidupan sehari-hari. Jadi, bisa dibilang teori Gestalt ini seperti memberi kita pemahaman tentang cara pikiran kita menciptakan arti dari potongan-potongan informasi di sekitar kita, seperti melihat dunia sebagai satu karya seni utuh.
3. Terapi Psikodinamik Relasional
Teori Psikodinamik Relasional ini mengatakan bahwa pengalaman-pengalaman ini membentuk dasar kepribadian kita. Jadi, misalnya, jika kita tumbuh dalam hubungan yang penuh perhatian dan dukungan, itu mungkin menciptakan dasar untuk kepercayaan diri dan kenyamanan dalam hubungan saat berinteraksi dengan orang lain.
Cara Mencintai Diri Sendiri yang Baik dan Benar
Orang yang mencintai dirinya sendiri (self-love) adalah individu yang bisa menghargai dirinya sendiri serta mampu bersahabat dengan dirinya sendiri, menjadikannya individu yang lebih baik bagi dirinya dan orang lain. (Hazleden, 2003) mengatakan bahwa terdapat berbagai cara untuk mencintai diri sendiri yang bisa dilakukan dari permulaan yang kecil dan sederhana. Pertama-tama, bayangkan dirimu sebagai sahabat terbaikmu. Jika sahabatmu memiliki kelemahan atau kesalahan, kamu tidak akan menghakiminya dengan keras, kan? Nah, hal yang sama berlaku untuk dirimu sendiri. Cobalah untuk bersikap ramah pada diri sendiri, memberi pengertian ketika membuat kesalahan, dan menghargai kelebihanmu. Selanjutnya, berikan dirimu waktu untuk tumbuh dan berkembang. Jadi, jangan terlalu keras pada dirimu sendiri jika belum mencapai semua yang diinginkan. Nikmatilah prosesnya.
Ada juga pentingnya merawat diri secara fisik dan mental. Bayangkan merawat diri seperti merawat tanaman kesayanganmu. Beri dirimu makanan yang baik, cukup tidur, dan bergeraklah secara teratur. Begitu juga dengan pikiranmu, isi dengan pemikiran positif dan berbicara pada dirimu sendiri seperti kamu sedang memberikan semangat pada sahabat terbaikmu. Ketika tubuhmu merasa lelah, beri dia istirahat. Ketika pikiranmu butuh waktu untuk merenung, berikan waktu itu padanya. Ini seperti memberikan dirimu "waktu me-time" yang sangat layak. Jadi, mencintai diri sendiri sebenarnya seperti menjadi sahabat terbaik bagi dirimu sendiri. Berikan dirimu kasih sayang dan dukungan yang sama seperti yang kamu berikan pada orang-orang tercinta. Dengan begitu, kamu bisa melewati perjalanan hidup ini dengan hati yang lebih ringan dan bahagia.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
