Apakah Ada Cemburu Selain dengan Pasangan?
Lainnnya | 2023-11-29 23:27:40Apa itu cemburu?
Cemburu sering sekali terjadi dalam suatu hubungan baik dengan pasangan maupun teman. Cemburu yang berlebihan bisa membuat hubungan tidak baik karena banyak orang yang merasa terganggu akibat di cemburukan oleh pasangan atau teman. Tetapi cemburu juga memiliki sisi positif. Seperti, menjadikan pasangan atau teman sadar akan kesalahan yang dia miliki.
(Yulianto, 2010) Mengatakan bahwa cemburu adalah “emotions, cognitions, and behavior assosiated with the appraisal of the threat arising from the potential, actual, or imagined involvement of one’s loved one or mate in a relationship with an interloper”. Cemburu Merupakan perasaan terancam karena hadirnya orang ketiga dalam suatu hubungan. Cemburu menyebabkan seseorang merasa cemas, harga diri yang rendah, dan emosi yang tidak stabil (“The Deeper Meaning of Jealousy: A Psychological Exploration,” 2023)
Cemburu dengan pasangan
Menurut (Yulianto, 2009) cemburu dalam hubungan percintaan disebut dengan Romantic Jealousy. Cemburu dengan pasangan adalah hal yang wajar, asalkan cemburu tersebut tidak membuat pasangan kita terganggu. Biasanya dalam hubungan percitaan wanita lebih banyak memiliki rasa cemburu dibandingkan dengan pria. Biasanya cemburu ada karena pasangan kita memiliki hubungan yang dekat dengan lawan jenisnya. Mengutip dari (Rohmitriasih, 2023) ciri ciri cemburu dengan pasangan, antara lain:
1. Menanyakan berbagai hal dengan pasangan
Pasangan kita lebih banyak mengajukan berbagai macam pertanyaan. Terkadang pertanyaan pertanyaan tersebut membuat kita rishi dan tengganggu dalam suatu hubungan.
2. Mudah marah dengan pasangan tanpa sebab
Pasangan kita sering tiba tiba marah tanpa sebab dan tidak ada alasan yang jelas. Bahkan ketika kita tidak melakukan apapun pasangan bisa tiba tiba marah. Tetapi kita juga harus memikirkan apakah kita memiliki kesalahan pada pasangan kita.
3. Bersikap cuek dan tidak peduli dengan pasangan
Pasangan kita sering bersikap cuek padahal untuk melakukan sikap cuek tidak mudah. Hanya saja pasangan kita ingin lebih diperhatikan oleh kita.
Cemburu dengan teman
Cemburu tidak hanya dengan pasangan saja, cemburu juga muncul ketika kita memiliki hubungan pertemanan yang dekat dengan seseorang. Menurut (Yulianto, 2009) rasa cemburu lebih sering terjadi pada pasangan. Tetapi, rasa cemburu juga dapat muncul ketika kita memiliki hubungan pertemanan yang dekat. Rasa cemburu dengan teman dapat muncul ketika teman kita memiliki hubungan pertemanan dengan orang lain yang lebih dekat daripada kita. Mengutip dari (Pudjiarti, 2013) ciri ciri cemburu dengan teman, antara lain:
1. Ingin menjadi pusat perhatian oleh teman kita dalam hal apapun
Ada beberapa orang yang tidak suka ketika dirinya tidak menjadi pusat perhatian. Ketika teman kita sibuk dengan hal yang lain, kita akan merasa teman kita sudah tidak peduli dengan kita.
2. Selalu merasa bersalah dengan teman kita
Ketika teman kita membuat kita merasa bersalah, padahal kita tidak ada salah kepada teman kita.
3. Ketika teman tidak menganggap serius dengan pencapaian kita
Ketika kita memiliki pencapaian tetapi teman kita tidak tidak menghargai pencapaian kita dan menggangap pencapaian itu berhasil karena kita.
Yang membedakan cemburu dengan pasangan dan teman adalah rasa cemburu dengan pasangan lebih tinggi dibandingkan rasa cemburu dengan teman. Karena, pasangan merupakan seseorang yang dapat kita miliki sepenuhnya. Dan kita lebih mudah untuk mengikhlaskan pertemanan kita dibandingkan dengan pasangan kita sendiri.
Memiliki komunikasi yang baik dalam suatu hubungan merupakan cara mengatasi cemburu. Jika kita memiliki komunikasi yang baik pasti kita jarang memunculkan rasa cemburu. Dan kepercayaan juga merupakan kunci dari suatu hubungan yang baik.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.