Sore itu kami ke rumah saudara. Berlima pakai mobil yang baru seminggu di rumah. Ya, kami baru saja membeli mobil. Meskipun tangan kedua, kondisinya masih mulus.
Saat itu bapak yang di belakang kemudi. Sebetulnya sudah lancar sih. Namun, saat itu kami melewati jalan poros yang lumayan sempit, tapi ramai. Nahas, saat berpapasan dengan seorang petani sawit, keranjang yang dibawanya menyerempet bodi mobil.
Terdengar suara benturan. Kami pun segera menepi dan berhenti. Petani sawit tadi tidak kabur. Menghampiri kami juga.
Saat diperiksa, ternyata ada goresan yang agak panjang di body mobil. Ada sekitar 15 cm.
Waduh, nasib nih. Mana yang menyerempet petani sawit. Bukan pemilik lahan sawit, tapi dia tukang manen di lahan sawit orang.
Kalau dari posisi berpapasan tadi, dia yang salah. Makan jalan terlalu lebar. Sebab, bapak sudah cukup minggir. Merasa kalau dia salah, dia minta maaf. Dia juga takut. Mungkin membayangkan harus ganti rugi.
Tapi bapak hebat. Tidak tega melihat orangnya. Wong cilik seperti mereka, jangankan buat mengganti kerusakan, untuk makan sehari-hari saja sudah susah.
Bapak memaafkan. Kami pun damai. Besoknya kami ke bengkel. Biaya perbaikannya lumayan gede. Kena Rp. 2,5 juta. Malang tak boleh ditolak, mujur tak boleh diraih. Baru saja punya mobil sudah harus keluar uang.
