Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image MUHAMMAD WILDAN MAULANA HAKIKI 2020

Analisis Terjamah Alquran tentang Dzikir Sebanyak-banyaknya

Agama | Monday, 03 Jan 2022, 12:17 WIB

Analisis kualitas tarjamah Arab-Indonesia

1.Ayat Al-Qur’antentang anjuran bedzikir sebanyak-banyaknya

Referensi:https://republika.co.id/berita/qi4y27366/dalil-alquran-anjuran-berdzikir-sebanyak-banyaknya

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللهَ ذِكْرًا كَثِيرًا (41) وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلاً-42

"Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang."

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا. وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلا

Artinya; “Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah kepada Allah, zikir yang banyak ,dan sucikanlah dia pagi dan petang.”

Di dalam Alquran, kata ذكرdisebut sebanyak 267 kali dengan berbagai bentuk kata (derivasinya). Diantaranya, bermakna mengingat Allah, dalam arti menghadirkan dalam hati.

ada ulama yang mengartikan ذكر dengan shalat. Arti shalat itu memahami kata bukrah sebagai shalat subuh, dan ashil sebagai shalat ashar. Pendapat ini beralasan , dengan melihat ayat al-Ahzab pada ayat 43, yang menggunakan kata yusalli.

Profesor M. Quraish Shihab mengatakan meskipun Allah dalam ayat di atas menggunakan kata “بكرة”—yang bisa diterjemahkan pagi—, dan “أصيلاً”— yang juga bisa dipahami sebagai sore, tapi bukan berarti anjuran berzikir itu hanya pada dua waktu itu. Zikir pada Allah itu, sejatinya dilaksanakan setiap saat.

Menurut Quraish Shibab kata (بكرة) memiliki makna arti awal siang, dan kata (أصيلا) adalah masa sesudah ashar menjelang magrib. Kedua kata ini menggambarkan pangkal dan ujung siang. dalam hal ini ada dua pengertian. Pertama menggambarkan waktu dan masa tertentu—pagi dan sore saja.

Pengertian makna kedua; menggambarkan sepanjang hari dan setiap saat. Dalam pengertian ini zikir tak hanya dalam bentuk shalat dan bacaan tertentu. Segala aktivitas kerja yang mengingatkan kita terhadap Allah dimaknai sebagai zikir. Zikir dalam pengertian ini lebih luas maknanya.

Tafsir ayat 42 dalam Q.S al-Ahzab, menurut Fakhruddin Ar Razi dalam kitab Mafatihul Ghaib, seyogianya seorang hamba berzikir kepada Allah. ذكر itu berupa mengucapkan pujian atas keagunganAllah dan Kesucian-Nya dari segala sesuatu. Ini merupakan makna pertama dari kata albukrah dan asila dalam ayat di atas. Sedangkan makna kedua dari ayat albukrah dan asila, adalah zikir dalam shalat. Ketika seorang shalat, ia mengucapkan zikir berupa pujian (tasbih) kepada Allah.

Ada pun Ibn Katsir dalam tafsirnya mengatakan makna ayat ini menekankan pentingnya berzikir kepada Allah. Di samping itu ayat ini juga mengandung anjuran untuk memperbanyak berzikir. Dengan berzikir kepada Allah, maka Allah akan menurunkan rahmat dan ampunan kepada hamba-Nya.

2.Haditstentang islam agama nasihat

Referensi:https://www.republika.co.id/berita/qhsbk2320/islam-agama-nasihat-beginipenjelasan-hadits-rasulullah-sawhttps://www.republika.co.id/berita/pvrk5e458/agama-adalah-nasihat

Dalam buku Shahih Fadhail A’mal, Syekh Musthafa Al-‘Adawi, menukilkan riwayat dari Imam Muslim:

عن أبي رُقية تميم بن أوس الدَّاري : أن النبيَّ ﷺ قال: الدِّين النَّصيحة، قلنا: لمَن؟ قال: لله، ولكتابه، ولرسوله، ولأئمَّة المسلمين وعامَّتهم

Dari Tamim ad-Dari, Rasulullah SAW bersabda, “Agama adalah nasihat.” Para sahabat bertanya “Untuk siapa wahai Rasulullah?” beliau menjawab: “Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, dan para pemimpin kaum muslimin serta kalangan umum.”

Perubahan arti setelah di analisis:

Dari Tamim ad-Dari, Rasulullah SAW bersabda, “Agama adalah nasihat.” Para sahabat bertanya “Untuk siapa wahai Rasulullah?” beliau menjawab: “Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, dan para pemimpin kaum muslimin serta kalangan umum.”

