Memahami Katarak: Gangguan pada Penglihatan Semua Individu
Edukasi | 2023-12-07 21:33:45Mata adalah salah satu dari lima sistem pancaindra yang dikenal dalam tubuh manusia. Keindahan mata terlihat baik dari segi struktur maupun fungsinya, dan banyak yang tidak menyadari betapa berharganya kedua bola mata ini yang memiliki unsur estetika tinggi dan berpengaruh besar terhadap kehidupan.
Mata sering disebut sebagai jendela dunia karena memengaruhi hampir semua aspek kualitas kehidupan manusia. Namun, seiring pertambahan usia, banyak pendapat yang menyatakan bahwa mata akan mengalami penurunan fungsi, terutama dalam bentuk gangguan penglihatan seperti katarak.
Ketika kita melihat, terdapat tiga komponen utama pada mata, yaitu visus, refraksi, dan koreksi. Visus, atau ketajaman mata, memainkan peran penting dalam memfokuskan cahaya pada retina. Proses pembiasan sinar cahaya dan akomodasi mata terhadap cahaya juga mempengaruhi efektivitas visual.
Refleksi cahaya melalui berbagai lapisan mata, seperti konjungtiva, kornea, aqueous humor, lensa, dan vitreous humor, memastikan bahwa cahaya terfokus dengan baik pada retina. Pembiasan ini berkaitan dengan fungsi dan struktur mata, termasuk proses akomodasi yang melibatkan pupil, pergerakan konvergensi bola mata, dan lensa.
Dalam konteks pemahaman tentang mata, refraksi menjadi istilah yang dikenal. Refraksi, sinonim dengan ametropia, merujuk pada ketidakseimbangan antara ukuran dan daya refraksi mata, menyebabkan bayangan tidak jatuh pada titik fokus yang tepat dan dapat menghasilkan gangguan penglihatan seperti miopia, hipermetropia, dan astigmatisme.
Dengan bertambahnya usia, komponen penutrisi mata mengalami perubahan, termasuk komposisi protein di dalam lensa. Perubahan ini dapat mempengaruhi indeks refraksi dan kejernihan mata, memicu kondisi seperti miopia dan hipermetropia. Seiring waktu, perubahan ini juga dapat menyebabkan katarak.
Menurut data World Health Organization (WHO), katarak menjadi penyebab kebutaan terbanyak di dunia. Katarak senilis, terkait dengan penuaan, melibatkan perubahan komposisi protein yang menyebabkan kekeruhan lensa. Faktor-faktor seperti lingkungan, merokok, paparan sinar ultraviolet, trauma, obat-obatan, diabetes, dan hipertensi juga dapat mempercepat timbulnya katarak.
Penderita katarak biasanya mengalami gejala penglihatan kabur yang tidak dapat diperbaiki dengan kacamata biasa. Pada awal mula penyakit, lensa menebal, menyebabkan miopisasi dan kesulitan melihat objek jauh. Diagnosis katarak dapat dilakukan melalui berbagai pemeriksaan, termasuk shadow test dan biomikroskop lampu celah.
Meskipun ada beberapa upaya pencegahan seperti konsumsi vitamin E dan C, pengobatan definitif katarak saat ini adalah melalui operasi. Operasi ini melibatkan pengangkatan lensa yang keruh dan penggantian dengan lensa tanam intraokular atau intraocular lens (IOL) untuk mengembalikan tajam penglihatan maksimal. Teknik operasi dapat dilakukan secara manual oleh dokter mata atau menggunakan mesin fakoemulsifikasi.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.