Lembut atau Tegas? Manakah Parenting Paling Tepat Menurut Baumrind Style?
Edukasi | 2023-12-05 21:16:22Gaya parenting atau pola asuh anak kerap kali menjadi perbincangan yang hangat di berbagai sosial media. Kemudahan bersosial media menjadikan masyarakat mudah untuk membagikan apapun tentang kehidupannya, salah satunya tentang gaya parenting mereka. Banyaknya konten yang membahas gaya parenting, memunculkan adanya perdebatan terkait mana gaya parenting yang paling tepat. Banyak yang beranggapan, jika kita memanjakan anak dan terlalu lembut kepada mereka, justru membuat anak tersebut mempunyai kepribadian yang lemah. Namun, tak sedikit juga yang tidak setuju dengan gaya parenting yang keras karena beranggapan akan menimbulkan luka batin pada anaknya selama mereka tumbuh dan berkembang. Jadi, manakah gaya parenting yang paling tepat untuk anak kita? Mari kita bahas dari sisi psikologi.
Diana Blumberg Baumrind merupakan seorang Psikolog klinis dan perkembangan yang dikenal karena penelitiannya tentang 4 gaya parenting atau pola asuh anak. Pola asuh menurut Diana Baumrind, pada prinsipnya merupakan parental control yaitu bagaimana orang tua mengontrol, membimbing, dan mendampingi anak-anaknya untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangannya menuju pada proses pendewasaan (Binus, 2018). Diana Baumrind mengidentifikasi dua dimensi utama perilaku orang tua (Passer & Smith, 2011). Yang pertama adalah Warmth VS Hostility. Orang tua yang Warmth mengkomunikasikan kasih sayang dan kepedulian terhadap anak, sedangkan orang tua yang Hostility mengungkapkan penolakan dan berperilaku seolah-olah mereka tidak peduli terhadap anak. Dimensi kedua adalah Restrictive VS Permissive, dimana setiap orang tua memiliki cara yang berbeda dalam sejauh mana mereka membuat dan menegakkan aturan. Penggabungan dimensi-dimensi tersebut menghasilkan empat gaya pengasuhan yang dikaitkan dengan pola perkembangan anak yang berbeda, yaitu:
1) Gaya Authoritative (Otoritatif)
Gaya parenting ini memiliki dimensi Warmth dan Restrictive di dalamnya. Orang tua yang Authoritative memiliki harapan yang tinggi terhadap anaknya untuk berprestasi dan kedewasaan, namun mereka juga hangat dan responsif. Orang tua ini menetapkan aturan dan batasan dengan cara berdiskusi secara terbuka dan memberi bimbingan penuh terhadap anaknya.
Orang tua dengan jenis parenting ini memberikan alasan dan penjelasan atas tindakan mereka terhadap anaknya sehingga memungkinkan anak untuk mengerti dan memiliki kesadaran akan nilai-nilai, moral, dan tujuan. Selain bersifat disiplin, mereka juga penuh kasih sayang dan sangat mendukung. Mereka memungkinkan komunikasi dua arah, sehingga dikenal juga sebagai gaya parenting yang demokratis.
2) Gaya Authoritarian (Otoriter)
Gaya parenting ini memiliki dimensi Hostility dan Restrictive, sehingga orang tua yang gaya parentingnya Otoriter cenderung menuntut kepatuhan yang mutlak seperti “Karena saya berkata begitu, maka harus begitu.” Mereka cenderung berkomunikasi satu arah melalui perintah atau aturan. Orang tua ini menerapkan disiplin yang keras sehingga kerap kali mengunakan cara seperti memberikan hukuman, entah secara fisik maupun non fisik untuk mengontrol tingkah laku anak. Metode disiplin mereka bersifat memaksa dan mendominasi sehingga mereka kurang responsif terhadap apa yang anak mereka butuhkan dan inginkan dan menganggap perlakuan mereka yang keras merupakan bentuk kasih sayang mereka terhadap anak-anaknya.
