Pentingkah Pemilihan Media Pembelajaran dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa?
Pendidikan dan Literasi | 2023-12-01 08:43:54Sebagai pendidik, guru menciptakan lingkungan di mana siswa dapat mengalami proses pembelajaran. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh rangsangan dari luar. Belajar melibatkan berbagai komponen, seperti kondisi fisik dan psikis orang yang belajar. Media pembelajaran diperlukan untuk mendukung keberhasilan belajar.
Media pembelajaran adalah komponen penting dari sistem pembelajaran. Media pembelajaran dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan (message), merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk mendorong proses belajar (Asyhari dan Silvia, 2016). Media pembelajaran, menurut Oemar Hamalik, adalah alat, metodologi, dan teknik yang digunakan untuk meningkatkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa selama proses pendidikan di sekolah. Menurut Suprapto dkk, menyatakan bahwa media pembelajaran adalah alat pembantu yang efektif yang dapat digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Dalam proses pembelajaran, kehadiran media sangat penting karena media dapat membantu menjelaskan bahan yang disampaikan. Siswa harus diajak untuk menggunakan semua alat indranya agar proses belajar mengajar dengan media pembelajaran berhasil. Dengan adanya media pembelajaran, diharapkan siswa dapat menerima dan menyerap pesan dalam materi dengan mudah dan efektif. Guru sering kali menghadapi siswa yang prestasi akademiknya tidak sesuai dengan harapannya. Salah satu faktor yang memengaruhi hasil belajar siswa diantaranya adalah media pembelajaran.
Dengan menggunakan media pembelajaran, materi dapat menjadi lebih menarik, meningkatkan dorongan dan minat siswa. Materi yang disampaikan oleh guru akan dapat meningkatkan rasa keingintahuan siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan media yang menarik akan menciptakan suasana belajar yang interaktif sehingga tidak hanya guru saja yang aktif, bahkan siswanya juga aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Jenis-Jenis Media Pembelajaran
1. Media Pembelajaran Berbasis Audio
Media pembelajaran besbasis audio adalah cara untuk menyampaikan pesan melalui pendengaran. Ini adalah jenis media pengajaran yang murah dan mudah digunakan, dan oleh karena itu layak dipertimbangkan sebagai salah satu alternatif untuk digunakan dalam pembelajaran. Menurut Sudjanah dan Rivai (2016), media audio untuk pengajaran didefinisikan sebagai bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita suara) atau piringan suara yang memiliki kemampuan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan keinginan siswa sehingga terjadi proses belajar mengajar. Contoh dari media audio, yaitu media rekaman dan media radio.
2. Media Pembelajaran Berbasis Visual
Sanjaya menganggap media visual sebagai media yang dapat dilihat tanpa suara. Media visual ini hanya dapat menyampaikan pesan melalui indra penglihatan atau mata saja, indra lain seperti telinga tidak dapat menggunakan media visual ini. Jenis media ini yang paling sering digunakan dalam pembelajaran. Sebagaimana dinyatakan oleh Zaman et al. (2005), media visual terdiri dari media yang dapat diproyeksikan (projected visual) dan media yang tidak dapat diproyeksikan. Contoh media yang dapat diproyeksikan yaitu transparasi OHP. Sedangkan contoh media yang tidak dapat diproyeksikan yaitu media realita, model, dan media grafis.
3. Media Pembelajaran Berbasis Audio Visual
Menurut Zaman et al. (2005), media audio visual adalah gabungan dari media audio dan media visual, juga dikenal sebagai media pandang dengar. Media pembelajaran berbasis audio visual menggunakan indra penglihatan dan pendengaran untuk menyampaikan pesan. Secara umum media audio visual menurut teori kerucut pengalaman Edgar Dale memiliki efektifitas yang tinggi daripada media visual atau audio. Contoh dari media audio visual yaitu media film dan video.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.