Mengidentifikasi Problematika Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Pendidikan dan Literasi | 2023-10-22 12:49:09Tujuh mahasiswa jurusan Psikologi dari Universitas Islam Negeri (UIN) Malang menjalani sebuah kunjungan istimewa ke sebuah Madrasah Aliyah (MA) di Kota Batu. Mereka memutuskan untuk berkunjung ke sekolah tersebut dengan maksud yang sangat jelas: untuk melakukan wawancara dan menggali informasi terkait tantangan dan masalah yang dihadapi dalam layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah tersebut.
Menurut informasi yang kami peroleh dari seorang guru Bimbingan dan Konseling (BK) serta dibandingkan dengan pengalaman yang dibagikan oleh salah satu alumni angkatan 21, nampaknya terdapat perubahan signifikan dalam kualitas layanan BK di sekolah tersebut. Alumni tersebut menggambarkan bahwa pada zamannya, layanan BK sangat terstruktur dan terjadwal, dengan guru BK yang secara rutin mengunjungi kelas-kelas untuk memberikan pemahaman mengenai karir dan berbagai pendekatan kepada para siswa.
Namun, seiring berjalannya waktu, perubahan terjadi. Salah satu aspek penting dari layanan tersebut tampaknya telah dihilangkan. Saat ini, layanan BK yang diterima oleh para siswa hanya sebatas pemahaman pengembangan diri dan karir yang bisa diakses dengan berkonsultasi di ruang BK.
Di sekolah ini, terdapat 4 guru Bimbingan dan Konseling (BK) yang diposisikan untuk setiap angkatan, dengan tujuan untuk memberikan perhatian dan fokus yang lebih intens kepada setiap kelompok angkatan siswa. Meskipun upaya ini sangat dihargai, namun fakta bahwa setiap guru BK harus melayani sekitar 200 siswa dalam setiap angkatan, terbukti menjadi tantangan yang signifikan.
Jumlah guru BK yang ada terasa kurang memadai untuk memenuhi kebutuhan para siswa, dan ini mungkin membuat para guru BK merasa sedikit kewalahan dalam memberikan pelayanan yang maksimal.
Berdasarkan informasi yang telah kami peroleh, salah satu faktor utama yang tampaknya menjadi hambatan dalam layanan Bimbingan dan Konseling (BK) adalah kekurangan sumber daya guru. Menyadari hal ini, sebuah solusi yang mungkin akan membantu adalah dengan menambah jumlah guru BK di sekolah tersebut.
Penting untuk diingat bahwa tujuan tulisan ini adalah untuk mengidentifikasi masalah dalam layanan BK di sekolah dan tidak bermaksud untuk mencari-cari kesalahan. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan informasi, dan mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang kurang pantas.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.