Peran Orang Tua dalam Penerapan Sikap Toleransi pada Anak
Eduaksi | 2023-12-19 13:49:34Anak merupakan anugerah dan sekaligus amanah yang dititipkan oleh Tuhan
kepada hamba-Nya. Kewajiban sebagai orang tua adalah memberikan pendidikan
kepada anak yang dimulai sejak usia dini. Perkembangan pada anak usia dini sangat
terikat oleh lingkungan dan keluarganya. Oleh karena itu, kita sebagai calon orang tua
harus lebih memperhatikan anak-anak kita dalam berkomunikasi, memperhatikan
pergaulan anak sehari-hari, dan berikan perhatian dan waktu kepada anak , agar menjadi
anak yang selalu mempumyai etika yang baik serta menghormati orang yang lebih tua.
Tulisan ini bertujuan untuk menjabarkan peran orang tua terhadap pendidikan
anak. Kehadiran anak di tengah-tengah keluarga selalu dinanti-nantikan oleh setiap
pasangan yang telah menikah. Bahkan tidak sedikit pasangan suami istri yang telah lama
menikah dan belum dikaruniai anak berikhtiar dengan berbagai cara agar diberikan
keturunan. Sebagian besar masyarakat selalu beranggapan bahwa anak seolah-olah
menjadi tolok ukur kebahagiaan bagi pasangan suami istri.
Pengertian Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak
Anak pada dasarnya memiliki kebiasaan sebagaimana kebiasaan dari orang
tuanya. Sebagai seorang anak tentunya dia akan selalu mengikuti perilaku induknya yaitu
kebiasaan orang tua. Kebiasaan-kebiasaan yang ditanamkan kedua orang tua dan para
pendidik di sekitar anak waktu kecil itulah yang akan mempengaruhinya. Maka ketika
kedua orang tua dan orang-orang di sekitarnya membiasakan dengan pendidikan atau
hal-hal yang baik, maka akan seperti itulah dia akan menjadi, dan demikian sebaliknya
(Juwariyah, 2010: 72). Oleh karena itu sebagai orang tua yang telah dianugerahi
kenikmatan berupa anak oleh Allah SWT, hendaknya orang tua memiliki kewajiban untuk
mensyukuri kenikmatan tersebut dengan cara mendidik anak-anaknya denagn baik
sesuai ketentuan dan perintahNya yang baik dan bermanfaat.
Kehidupan anak usia dini lebih banyak berada di lingkungan keluarga. Keluarga
merupakan tempat yang pertama dan utama dimana anak memperoleh pendidikan.
Meski secara biologis perkembangan anak pada usia dini berjalan pesat namun secara
sosiologis ia masih sangat terikat oleh lingkungan dan keluarganya. Orang tua khususnya
ibu harus memahami pentingnya memberikan pendidikan pada anak sejak usia dini..
Prinsip-Prinsip Pembelajaran Anak Usia Dini
Proses pembelajaran pada anak usia dini sebaiknya harus memenuhi prinsip-prinsip
dalam pembelajaran agar tercapai tujuan belajar yang optimal menguraikan prinsip-
prinsip tersebut menjadi tujuh prinsip yaitu sebagai berikut:
a. Berangkat dari yang dimiliki anak Setiap anak membawa segala pengetahuan
yang telah dimilikinya. Pengalaman belajar hendaknya mengandung sebagian
unsur yang sudah dikenal oleh anak dan sebagian lainnya merupakan
pengalaman baru.
b. Belajar harus menantang pemahaman anak Aktivitas pembelajaran yang
dirancang harus menantang anak untuk mengembangkan pemahaman sesuai
dengan apa yang dialaminya.
c. Belajar dilakukan sambil bermain Belajar melalui bermain dapat memberi
kesempatan anak untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan,
berkreasi, dan belajar secara menyenangkan.
d. Menggunakan alam sebagai sarana pembelajaran Alam merupakan sarana
belajar yang tak terbatas bagi anak untuk bereksplorasi dan berinteraksi dalam
membangun pengetahuannya.
e. Belajar dilakukan melalui sensorinya Anak memperoleh pengetahuan melalui
sensorik atau indrawinya. Maka, pembelajaran hendaknya memberikan stimulasi
yang dapat merangsang setiap kemampuan yang dimiliki anak.
