Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ilda Miftakhul Jannah

Apakah Kurikulum Merdeka di Indonesia Sudah Efektif?

Pendidikan dan Literasi | Friday, 15 Dec 2023, 09:49 WIB

Apa sih yang dimaksud dengan kurikulum? Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peranan penting dalam sistem pendidikan, karena sebuah kurikulum tidak hanya dirumuskan mengenai tujuan yang harus dicapai untuk memperjelas arah pendidikan. Namun, sebuah kurikulum juga wajib memberikan pemahaman tentang pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap siswa.

Sedangkan definisi kurikulum menurut undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas), kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.

sumber : dokumen pribadi

Kalian tau ngga sih apa itu Kurikulum Merdeka ?

Jadi Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.

Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada pendidik untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik.

Terdapat karakteristik pada Kurikulum Merdeka

1. Pengembangan soft skills dan karakter : pengembangan soft skills dan karakter melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)

2. Fokus pada material esensial : fokus pada materi esensial, relevan, dan mendalam sehingga ada waktu cukup untuk membangun kreativitas dan inovasi peserta didik dalam mencapai kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi

3. Pembelajaran yang fleksibel : keleluasaan bagi guru untuk melakuan pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian dan perkembangan masing-masing peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal

Lalu apakah Kurikulum Merdeka sudah efektif di terapkan di Indonesia ?

Dari hasil riset yang saya temukan di platform media sosial banyak sekali pro dan kontra pada Kurikulum Merdeka ini. Indonesia sudah banyak sekali mengalami perubahan kurikulum mulai dari kurikulum Rencana Pelajar (1947), Kurikulum Rencana Pelajaran Terurai (1952), Kurikulum 1964, Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, dan masih banyak lagi hingga pada tahun 2022 sampai saat ini yaitu tahun 2023 menjadi Kurikulum Merdeka. Hal terjadi setiap kali ada perubahan pada menteri, saat menteri ini sudah habis masa jabatannya dan akan digantikan dengan menteri yang baru maka kurikulum akan berganti lagi, hal ini berdampak pada siswa yang mana mereka belum memahami tentang kurikulum yang mereka jalani tetapi sudah berganti ke kurikulum yang baru yaitu Kurikulum Merdeka.

Saya juga menemukan bahwa pada Kurikulum Merdeka terdapat P5. P5 sendiri adalah singkatan dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, ini adalah kegiatan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk Mengeksplorasi ilmu pengetahuan, mengembangkan keterampilan serta menguatkan pegembangan enam dimensi profil pelajar pancasila, dalam P5 terdapat kegiatan membuat projek yang mana dana nya itu dari siswa sendiri. Tetapi banyak juga siswa yang merasakan dampak positif dari Kurikulum Merdeka, karena pada Kurikulum Merdeka banyak kegiatan presentasi sehingga membuat murid menjadi terbiasa berbicara di depan, yang awalnya suka grogi maju kedepan untuk presentasi tetapi sekarang sudah terbiasa, sehingga melatih publik speaking. Ini sangat berguna sekali untuk kedepannya. Pada Kurikulum Merdeka juga banyak kegiatan kerja kelompok hal ini juga menjadi bekal saat lulus sehingga sudah terbiasa untuk berkerja kelompok, ini juga sangat membantu saat di lapangan pekerjaan. Tidak bisa di pungkiri bahwa setiap kurikulum itu pasti terdapat pro dan kontra

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image