Analisis:

Makna النصيحة bagi Allah adalah iman kepada-Nya, mentauhidkan, menjalankan perintah serta menjauhi laragan-Nya. Begitu pula dengan nasihat untuk Kitabullah adalah mentadaburkannya.

Adapun النصيحة bagi Rasululah artinya beriman kepadanya dan kepada semua yang dibawa dan mengikuti beliau. Nasihat untuk para pemimpin kaum Muslimin adalah para khalifah dan selain mereka yang mengurus perkara kaum Muslimin.

Nasihat bagi umumnya kaum Muslimin, mereka adalah selain para pemimpin, yaitu dengan mencintai sesuatu untuk mereka sebagaimana mencintai untuk diri sendiri, menunjukkan kepada maslahat mereka, mengajarkan masalah agama dan dunia kepada mereka. (diambil dari ucapan al-Khaththabi dan lainnya).

Allah SWT mensyariatkan kaum Muslimin untuk saling menasihati, sebagaimana tertulis dalam firman-Nya: ''... dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran.'' (QS Al-Ashr [103]: 3).

Ayat-ayat lain tentang nasihat juga terdapat dalam Alquran, misalnya, dalam QS Al-A'raf [7] ayat 62 dan 69.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Tamim bin Aus ad-Daryra, Rasulullah SAW bersabda: "الدين النصيحة

Kami (para sahabat) bertanya, “"لمَن؟ untuk siapa?

Beliau menjawab: . لله، ولكتابه، ولرسوله، ولأئمَّة المسلمين وعامَّتهم “Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, dan untuk para pemimpin kaum muslimin dan kalangan umum.”

Bila kita perhatikan pula, dalam hadis di atas terdapat lima peruntukan nasihat, yaitu nasihat untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum Muslimin, dan manusia pada umumnya.

Pertama, nasihat untuk Allah (لله) Maksudnya adalah beriman kepada-Nya, mengesakan-Nya, menjadikan niat ikhlas semata karena-Nya di dalam mengamalkan perbuatan baik, dan beribadah kepada-Nya dengan penuh ketaatan dan pengagungan.

Kedua, nasihat untuk kitab-Nya (لكتابه) Maksudnya adalah beriman kepada semua kitab-kitab samawi (langit) yang diturunkan dari sisi Allah SWT secara global.

Ketiga, nasihat untuk Rasul-Nya (Muhammad) (ولرسوله) Maksudnya adalah membenarkan kenabiannya, menaati perintahnya, menjauhi segala larangannya, menghidupkan sunahnya, memahami, mempraktikkan dan menyiarkannya, serta berakhlak sesuai dengan akhlak beliau yang mulia.

Keempat, nasihat untuk pemimpin kaum Muslimin (ولأئمَّة المسلمين). Maksudnya adalah membantu mereka atas kewajiban yang mereka emban, memberikan masukan, dan mengingatkan tatkala mereka lupa. Juga mencegah mereka dari perbuatan zalim dengan cara yang baik.

Dan terakhir, nasihat untuk manusia pada umumnya (عامَّتهم)Maksudnya adalah dengan mengajak pada kebaikan, menutup aib mereka, dan tidak berbuat ghibah (menggunjing) kepada sesama manusia. Wallahu a'lam.

3.Perkataan ulama

Ulama tasawuf mendefinisikan ibadah sebagai berikut: فعل المكلّف على خلاف هو نفسه تعظيما لربّه" "Pekerjaan seorang mukallaf yang bertentangan dengan keinginan nafsunya untuk menghormati Tuhannya (Allah)”

Perubahan arti setelah di analisis:

"Pekerjaan Seorang mukallaf yang bertentangan dengan keinginan nafsunya untuk menghormati Tuhannya (Allah)"

Analisis:

Pertama: Kata Mukallaf mungkin bisa diberi kejelasan arti dan diberi tutup kurung () agar pembaca juga mengerti apa yang dimaksud oleh kata tersebut.

Kedua: Penerjemahan pada salah satu kata diatas yaitu “membesarkan” dinilai kurang sepadan jika bersandingan dengan Allah. mungkin sebagian pembaca sulit untuk memilih dan memahami kata membesarkan dan bisa diganti kepada arti kata yang lebih cocok jika disandingkan oleh Allah seperti “Mengagungkan”. ini akan lebih cepat memberi pemahaman kepada pembaca

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image