Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image chici putri alifalexis winata

Tahukah Kamu Ternyata Perasaan Cemburu Berhubungan dengan Attachment Style Kamu, Loh!

Gaya Hidup | Friday, 01 Dec 2023, 11:21 WIB

Manusia adalah makhluk yang sosial, mereka tidak bisa hidup tanpa orang lain. Menjalin hubungan merupakan kegiatan yang penting di hidup manusia. Namun, kegiatan tersebut tidak bebas dari konsep cemburu. Perasaan cemburu ini memicu keraguan pada pasangan dalam hubungan. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa munculnya perasaan cemburu terbukti memiliki korelasi dengan teori attachment.

Photo by Budgeron Bach from Pexels: https://www.pexels.com/photo/hispanic-lady-looking-jealously-at-boyfriend-while-texting-on-cellphone-6532613/

Cemburu

Menurut Hupka, Buunk, Falus, Fulgosi, Ortega, Swain, dan Tarabrina (Yulianto, 2009) cemburu adalah “Emotions, cognitions, and behavior associated with the appraisal of the threat arising from the potential, actual, or imagined involvement of one’s loved one or mate in a relationship with an interloper.” Cemburu dapat dikatakan sebagai perasaan dimana seorang individu merasa tidak aman atau tertantang oleh suatu kejadian lainnya. Dalam kata lain, seorang individu bisa merasakan cemburu ini karena ia merasa bahwa akan ada dan/atau sudah ada perubahan pada hubungan mereka. Bisa juga berupa perasaan takut akan kehilangan orang yang ia sayangi.

Individu bisa berpikir bahwa hubungan mereka terasa lebih jauh, dan kejadian tertentu adalah masalahnya. Beberapa riset menunjukan daya tarik fisik dalam hubungan bisa menjadi salah satu faktor cemburu. Individu yang menganggap pasangannya lebih menarik dari dirinya cenderung menimbulkan pengalaman yang bermanfaat juga mengancam.

Dari perasaan cemburu ini, muncul banyak dampak pada individu dan hubungannya. Perasaan ini bahkan menjadi salah satu penyebab kekerasan dalam pacaran. Cemburu yang berlebihan memicu reaksi emosional yang tidak nyaman. Seperti perasaan takut, kemarahan, kecemasan, kecurigaan, juga rasa putus asa. Tingkat cemburu yang berlebihan menyebabkan stress dan bahkan kerusakan hubungan. Namun, terdapat juga dampak positif dalam perasaan cemburu yaitu mempererat hubungan.

Teori Attachment

Pada tahun 1600-an dan dekade seterusnya, J. Bowlby dan M. Ainsworth mengembangkan attachment theory. Bowlby mencetuskan (Marazziti et al, 2010) keterikatan pada anak mulai terbentuk pada tahun awal. Keterikatan ini terbentuk berkat ikatan emosional antara pengasuh utama dan anak. Berkat pengetahuan ini, mulai muncul penelitian-penelitian yang memperluas teori ini dengan ikatan romantis orang dewasa.

 

  • Secure Attachment : Individu merasa aman dan nyaman dengan keterikatan. Mereka cenderung terlibat dalam hubungan yang positif, responsif dan juga hangat.
  • Anxious Attachment : Adanya rasa cemas, dan membutuhkan kedekatan ekstrem dalam hubungannya. Mereka seringkali terlibat dalam hubungan yang tidak mendukung, tidak dapat diprediksi dan relatif tidak konsisten.
  • Avoidant Attachment : Munculnya rasa kurang aman dengan keterikatan. Mereka cenderung memasuki hubungan yang menolak dan dingin.

Lalu Apa Hubungannya Attachment Theory dengan Cemburu?

Anxious dan avoidant attachment merupakan jenis keterikatan yang insecure. Individu dengan secure attachment cenderung memiliki perasaan cemburu yang lebih rendah dari insecure attachment. Orang dewasa dengan keterikatan yang secure juga menunjukan lebih sedikit perasaan khawatir akan ancaman pada hubungannya.

Penelitian menunjukan bahwa anxious attachment paling sering dihubungkan dengan cemburu. Ini ditandai oleh rasa takut akan penolakan dari orang lain, juga dengan rasa butuh untuk cinta yang tidak dipuaskan. Munculnya juga rasa takut akan kehilangan pasangannya. Individu dengan anxious attachment memiliki harga diri yang lebih rendah dan tingkat kecemburuan yang tinggi. Terdapat pola yang relatif sama pada avoidant attachment.

Perbedaan antara avoidant dan anxious attachment terlihat pada karakteristik kecemburuannya.

 

  • Avoidant attachment cenderung memiliki kecemburuan kognitif, yaitu perasaan serta pemikiran curiga pada pasangannya.
  • Anxious attachment ditandai oleh kecemburuan kognitif juga terlihat pada perilakunya. Misalnya, melakukan kegiatan dengan tujuan mencegah ancaman pada hubungannya.

Bisa disimpulkan bahwa cemburu merupakan perasaan ragu, cemas dan tidak aman pada hubungan antar individu. Penelitian sebelumnya menghubungkan perasaan cemburu ini dengan teori attachment. Teori ini menjelaskan secure attachment dan insecure attachment yang terdiri dari anxious juga avoidant attachment. Anxious attachment dianggap menjadi jenis keterikatan yang paling cenderung merasakan cemburu dalam hubungan. Ini ditandai oleh rasa takut berlebihan akan kehilangan pasangan, harga diri yang rendah, juga kecemasan atas ketidaksetiaan pasangan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image