Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Tanisa Husna Nabila

Pendidikan Literasi di Indonesia Yang Belum Merata, Khawatirkan Masa Depan Bangsa

Pendidikan dan Literasi | Sunday, 12 Nov 2023, 21:38 WIB
sumber : https://id.pinterest.com/pin/477100154275203468/

Apakah pendidikan literasi di Indonesia perlu ditingkatkan? Di tengah maraknya informasi di dunia digital yang memukul kontruksi pola pikir, kita perlu meningkatkan literasi agar kemampuan membaca meningkatkan. Sebuah negara dapat maju jika orang orang didalamnya sudah literasi dengan baik, namun kenyataannya minat baca Masyarakat Indonesia masih tergolong rendah. Dilansir dari laman Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto pada tahun 2011 UNESCO memberikan laporan terkait budaya membaca masyarakat ASEAN. Indonesia memiliki nilai 0,001 yang berarti hanya ada satu dari seribu penduduk di Indonesia yang memiliki minat baca serius. Dari data ini sudah memberikan gambaran yang jelas mengenai rendahnya budaya literasi masyarakat Indonesia.

Masyarakat Indonesia diharapkan bisa mengerti bahwa di era banyaknya informasi dan pengetahuan yang bertebaran maka di butuhkan cara yang bijak untuk mencerna suatu informasi agar tidak bertindak keliru. Meskipun disisi lain terdapat dampak positif nya yaitu, pengetahuan dan informasi bisa di dapatkan dengan mudah, tetapi itu menjadikan sisi otak kita “lumpuh” karena di perbudak oleh teknologi informasi yang sangat sengkarut. Banyak berita hoaks yang dibagikan begitu saja dengan mudah oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Setelah itu kita terima saja tanpa mencernannya terlebih dahulu, ini membuat banyak masyarakat salah mengambil keputusan dan bisa menjadi fitnah. Perlu disadarkannya masyarakat bagaimana cara meperoleh informasi yang akurat dan tepercaya. Lewat literasi Masyarakat akan paham bagaimana cara mengolah informasi dengan benar, tidak menerima nya dengan mentah mentah saja. Namun, budaya literasi Indonesia masih terasa asing di Masyarakat. Oleh karena itu cara berfikir Masyarakat harus diperbaiki.

Mengubah cara berfikir Masyarakat dapat dimulai dari generasi muda, karena generasi muda adalah calon pemimpin bangsa. Akan tetapi, generasi muda saat ini sudah terlena pada gawai sehingga mereka lebih memilih bermain gawai daripada membaca buku. bahkan ada orang tua yang memberikan anaknya gawai saat usia dini, yang akan berdampak buruk bagi perkembangan anak. Seharusnya kebiasaan membaca pada anak sudah ditanamkan sejak mereka berusia dini. Diberikannya buku pada saat masih dini agar anak terbiasa dengan literasi, hal ini lebih baik daripada anak diberikan gawai. Anak dapat membaca secara bertahap dimulai dengan membaca buku yang ringan terlebih dahulu. Kemudian anak dapat mengembangkan kemampuan literasinya pada tingkat yang lebih tinggi dengan membaca buku lain yang beragam di perpustakaan.

Akan tetapi pendidikan Indonesia masih kurang dalam menyediakan buku, baik buku fiksi maupun nonfiksi, buku juga menjadi barang yang mahal untuk masyarakat Indonesia. Padahal, dengan adanya buku, kita bisa mengubah cara berfikir seseorang, ini tentu membuat negara kita bisa maju. Buku juga menjadi penghubung suatu pengetahuan secara mendalam tentang dunia luar yang tidak kita ketahui. Membaca buku rasanya akan berbeda dengan kita mendengarkan berita atau film, dengan membaca hati kita akan lebih tersentuh. Maka dari itu Pendidikan menjadi gerbang utama yang dapat mengantarkan generasi muda pada dunia literasi.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa literasi dan Pendidikan memiliki keterkaitan yang erat. Membaca merupakan cara untuk seseorang mendapatkan pengetahuan secara luas, sedangkan pengetahuan bisa didapatkan salah satunya malalui Pendidikan. Meskipun literasi sekarang di sesuaikan dengan perkembangan zaman, para generasi muda diharapkan dapat menyesuaikannya. Perubahan Pendidikan literasi yang pertama, bisa kita mulai dari kemauan diri sendiri maka dari itu perlu dorongan agar generasi muda semangat dan paham bahwa literasi sangat penting bagi masa depan bangsa dan dirinya sendiri. Cara berpikir juga akan bisa berubah ketika kita paham satu kalimat bisa mengandung banyak arti. Yang kedua, karena Pendidikan itu di dominasi oleh sekolah, maka sekolah harus menerapkan sistem pembiasaan literasi dengan cara siswa membaca buku misalnya seminggu minimal membaca 1 buku. Dengan ini diharapkannya peningkatan literasi di Indonesia dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image