Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image

Masalah Gangguan Kesehatan Mental di Kalangan Remaja Indonesia

Edukasi | Wednesday, 08 Nov 2023, 22:24 WIB
sumber : behance.net

Baru-baru ini media sosial Indonesia digemparkan dengan banyaknya berita suicide dari para remaja, setelah dicari tau penyebab rata-rata dari mereka merasakan depresi. Awal adanya peningkatan permasalahan kesehatan mental di kalangan para remaja maupun orang dewasa setelah momen isolasi dan gangguan pandemi COVID-19. Perubahan suasana dan lingkungan saat masa pandemi COVID-19 yang mengharuskan semua orang beradaptasi dengan peraturan dan kebijakan yang baru serta adanya batas dalam melakukan kegiatan membuat sebagian orang merasakan depresi.

Masalah depresi dan gangguan kecemasan merupakan salah satu penyebab utama penyakit yang berakit fatal di kalangan remaja, dampak dari tindakan suicide menjadi faktor penyebab utama kematian ke-4 remaja di rentang usia 155-29 tahun. Masalah ini tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi menjadi suatu permasalahan global dimana setidaknya 25% populasi yang ada di dunia mengalami gangguan pada kesehatan mental.

Menurut data dari Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey di tahun 2022, sebanyak 15,5 juta (34,9%) remaja mengalami masalah mental dan 2,45 juta (5,5%) remaja mengalami gangguan mental. Namun baru ada 2,6% remaja yang memfasilitasi dirinya dengan fasilitas kesehatan yaitu mengikuti kegiatan konseling untuk dapat membantu mengatur emosi dan perilaku mereka dalam 12 bulan terakhir.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan melibatkan 209 partisipan terdiri dari 102 laki-laki dan 107 perempuan dalam rentang usia 16-18 tahun. Hasil analisis deskriptif menujukkan bahwa remaja dengan pengalaman cyberbullying victimization tingkat rendah berjumlah 204 orang (97,6 persen) sedangkan remaja yang berada pada kategori tinggi hanya 5 orang (2,4%).

Menurut Hinduja dan Patchin (2018) individu yang memiliki lebih banyak pengalaman cyberbullying victimization yaitu adalah individu yang menerima perilaku berbahaya secara sengaja dari orang lain berulang kali seperti dihina, diancam, dilecehkan, dianiaya, atau diolok-olok omelalui gambar, video, pesan teks atau komentar secara langsung maupun tidak.

Cara yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga pemenuhan kebutuhan psikologis seperti memperoleh kasih sayang, rasa aman, penghargaan diri, aktualisasi diri sebagaimana mestinya sehingga individu mampu memaksimalkan potensi yang dimilikinya. Saat ini media sosial paling banyak digunakan dalam berkomunikasi antar satu sama lain sehingga kita dapat menggunakan media ini sebagai tempat positif bagi satu sama lain. Bukan dijadikan tempat saling merendahkan atau menghina ke satu sama lain sehingga menciptakan kondisi yang tidak kondusif.

Selain itu menjalin hubungan yang harmonis dengan keluarga dapat membuat hubungan interpersonal menjadi lebih baik, menjadikan kondisi kondusif dan suasan hati yang mendukung perkembangan mereka. Berada di lingkungan pekerjaan maupun pertemanan yang positif, mendekatkan diri kepada Tuhan juga dapat membantu rasa nyaman di diri seseorang serta menerapkan kepada diri akan arti mencintai diri sendiri.

Oleh karena itu diharapkan bahwa penanganan untuk masalah kesehatan mental di kalangan remaja dapat diberikan perhatian lebih dan sesuai dengan yang mereka harapkan, karena efek dari masalah ini akan berlanjut hingga mereka memasuki usia dewasa yang dampak nya tidak hanya di mental mereka akan tetapi juga fisik mereka. Mereka hanya butuh tempat yang optimal dan nyaman untuk kesembuhan gangguan kesehatan mental agar dapat menjalani dan melanjutkan kehidupan sebagai seorang dewasa.

Referensi.

▪︎ Fakhriyani, D. V. (2019). Kesehatan mental. Pamekasan: duta media publishing.

▪︎ Ningrum, F. S., & Amna, Z. (2020). Cyberbullying victimization dan kesehatan mental pada remaja. INSAN Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental, 5(1), 35-48.

▪︎ Kusumawaty, I., Krisyaningsih, T., Kawuryan, U., Arisandy, W., & Sumarsih, T. (2023). Keperawatan Kesehatan Jiwa. Get Press Indonesia.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image