3) Gaya Indulgent
Gaya parenting ini memiliki dimensi Warmth dan Permissive. Orang tua dengan gaya ini menetapkan aturan dan batasan yang sangat sedikit bahkan enggan untuk menegakkan aturan. Mereka merupakan orang tua yang hangat dan sangat memanjakan anak dan juga tidak suka atau tidak mau mengecewakan anak-anaknya. Anak-anak cenderung didorong untuk berpikir sendiri, orang tua “lepas tangan” dan membiarkan anak melakukan apapun yang mereka inginkan sehingga orang tua ini cenderung akan mengabaikan perilaku buruk anak-anaknya dan hanya fokus terhadap apapun yang anak mereka inginkan.
4) Gaya Neglectful
Gaya yang terakhir memiliki dimensi Hostility dan Permissive. Orang tua dengan gaya parenting ini bisa disebut juga melakukan pengabaian terhadap anaknya karena mereka cenderung “tidak melakukan apa-apa dan tidak juga mengatakan apa-apa.” Orang tua ini tidak menetapkan batasan yang tegas, cenderung acuh tak acuh terhadap kebutuhan anak, dan tidak terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka. Mereka cenderung mengizinkan anaknya melakukan apapun, tanpa imbalan atau konsekuensi apapun atas perilaku mereka.
Setelah mengetahui jenis-jenis parenting ala Baumrind, sebenarnya seberapa pentingnya pola asuh yang tepat? Menurut Psikolog Rose Mini Agoes Salim, perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh faktor Nature dan Nurture (Rokom, 2018). Faktor nature merupakan pemberian Tuhan dan sulit untuk diubah, sementara faktor nurture merupakan faktor pengasuhan seperti nutrisi, stimulasi, pola asuh, dan lainnya. Kedua faktor inilah peran orang tua sangat dibutuhkan untuk membentuk perilaku cerdas pada anak.
“Perlakuan orang tua terhadap anak memberikan kontribusi yang besar sekali terhadap kompetensi sosial, emosi, dan kemampuan kecerdasan atau intelektual anak,” jelas Rose dalam acara puncak peringatan Hari Anak Nasional yang digelar di Gedung Siwabessy Kemenkes, Selasa (31/7) (Rokom, 2018). Sehingga menerapkan pola asuh yang tepat sangat penting dan berpengaruh terhadap perkembangan anak.
Rose menambahkan, keempat pola asuh ini sebenarnya dapat diterapkan secara bergantian sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Orang tua harus mampu mengenali situasi yang tepat untuk menerapkan pola asuh. “Keempat pola asuh semuanya dibutuhkan, jangan dibuang salah satu. Disesuaikan saja dengan kebutuhan dan lingkungan,” papar Rose. Dilansir dari Insanq.com, para peneliti menemukan bahwa gaya parenting Authoritative (Otoritatif) jika dilakukan secara konsisten dapat mendorong hasil terbaik pada anak-anak (InsanQ, 2022). Sehingga gaya ini yang paling direkomendasikan oleh Psikolog dan Psikiater. Walaupun demikian, perlu juga sikap yang konsisten dalam menerapkan gaya parenting ini dan juga perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan lingkungannya masing-masing.
Jadi, walaupun masih banyak perdebatan tentang mana gaya parenting yang paling tepat, sebetulnya langkah awal yang paling memungkinkan untuk kita lakukan dalam memilih gaya parenting adalah dengan memahami apa yang paling dibutuhkan oleh anak dan bagaimana kita menyesuaikan gaya parenting kita dengan lingkungan yang kita hadapi saat ini. Seperti yang telah disampaikan oleh Psikolog Rose, bahwa 4 gaya parenting ini bisa saja diterapkan bersama-sama menyesuaikan situasi dan kondisi. Semua tergantung pilihan dan kebutuhan pribadi masing-masing.
Daftar Referensi
Binus. (2018, August 29). Pola asuh orangtua dan pengaruhnya pada anak. Parents Binus.
InsanQ. (2022, August 31). 4 jenis gaya pengasuhan atau pola asuh Anak (parenting style), pilih yang mana? Insanq..Co.Id.
Passer, M. W., & Smith, R. E. (2011). Psychology the science of mind and behavior (5th ed.). McGraw-Hill Companies.
Rokom. (2018, August 1). Pentingnya pola asuh tepat untuk membentuk kepribadian anak. Sehat Negeriku, Kemkes.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.