
Inovasi Biopori untuk Manajemen Resapan Air di Perkotaan
Teknologi | 2023-12-16 09:19:29
Pertumbuhan penduduk dan alih fungsi lahan di perkotaan telah berdampak pada menurunnya luas area resapan air. Lahan kota yang semakin dipadati bangunan mengakibatkan air hujan tidak lagi meresap ke lapisan tanah, melainkan langsung mengalir di atas permukaan.
Fenomena tersebut kerap memicu masalah baru seperti genangan, banjir, dan langkanya air tanah. Untuk itu diperlukan inovasi baru untuk mengembalikan kemampuan kota dalam menyerap air hujan ke dalam tanah.
Salah satu solusi yang kini mulai banyak diaplikasikan adalah Biopori. Biopori merupakan teknik resapan air buatan yang ramah lingkungan berbasis lubang di tanah berisi sampah organik yang dibiarkan membusuk.
Prinsip kerjanya, mikroba pengurai dalam lumpur lapuk akan menciptakan ruang pori di sekeliling dinding lubang, sehingga air tanah dan air hujan dapat meresap ke lapisan bawah tanah melalui pori-pori tersebut.
Sejumlah pemerintah kota besar seperti Jakarta dan Bandung mulai mewajibkan penyediaan lubang biopori di setiap bangunan gedung dan rumah. Biopori juga digalakkan untuk penghijauan di ruang publik seperti taman kota dan kebun komunitas.
Dengan biaya rendah dan manfaat besar, upaya pengelolaan air permukaan berbasis biopori patut untuk diteladani dan dikembangkan di kota-kota lainnya. Inovasi ini dapat menjadi kunci penting pengendalian banjir dan krisis air bersih di masa depan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook