Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Geraldo Siahaan

Teknologi dan Generasi: Meretas Jarak, Membentuk Kebudayaan, dan Menciptakan Kolaborasi Antarzaman

Teknologi | Friday, 15 Dec 2023, 04:08 WIB

Teknologi dan Generasi: Meretas Jarak, Membentuk Kebudayaan, dan Menciptakan Kolaborasi Antar Zaman

sumber: https://www.freepik.com/free-photo/use-apps-make-friendsconceptwithsmartphone_40407423.htm#query=communication&position=1&from_view=search&track=sph&uuid=b04c4073-845b-47de-9a55-628c2292b7cc

Perkembangan teknologi berkembang dengan sangat pesat dan berdampak pada seluruh aspek kehidupan di masyarakat. Cara masyarakat hidup berubah karena kemunculan teknologi. Tekonologi menawarkan kemudahan dalam berbagai hal, mulai dari cara masyarakat dalam berperilaku. Cara masyarakat berkomunikasi pun berubah. Teknologi mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam hal komunikasi. Kemudahan serta kecepatan yang ditawarkan oleh hadirnya teknologi dapat menghilangkan jarak dan waktu. Antar individu dapat berkomunikasi dengan jarak yang sangat jauh akan tetapi pesan yang ingin disampaikan akan tersaimpakan secara real time. Tentu ini merupakan suatu dampak yang sangat positif karena masyarakat dapat terhubung tanpa adanya batasan jarak dan waktu.

Tanpa disadari, perkembangan teknologi juga mengubah kebiasaan natural manusia sebagai makhluk sosial yaitu berkomunikasi serta bersosialisasi secara real time. Banyak ditemukan di kalangan masyarakat individu-individu yang cenderung lebih asik pada gawainya masing-masing ketika berkumpul. Ada yang tertawa sendiri karena melihat video lucu di gawainya, ada juga yang sedang melakukan komunikasi dengan temannya dunia maya. Padahal, hal tersebut mereka lakukan ketika sedang berkumpul dengan individu lainnya. Ini merupakan hal lazim yang sering dilihat dikalangan masyarakat. Hal ini merupakan phone snubbing (phubbing). Lebih jelasnya phubbing merupakan perilaku seseorang yang hanya fokus pada ponselnya sementara mengabaikan lawan bicaranya (Najah et al, 2022). Hal ini membawa dampak negatif bagi kehidupan sosial di masyarakat. Berinteraksi dengan individu lain merupakan kebutuhan bagi manusia sebagai makhluk sosial (Drakel et al, 2018). Namun, fungsi dari status sosialnya sebagai manusia, yaitu berinteraksi dengan individu lain, tidak dijalankan. Mereka malah asik untuk menghubungi orang yang jauh dan mengabaikan orang yang dekat. Tentu, kalimat ”mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat” sudah familiar dikalangan masyakat, dan hal tersebut membuktikan bahwa kalimat itu benar adanya.

Tindakan ini juga berlaku dalam kegiatan akademk, termasuk perguruan tinggi. Seringkali terjadi peristiwa dimana para mahasiswa lebih suka untuk melihat handphonenya daripada memperhatikan apa yang disampaikan oleh dosen yang sedang mengajar. Peristiwa ini bisa terjadi karena beberapa hal. Dosen yang terkadang kurang menguasai ruangan, dalam artian hanya memaparkan materi tanpa peduli apa yang dilakukan para mahasiswanya. Atau yang kedua, kurangnya kesadaran mahasiswa untuk mau memperhatikan materi yang sedang disampaikan oleh dosen di depan kelas.

Teknologi dan Kebudayaan

Kebudayaan menurut Koentjaraningrat memiliki definisi keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia dengan belajar. Definisi ini dapat dikaitkan dengan kemunculan teknologi. Teknologi merupakan suatu hasil pengembangan sistem yang digunakan untuk menjawab serta menjadi solusi dalam permasalahan di masyarakat, atau dengan kata lain teknologi hadir untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat. Memang dari definisi tersebut, teknologi bisa dikatakan sebagai problem solver dari permasalahan yang ada di masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya aspek komunikasi. Teknologi ”merobohkan” batasan-batasan yang selama ini ada dalam masyarakat ketika ingin melakukan komunikasi, yaitu jarak dan waktu. Tentu karena teknologi merupakan hasil dari pemikirian manusia, maka dapat dikatakan bahwa teknologi merupakan salah satu unsur kebudayaan yang ada di masyarakat. Seperti yang telah dibahas pada pendahuluan, teknologi dapat mengubah cara masyarakat berkomunikasi.

Perilaku

Perilaku adalah perbuatan manusia yang dilakukan karena ada suatu hal yang diyakini olehnya. Hal yang diyakini timbul karena perbuatan tersebut dilakukan secara berulang dan menjadi kebiasaan manusia tersebut. Jika melihat dari konsep perilaku tersebut, bisa dikatakan bahwa kegiatan manusia yang cenderung untuk mengabaikan orang yang berada di dekatnya dan berkomunikasi dengan orang yang jauh merupakan sebuah perilaku. Mereka mungkin awalnya tidak melakukan hal tersebut. Akan tetapi, ada hal yang membuat mereka menjadi melakukan perilaku tersebut. Misalnya saja, seperti kurangnya topik obrolan terhadap orang yang sedang berada di hadapannya. Dengan begitu, handphone serta segala isi yang ada di dalam handphone tersebut menjadi suatu alternatif bagi mereka karena hal tersebut jauh lebih menarik jika dibandingkan dengan berinteraksi dengan orang yang ada di hadapannya. Jika perilaku ini dilakukan secara terus-menerus. Maka akan menimbulkan dampak negatif dalam kegiatan bersosialisasi bagi suatu individu, misalnya saja anti sosial. Mungkin, perilaku anti sosial ini disebabkan karena individu tersebut merasa bahwa melakukan aktivitas sendiri itu bukan merupakan suatu hal yang buruk. Memang berkomunikasi melalui dunia maya dapat dilakukan. Akan tetapi, berinteraksi secara langsung merupakan suatu kebutuhan mendasar manusia sebagai makhluk sosial.