Strategi Pembelajaran Anak Usia Dini
Pada hakikatnya anak-anak belajar dengan bermain. Dalam kegiatan bermain, anak-
anak lebih mudah disisipi materi belajar karena suasana yang menyenangkan. Anak-
anak pun tidak merasa atau tidak sadar bahwa dalam bermain mereka sebenarnya
sedang belajar. Maka, proses pembelajaran hendaknya dilakukan melalui kegiatan-
kegiatan yang menarik, menyenangkan, membangkitkan gairah dan rasa ingin tahu,
memotivasi anak untuk berpikir kritis serta menemukan hal-hal baru. Oleh sebab itu,
strategi pembelajaran untuk anak usia dini haruslah menyenangkan seperti bermain,
bergerak, bernyanyi, dan sebagainya. Ada banyak cara atau strategi dalam
menyelenggarakan pembelajaran bagi anak-anak yang menyenangkan sambal bermain.
Daryanto (2013: 173) mengemukakan beberapa strategi yang sering digunakan untuk
pembelajaran anak usia dini antara lain:
a. Circle Time
Strategi ini dilakukan dengan anak-anak duduk melingkar dan guru berada di
tengah lingkaran. Berbagai kegiatan yang dapat dilakukan ialah membaca puisi,
bermain peran, bernyanyi, mengaji, bercerita dll.
b. Sistem Kalender
Pembelajaran dikaitkan dengan tanggal hari-hari besar pada kalender yaitu Hari
Kartini, Hari Kemerdekaan, Bulan Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri dan lain-lain.
Guru mendesain kegiatan belajar dengan menggunakan tematema sesuai dengan
hari besar tersebut.
c. Show and Tell
Strategi ini digunakan untuk mengungkapkan kemampuan, perasaan, dan
keinginan anak untuk bercerita apa saja yang ingin diungkapkan. Saat anak
bercerita, guru dapat melakukan assessment dengan melanjutkan topik yang
dibicarakan anak tersebut
d. Small Project
Setiap kelompok (3-4 orang) diberi proyek kecil misalnya menemukan berbagai
jenis daun di daerahnya. Strategi ini melatih anak untuk bekerja sama,
bertanggung jawab, dan mengembangkan kemampuan sosial.
e. Kelompok Besar (Big Team)
Strategi ini dilakukan oleh anak dalam satu kelas untuk membuat sesuatu,
misalnya mendirikan tenda. Anak akan merasa puas apabila sesuatu berhasil
dikerjakan bersama-sama.
Faktor-Faktor yang Berpengaruh dalam Mendidik Anak
Menurut Juwariyah (2010: iv) terdapat tiga faktor yang berpengaruh dalam
perkembangan anak. Ketiga faktor tersebut ang mempengaruhi perkembangan
anak antara lain:
a. Faktor orang tua (keluarga)
Keluarga merupakan lingkungan pertama dimana anak mendapatkan
pendidikan. Kepribadian seorang anak juga dibentuk pertama kali di
lingkungan keluarga. Maka kedua orang tua dan seluruh anggota keluarga
wajib memberikan pendidikan yang mengarah ke pengembangan potensi
dan fithrah anak.
b. Faktor sekolah
Sekolah adalah tempat kedua untuk pendidikan bagi anak.Sebagai tempat
kedua, sekolah menjadi tempat pendidikan lanjutan dari pendidikan
keluarga. Oleh karena itu, para guru dan pendidik memiliki tugas dan
tanggung jawab untuk melanjutkan pendidikan dari orang tua dan keluarga.
Disekolah, guru ikut membangun dan mengembangkan potensi dari
peserta didik sesuai dengan tuntutan agama dan zaman.
c. Faktor lingkungan
Pengembangan potensi dasar anak turut dipengaruhi oleh faktor yang
ketiga yaitu lingkungan. Lingkungan dimana anak tinggal ikut berperan
dalam membentuk karakter dan kepribadian anak. Lingkungan yang baik
akan berpengaruh dalam membentuk kepribadian anak menjadi baik dan
begitupun sebaliknya. Oleh sebab itu, orang tua sebaiknya perlu
mempertimbangkan lingkungan tempat tinggal dimana anak dibesarkan
dan diasuh.
Dari penjelasan di atas dapat dimaknai bahwa orang tua memiliki peran yang
sangat penting dalam mendidik anak karena keluarga adalah lingkungan pertama dimana
anak tumbuh dan dibesarkan.
Muhamad Naufal Mahendra Putra Mahasiswa Universitas Pembangunan Jaya
#upj
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.