Ancaman Keamanan Data Warehouse di Era Digital
Teknologi | 2023-11-07 17:35:41Keamanan data warehouse menjadi sangat penting di era digital saat ini. Lonjakan pengguna internet sebesar 1.300 persen sejak tahun 2000 telah membuka peluang terjadinya lebih dari 700 juta anomali trafik atau serangan siber pada tahun 2022. Indonesia termasuk sebagai salah satu negara dengan tingkat kejahatan siber yang tinggi. Serangan siber semakin meningkat dan intensif, sementara salah satu tren siber pada tahun 2023 adalah akselerasi adopsi 5G yang memiliki potensi kerentanan data.
Data warehouse rentan terhadap berbagai bentuk serangan siber, seperti peretasan data, pencurian identitas, serangan malware, dan pengumpulan data untuk mengidentifikasi celah keamanan. Sebagai contoh, insiden keamanan yang menghebohkan yang terjadi di Indonesia, seperti kebocoran data BPJS Kesehatan, Cermati, Lazada, Tokopedia, hingga Komisi Pemilihan Umum, merupakan bukti nyata dari risiko yang ada. Pelanggaran keamanan data dapat berdampak negatif dalam berbagai aspek, termasuk kerugian finansial, rusaknya reputasi, dan hilangnya kepercayaan pelanggan.
Penyerang keamanan menggunakan banyak metode untuk mendapatkan akses ke data warehouse, termasuk teknik rekayasa sosial seperti spear phishing. Penyerang dapat mengeksploitasi kerentanan perangkat lunak, mencari kelemahan dalam keamanan sistem, atau menggunakan pendekatan rekayasa sosial untuk membobol keamanan. Spear phishing adalah jenis serangan siber yang mengincar individu atau organisasi tertentu dengan pesan yang dirancang khusus untuk memancing informasi rahasia. Sebagai contoh, di mana penyerang menyamar sebagai orang atau entitas yang dipercayai oleh korban untuk mendapatkan informasi sensitif dari suatu perusahaan, dengan tujuan memanfaatkannya untuk keuntungan mereka sendiri.
Untuk mengatasi ancaman keamanan pada data warehouse, perusahaan atau organisasi perlu menerapkan strategi keamanan yang kokoh. Ini meliputi langkah-langkah keamanan teknis seperti enkripsi data dan deteksi intrusi untuk melindungi data dari serangan siber. Strategi penting lainnya adalah melakukan manajemen akses yang ketat dan pemantauan aktivitas pengguna untuk mengurangi risiko akses yang tidak sah dan pelanggaran data. Selain itu, konsisten memantau dan memperbarui sistem keamanan juga penting untuk mengatasi kerentanan dan menjaga keamanan. Terakhir, perusahaaan harus memiliki rencana tanggap insiden yang jelas dan terstruktur untuk mengatasi jika terjadi pelanggaran keamanan.
Keamanan perimeter, seperti deteksi intrusi, mekanisme kontrol akses, dan firewall, sangat penting dalam melindungi data warehouse. Ini berfungsi sebagai garis pertahanan pertama terhadap serangan eksternal yang menargetkan jaringan dan sistem. Selain itu, faktor manusia juga sangat penting dalam meningkatkan keamanan perimeter. Pelatihan dan kesadaran karyawan sangat penting untuk mengurangi insiden keamanan yang disebabkan oleh kesalahan manusia, dengan perusahaan memberikan pelatihan keamanan siber kepada karyawan dan meningkatkan kesadaran mereka akan ancaman keamanan siber dan cara mencegahnya. Selain itu, perusahaan perlu memprioritaskan langkah-langkah pencegahan dan respons yang efektif, termasuk penerapan keamanan proaktif dan pengembangan rencana tanggap insiden yang terdefinisi dengan baik jika terjadi serangan siber.
Keamanan data warehouse sangat penting di era digital saat ini karena semakin banyaknya ancaman keamanan siber yang dapat menyebabkan kerusakan finansial dan reputasi yang menghancurkan bisnis. Oleh karena itu, memprioritaskan keamanan data dan berinvestasi pada sumber daya dan teknologi yang tepat sangat penting bagi individu dan organisasi. Investasi awal dalam sistem deteksi dan respons yang cepat dapat memungkinkan perusahaan untuk menangani serangan keamanan siber dengan lebih baik.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.