Perilaku Kurir Hoaks Politik
Eduaksi | 2023-11-01 23:23:31
Susianah Affandy
Kornas Peta Indonesia dan Wakil Ketua Umum DPP Pencinta Tanah Air Indonesia
Siapakah orang yang sulit mendapatkan nasehat? Jawabnya adalah orang yang jatuh cinta dan pendukung Capres-Cawapres. Jangan coba-coba menasehati orang yang sedang jatuh cinta, akan terjadi boomerang seperti halnya menasehati pendukung Capres. Mereka mudah marah di satu sisi, namun di sisi lain tanpa banyak pertimbangan yang penting dianggapnya menguntungkan Capresnya maka dengan mudah akan turut menyebarkan hoaks dan ujaran kebencian di media sosial.
Awal Mula Menjadi Kurir
Kurir menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah seseorang yang diutus oleh orang lain untuk menyampaikan sesuatu yang penting dengan cepat. Dari definisi kurir tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kurir hoax dan hate speech adalah seseorang yang (dengan sukarela turut) mengirim atau menyebarkan berita hoax dan hate speech dengan cepat. Kurir hoaks politik berbeda dengan pelaku hoaks.
Jika pelaku hoaks merupakan orang yang memproduksi hoaks dan ujaran kebencian, baik atas inisiatif dirinya sendiri maupun atas permintaan orang lain. Jika pelaku hoaks memiliki keterikatan dengan Capres atau Tim Pemenangan, baik terikat secara bisnis (mereka menyebut dirinya konsultan politik) maupun kepentingan politik, tidak demikian dengan kurir. Kurir hoaks sebagian besar justru adalah masyarakat awam yang tidak memiliki hubungan baik personal, emosional, bisnis maupun kepentingan politik.
Seseorang menjadi kurir hoaks diawali terpaparnya mereka dengan materi yang mengandung hoaks dan ujaran kebencian. Bahasa propaganda, agitasi dan provokasi membuat masyarakat awam yang lemah literasinya akan mudah percaya, apalagi jika sumbernya adalah public figure yang mereka percaya.
Selain karena faktor terpapar, seseorang menjadi kurir juga karena memiliki preferensi politik sama dengan pesan pembuat hoaks yang mereka sebarkan. Namun sekali lagi mereka bukan anggota partai politik, juga bukan simpatisan partai politik. Mereka menggunakan hak politiknya dalam tiap Pemilu sesuai dengan kecenderungan lingkungan, latar belakang pendidikan dan sosial.
Berperilaku Impulsif
Dalam pandangan psikologi, kurir hoaks condong dengan kepemilikan sikap atau perilaku impulsive yakni senang dengan tindakan spontanitas menyebar hoaks tanpa pertimbangan yang memadai. Hanya membaca judul, yang memiliki kesamaan dengan preferensi politiknya, orang yang impulsive langsung turut menjadi kurir menyebarkan hoaks dan ujaran kebencian. Mereka tidak memikirkan akibat atas tindakannya di kemudian hari.
Dilansir dari Halodoc.com, ciri-ciri sikap atau perilaku impulsive yang melekat dalam diri kurir hoaks politik antara lain, pertama bertindak spontan dan mendadak. Sikap impulsive membuat seseorang tidak memikirkan secara mendalam atas tindakannya. Ia bisa tiba-tiba melakukan sesuatu tanpa pertimbangan yang matang dan juga tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang.
Kedua, sikap impulsive membuat seseorang tidak mampu menunda kesenangan. Sikap ini dalam kehidupan sehari-hari biasanya nampak pada kebiasaan seperti senang menghabiskan uang secara impulsive. Dalam bermedia sosialpun pribadi impulsive juga mementingkan kesenangan dirinya, seolah-olah jagad medsos hanya dia seorang sebagai penghuninya.
Ketiga, tidak memiliki perencanaan diri. Pribadi impulsive biasanya lemah dalam perencanaan diri, juga tidak punya mekanisme evaluasi diri. Wal hasil, kehidupan sehari-hari seseorang dengan kepribadian impulsive sangat mudah dipengaruhi situasi lingkungan sekitar. Dalam bermedia sosialpun juga demikian. Ia mudah ikut-ikutan menyerang, mencaci maki pihak-pihak lain karena melihat hal tersebut sebagai sesuatu yang sedang trend.
Keempat, pribadi impulsive nampak pada seseorang dengan emosi yang kuat. Ketika mereka menjadi kurir hoaks dan ujaran kebencian, maka saat ditegur atau postingannya mendapat komentar akan membuatnya langsung marah. Pribadi impulsive tidak akan terima jika apa yang mereka sebarkan mendapat balasan, respon, kritik dan sebagainya. Dalam kehidupan sehari-hari, pribadi yang impulsive juga kerap merespon seseuatu secara emosional.
Kelima, jika perilaku impulsive melekat dalam diri kurir hoaks maka yang mereka butuhkan adalah sensasi dan stimulasi yang intens. Mereka adalah pribadi yang cepat bosan dengan adanya rutinitas sehingga selalu terdorong melakukan hal-hal baru yang bisa memberinya kepuasan. Keenam, sering terburu-buru. Sikap impulsive membuat seseorang sering terburu-buru dalam mengambil keputusan tanpa memikirkan dampak buruk di kemudian hari. Wallahu ‘alam
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.