Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image SRI WAHYUNI

Dampak Adanya ChatGPT pada Generasi Z

Teknologi | Tuesday, 28 Nov 2023, 15:16 WIB

Kemajuan teknologi adalah suatu yang tidak bisa di hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Teknologi juga memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukakan aktivitas manusia. Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah pengguna semartphone terbesar ke empat di dunia setelah Cina, India dan Amerika. Tentu saja ini harus menjadi catatan juga untuk perkembangan teknologi di Indonesia dan menurut hasil studi terbaru membuktikan bahwa pelajar Indonesia menjadi salah satu pengguna teknologi tertinggi di dunia dalam pendidikan.

Perkembangan teknologi kecerdasan buatan atau yang dikenal sebagai Artificial Intelligence (AI) terus bergerak pesat, salah satunya yang sedang menjadi perbincangan adalah teknologi AI bernama ChatGPT (Generative Pretrained Transformer). ChatGPT adalah teknologi yang dikembangkan Open AI, sebuah lembaga penelitian AI yang berbasis di San Fransisco. Lembaga penelitian ini didirikan pada tahun 2015 dan dikelola oleh beberapa ahli teknologi dan pengusaha, termasuk Elon Musk. Menurut survey oleh perusahaan finansial UBS yang dikutip Reuters, pengguna ChatGPT telah mencapai 100 juta hanya dalam kurun waktu dua bulan sejak diluncurkan pada bulan November 2022. Pada bulan Januari 2023, terdapat sekitar 13 juta pengguna yang mengakses ChatGPT setiap harinya, dua kali lipat lebih banyak dibandingkan bulan Desember 2022.

Kemajuan dan perkembangan kecerdasan buatan (AI) secara cepat dan signifikan membentuk suatu kebiasaan baru, masyarakat saat ini menggunakan AI dalam mempermudah suatu aktivitas keseharian manusia. Kekhawatiran timbul karena perkembangan AI yang sangat signifikan tidak dibarengi dengan pengetahuan yang memadai tentang penggunaan AI. Untuk mengatasi permasalahan yang muncul, penting bagi masyarakat untuk memahami apa yang dilakukan oleh AI. Kemudian penggunaan AI dalam ranah akademik mahasiswa, dan perkembangan AI ini berpotensi untuk menggantikan karya-karya kreatif yang biasanya dibuat oleh mahasiswa seperti karya tulis ilmiah dan penulisan akademik. Para peneliti telah melakukan pengembangan tentang Chatbots, AI dan ChatGPT, yang menawarkan berbagai layanan percakapan terhadap permintaan manusia (Lock,S, et.al 2022).

Dampak negatif kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini berdampak kepada dunia pendidikan, munculnya tantangan baru terutama dalam hal etika mahasiswa saat ini yang menurun. Sebagai seorang manusia yang menjunjung tinggi etika dan adab dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari, termasuk dalam dunia pendidikan yang mengedepankan kejujuran,adab dan etika yang baik dan benar. Etika tersebut mengacu pada norma peraturan dan standar yang berlaku atas pola perilaku seorang dan orang lain. Sebagai seorang mahasiswa harus mematuhi etika akademik, seperti menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, mematuhi kaidah keilmuan, menghindari tindakan menyontek dan plagiarisme.

Untuk mencegah terjadinya pelanggaran etika akademik, seperti plagiarisme atau menirukarya orang lain, perlu adanya kebijakan yang komprehensif seperti para pendidik guru atau dosen harus meningkatkan keketatan sistem penugasan kepada para peserta didik atau mahasiswa, seperti menerapkan ujian secara tertulis, memeriksa silang ujian tulis, memeriksa esai atau tulisan karya ilmiah dengan mendetail menggunakan software yang dapat memeriksa tingkat plagiarisme tugas atau hasil karya tulis ilmiah mahasiswa. Dengan memperbaiki sistem pendidikan dan proses evaluasi pendidikan diharapkan, pemanfaatan alat ChatGPT tidak boleh melanggar etika akademik seperti plagiarisme dan pelajar atau mahasiswa bisa memanfaatkan alat ChatGPT dengan bijak, karena pelajar dan mahasiswa saat ini harus mengembangkan keilmuan secara benar dengan berpikir kritis, kreatif dan percaya dengan kemampuan diri sendiri, sehingga tidak selalu mengandalkan teknologi seperti penggunaan ChatGPT.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image