
Pengasuhan yang Baik untuk Perkembangan Anak Menurut Teori Baumrind
Parenting | 2023-12-09 09:19:11
Mengasuh anak bukanlah pekerjaan yang mudah bagi semua orang, khususnya bagi orang tua. Orang tua memiliki kewajiban yang besar dalam mengasuh anaknya dan memiliki tanggung jawab atas tumbuh kembang anaknya, maka orang tua harus memutuskan bagaimana pola asuh yang nantinya akan mereka gunakan untuk anaknya.
Pola asuh adalah suatu cara di mana orang tua memberikan kasih sayang, melindungi, dan mengajarkan anaknya untuk mengikuti instruksi mereka dengan tujuan untuk mengubah perilaku, pengetahuan, dan nilai-nilai yang dianggap pantas oleh orang tua supaya anak tumbuh menjadi anak yang mandiri dan sehat secara optimal (Jannah et al., 2023).
Pola asuh orang tua yang positif dapat memberikan dampak positif juga bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Selain itu, pola pengasuhan juga dapat berdampak pada perilaku atau sikap anak nantinya.
Pastinya orang tua selalu mengharapkan anaknya tumbuh menjadi seseorang yang baik, pintar, dan mandiri. Tetapi orang tua sering kali mengabaikan atau bahkan lupa dengan cara mereka dalam mengasuh anaknya, bahkan beberapa orang tua tidak sadar bahwa pola asuh yang mereka terapkan kepada anaknya selama ini adalah salah. Maka penting bagi orang tua untuk mengetahui jenis-jenis pola pengasuhan yang baik untuk diterapkan pada anak.
Apa saja ya jenis-jenis parenting style?
Pola pengasuhan atau parenting style yang umum digunakan oleh orang tua adalah teori dari Diana Baumrind. Baumrind (Santrock, 2019) menjelaskan 4 jenis parenting style yang dapat dipahami oleh para orang tua, yaitu:
1. Authoritarian parenting
Authoritarian merupakan pola pengasuhan yang memberi batasan dan selalu menghukum anak, orang tua seperti ini terlalu mendesak anaknya agar selalu mematuhi arahan yang orang tua berikan dan anak dituntut untuk menghormati segala usaha orang tua dalam mengasuhnya. Anak yang tumbuh dari parenting seperti ini akan tumbuh menjadi anak yang tidak bahagia atas hidupnya, penuh ketakutan, cemas, ragu dalam memulai aktivtas yang baru, dan memiliki kemampuan komunikasi yang buruk.
2. Authoritative parenting
Authoritative, orang tua dengan pola pengasuhan seperti ini memotivasi anaknya agar mandiri, tetapi orang tua tetap memberikan kontrol dan batasan terhadap tindakan anaknya. Anak akan tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, dapat mengendalikan diri serta emosinya, ceria, dan berprestasi. Anak juga mampu bersosialisasi dengan orang dewasa, dapat mempertahankan ikatan persahabatan dengan anak seusianya, dan mampu mengendalikan stress dengan baik.
3. Neglectful parenting
Neglectful atau abai, orang tua dengan pengasuhan seperti ini tidak ikut terlibat di kehidupan anaknya. Anak yang tumbuh dalam pola pengasuhan neglectful tidak memiliki kemampuan dalam kehidupan sosial, anak juga memiliki kontrol diri yang lemah, tidak mandiri, memiliki harga diri yang rendah, tidak dapat bersikap dewasa, serta mereka dapat tumbuh menjadi remaja yang nakal dan sering bolos.
4. Indulgent parenting
Pada pengasuhan ini orang tua terlalu melibatkan diri dalam kehidupan anaknya dan orang tua kurang memberikan tuntutan dan kontrol pada anaknya. Karena kontrol yang diberikan tidak terlalu kuat, maka orang tua selalu membebaskan anaknya untuk melakukan hal-hal yang mereka mau. Anak akan tumbuh menjadi seseorang yang egois, pembangkang, serta sering kali menghadapi kesulitan saat menjalin pertemanan dengan anak seusianya.
Dari keempat pola pengasuhan yang sudah dipaparkan diatas, dapat diketahui bahwa authoritative dikategorikan sebagai pola pengasuhan yang baik dan benar untuk digunakan pada anak. Pola pengasuhan authoritative dianggap sebagai cara yang terbaik untuk menjadikan anak dapat bertahan dalam lingkungan akademik dan memiliki emosi yang stabil.
Kondisi tersebut dikarenakan anak bebas mengutarakan pendapatnya, namun orang tua tetap berperan sebagai pembimbing, pemberi keputusan dan dukungan (Adlina, 2022). Anak yang tumbuh dari orang tua authoritative juga cenderung bahagia, memiliki harga diri yang tinggi, berprestasi, memiliki kemampuan sosial yang baik, dan memiliki sedikit konflik dengan orang tua.
Apabila orang tua menerapkan pola pengasuhan yang cenderung mengkritik, terlalu mendominasi, atau selalu mengekang kemungkinan anak akan mengalami depresi. Pola asuh yang kurang memberikan kehangatan dan kurang peduli terhadap perkembangan anak juga meningkatkan kemungkinan terjadinya depresi. Beberapa penelitian sebelumnya menemukan jika gejala depresi kemungkinan besar merupakan faktor yang berkontribusi terhadap menurunnya komunikasi orang tua-anak dan meningkatnya konflik orang tua-anak. (Ghosh, 2021).
Orang tua memegang peranan penting dalam dalam tumbuh kembang anaknya. Orang tua juga selalu menginginkan anaknya tumbuh menjadi pribadi yang baik.
Mempraktikkan pola asuh orang tua yang baik dan benar akan membantu anak berperilaku baik juga. Setiap anak mempunyai potensi dan karakter kepribadian yang berbeda-beda, sehingga setiap orang tua perlu memahami pola asuh mana yang tepat untuk anaknya.
Karena itu, menggunakan salah satu pola asuh saja sebenarnya tidak akan menjamin terbentuknya kepribadian yang baik pada diri anak (Ambariani & Rakimahwati, 2023). Jadi dapat dikatakan kenalilah terlebih dahulu karakter pada masing-masing anak Anda sebelum menerapkan pola pengasuhan.
Referensi:
Adlina, A. (2022, August 10). 4 jenis pola asuh yang menentukan perilaku anak. Hellosehat.Com. https://hellosehat.com/parenting/anak-6-sampai-9-tahun/perkembangan-anak/gaya-pengasuhan/
Ambariani, A., & Rakimahwati, R. (2023). Pengaruh pola asuh orangtua terhadap pembentukan karakter anak usia dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 7(5), 6065–6073. https://doi.org/10.31004/obsesi.v7i5.4326
Ghosh, O. (2021). Effect of authoritarian parenting style on psychopathology. International Journal of Humanities and Social Science Invention , 10(9), 37–45.
Jannah, K., Gupita, N., & Pusparini, D. (2023). Pola pengasuhan orang tua terhadap penerapan screen time di masa generasi alpha usia 4-6 tahun di Desa Rombuh kecamatan Palengaan kabupaten Pamekasan. Jurnal Inovasi Pendidikan, 1(3), 333–343. https://doi.org/10.60132/jip.v1i3.45
Santrock, J. W. (2019). Life-span development (17th edition). McGraw-Hill Education.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.