Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syahrial, S.T

Meninggalkan yang tidak Disukai Allah Demi Kecintaan dan Keridhaan-Nya

Agama | Sunday, 29 Oct 2023, 17:31 WIB
Dokumen Republika.id

Sesungguhnya tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena takut kepada Allâh kecuali Allâh akan memberimu (sesuatu) yang lebih baik daripadanya.” HR. Ahmad dan Al-Baihaqi.

Hadis yang disebutkan di atas adalah salah satu petunjuk penting dalam agama Islam yang menggarisbawahi pentingnya meninggalkan perkara yang tidak disukai oleh Allah. Hadis ini membawa pesan bahwa ketika seseorang bersedia meninggalkan sesuatu karena takut kepada Allah, maka Allah akan memberikan yang lebih baik daripadanya. Dalam konteks ini, kita akan membahas betapa sulitnya meninggalkan perkara yang tidak disukai Allah, tetapi juga betapa besar pahala dan kebaikan yang akan diterima oleh individu yang melakukannya.

I. Kesulitan Meninggalkan Perkara yang Tidak Disukai Allah

Seseorang akan mengalami kesulitan besar ketika mencoba meninggalkan perkara yang tidak disukai Allah. Alasan utamanya adalah bahwa nafsu manusia sering kali terbiasa dengan kenikmatan dan kesenangan dari perkara tersebut. Kebiasaan ini sulit diubah, dan banyak orang merasa takut untuk menghadapi perubahan dalam kehidupan mereka. Namun, perubahan ini sering kali diperlukan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memenuhi tuntutan agama.

II. Pentingnya Kesabaran

Proses meninggalkan perkara yang tidak disukai Allah adalah ujian yang memerlukan kesabaran. Di awalnya, individu mungkin merasa kesulitan dan merindukan apa yang telah dia tinggalkan. Ini adalah saat-saat sulit yang memerlukan kesabaran yang kuat. Namun, jika seseorang sabar dan tetap teguh, Allah akan memberikan kelezatan dalam bentuk yang lebih besar.

III. Pahala yang Didapatkan

Ketika seseorang meninggalkan perkara yang tidak disukai Allah dengan ikhlas dan tulus, Allah akan memberikan ganti yang lebih baik. Ini adalah salah satu bentuk rahmat dan kemurahan Allah kepada hamba-Nya yang berusaha mendekatkan diri kepada-Nya. Pahala yang didapatkan tidak hanya dalam bentuk dunia, tetapi juga dalam bentuk akhirat. Allah membalas dengan pahala yang berlipat ganda atas usaha seseorang untuk melakukan perubahan yang baik dalam hidupnya.

IV. Kecintaan dan Kerinduan kepada Allah

Meninggalkan perkara yang tidak disukai Allah membawa individu lebih dekat kepada-Nya. Ini menciptakan kecintaan dan kerinduan yang lebih dalam terhadap Allah. Ketika seseorang merasa dekat dengan Allah, hidupnya menjadi lebih bermakna dan penuh kebahagiaan. Kecintaan kepada Allah adalah salah satu anugerah terbesar yang dapat diterima oleh seorang hamba.

V. Ketenangan Hati

Perkara yang tidak disukai Allah sering kali menyebabkan ketidaktenangan hati. Ketika seseorang melepaskan perkara tersebut dan berusaha menjauh dari segala yang dilarang oleh agamanya, hatinya menjadi tenang. Perasaan bersalah dan kecemasan hilang, digantikan oleh ketenangan batin yang luar biasa.

VI. Kekuatan dan Semangat Hidup

Meninggalkan perkara yang tidak disukai Allah memerlukan kekuatan fisik dan mental. Proses ini menguji sejauh mana seseorang bersedia untuk melawan hawa nafsu dan mengikuti petunjuk agama. Ketika seseorang berhasil melewati ujian ini, dia mendapatkan kekuatan baru dalam hidupnya. Dia menjadi lebih kuat dan bersemangat untuk menghadapi tantangan yang ada.

VII. Kebanggaan Diri

Meninggalkan perkara yang tidak disukai Allah juga membawa rasa kebanggaan diri. Seseorang yang mampu melawan godaan nafsu dan mengikuti ajaran agama dengan teguh merasa bangga akan pencapaiannya. Ini adalah kebanggaan yang didasarkan pada kesadaran bahwa dia telah menjalani hidup sesuai dengan nilai-nilai yang dianjurkan oleh agamanya.

VIII. Keridhaan pada Allah

Yang terpenting, meninggalkan perkara yang tidak disukai Allah adalah tanda keridhaan kepada-Nya. Ini adalah bentuk taat dan pengabdian kepada Allah yang menciptakan hubungan yang kuat antara hamba dan Tuhannya. Allah selalu menghargai ketulusan hati seseorang yang berusaha mendekatkan diri kepada-Nya.

Kesimpulan

Meninggalkan perkara yang tidak disukai Allah adalah sebuah tantangan yang sering kali sulit dihadapi. Namun, melalui kesabaran, kepercayaan, dan ketulusan, seseorang dapat melewati proses ini dengan sukses. Pahala yang diberikan oleh Allah kepada hamba-Nya yang berusaha mendekatkan diri kepada-Nya sangat besar. Ini mencakup kecintaan dan kerinduan kepada Allah, ketenangan hati, kekuatan, semangat hidup, kebanggaan diri, dan keridhaan Allah. Dengan demikian, meninggalkan perkara yang tidak disukai Allah adalah langkah yang penting dalam meningkatkan kualitas spiritual dan moral seseorang, serta mendekatkan diri kepada-Nya. Semoga kita semua dapat mengejar keridhaan Allah melalui tindakan yang baik dan tulus.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image