Perbedaan Generasi

Salah satu hal yang paling mendasar terhadap fenomena tersebut adalah adanya generasi. Kita tahu bahwa generasi X, Y dan Z terlahir di tengah perkembangan teknologi yang begitu pesat. Mereka dihadapkan pada situasi yang serba cepat. Hal ini tentu mendorong timbulnya perilaku baru di tengah perkembangan teknologi ini, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya tentang perilaku. Hal ini membuat mereka cenderung untuk mengurangi adanya kontak fisik dengan teman sebayanya karena kontak melalui dunia maya bisa dilakukan dengan sangat mudah dan cepat. Hal lain yang membuat perilaku untuk “asik sendiri” terus berkembang adalah penguasaan terhadap teknologi oleh generasi muda. Karena mereka lahir di era perkembangan teknologi yang begitu pesat, maka hal ini menuntut mereka untuk cepat beradaptasi dengan situasi yang ada.

Berbeda halnya jika kita melihat generasi terdahulu daripada generasi X, Y, dan Z. Memang mereka tetap menggunakan teknologi untuk berkomunikasi dengan posisi geografisnya jauh dari mereka. Namun, jika kita lihat lebih mendalam, kecendrungan penggunaan teknologi oleh kaum yang terdahulu lebih mengedepankan pada dampak positif daripada penggunaan teknologi tersebut. Mereka cenderung menggunakan handphonenya untuk menghubungi kerabat yang jauh. Pada saat kerabat jauh tersebut berada di dekatnya, maka interaksi secara langsunglah yang mereka lakukan. Disisi lain, memang penguasaan terhadap teknologi pada generasi ini tidak semahir jika kita bandingkan dengan generasi muda. Hal ini bisa menjadi salah satu penyebab, yang tentunya mengarah ke arah yang positif, mengapa para generasi terdahulu tidak “asik sendiri” ketika mereka bertemu berkumpul

Kolaborasi Antar Generasi

Generasi muda dan generasi tua mempunyai kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Melihat hal tersebut, perlu adanya kolaborasi antar generasi guna memaksimalkan penggunaan teknologi yang seharusnya menjadi solusi bagi permasalahan yang ada di masyarakat, bukan malah sebaliknya. Perlu bagi generasi tua untuk mengingatkan kepada generasi muda dari pentingnya menjaga hubungan dengan sesama teman sebayanya melalui interaksi secara langsung. Pemahaman etika perlu ditanamkan pada generasi muda agar mereka bisa lebih menghargai keberadaan orang yang ada disekitarnya. Hal ini akan membuat generasi muda sadar bahwa mereka adalah manusia sebagai makhluk sosial dimana berinteraksi merupakan kebutuhan mendasar bagi mereka.

Di sisi lain, perlu bagi generasi muda untuk membimbing generasi tua dalam menguasai teknologi yang ada. Karena, tanpa dipungkiri, penguasaan teknologi dapat membantu generasi tua untuk memaksimalkan manfaat yang ada pada teknologi tersebut, baik dalam hal sosial maupun hal lainnya.

Perilaku mengabaikan sekitar dan hanya berfokus kepada ponsel pintarnya saja bukan merupakan suatu hal yang muncul secara tiba-tiba. Hal ini muncul karena adanya perbuatan secara berulang yang dilakukan oleh manusia. Perbuatan tersebut dilakukan karena satu dan lain hal, misalnya saja seperti kurang menariknya topik saat mereka melakukan interaksi secara langsung dengan individu lain. Tentu dengan menyadari bahwa perilaku tersebut merupakan perilaku yang negatif, maka diharapkan penggunaan teknologi seharusnya menjadi wadah untuk menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat, dalam hal ini adalah jarak dan waktu dengan konteks berkomunikasi. Kemunculan teknologi harus menjadi problem solver dimasyarakat bukan malah menjadi problem maker

Referensi

Drakel, W. J., Pratiknjo, M. H., & Mulianti, T. (2018). PERILAKU MAHASISWA DALAM MENGGUNAKAN MEDIA SOSIAL. Holistik.

Najah, M., Malik, A. F., Rachmi, I., & Iskandar. (2022). PERILAKU PHONE SNUBBING (PHUBBING) PADA GENERASI X, Y DAN Z . INTUISI JURNAL PSIKOLOGI ILMIAH.

Putri, V. K., & Gischa, S. (2022, Fwbruary 2). Dampak Kemajuan Teknologi di Bidang Sosial dan Budaya. Retrieved from Kompas.com: https://www.kompas.com/skola/read/2021/04/09/142234669/dampak-kemajuan-teknologi-di-bidang-sosial-dan-budaya#google_vignette

Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. (2022, Juli 21). Mengenal Phubbing. Retrieved from Kementrian Kesehatan: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/357/mengenal-phubbing

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image