Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Alvaro Mahendra Kukuh Rahaditya

Katarsis Sebagai Metode Pelampiasan Emosi

Gaya Hidup | Saturday, 21 Oct 2023, 18:28 WIB

Dewasa ini, kita sering disuguhkan berita yang kurang mengenakkan tentang banyaknya orang yang mengakhiri hidupnya sendiri, baik itu oleh mahasiswa, orang dewasa, bahkan pelajar. Apalagi dengan maraknya media sosial sebagai media penyebaran informasi secara aktual membuat berita ini seolah-olah tiada hentinya muncul di timeline akun media sosial kita.Tentunya kita bertanya-tanya, apa masalah yang menyebabkan orang-orang tersebut tidak dapat berpikir secara matang sehingga nekat untuk mengakhiri hidupnya. Masalah yang sering dijumpai dari kasus ini antara lain adalah masalah percintaan, ekonomi, sosial, keluarga, hingga pendidikan. Oleh karena itu, sering muncul di benak kita pertanyaan akan bagaimana kita dapat menuntaskan masalah tersebut hingga akarnya. Namun, selain pertanyaan bagaimana menuntaskan masalah, ada pertanyaan lain yang tak kalah pentingnya, yaitu bagaimana cara kita mengelola emosi yang dihasilkan oleh masalah tersebut.

Banyak metode pengelolaan emosi yang ada di dunia modern ini, antara lain meditasi, beribadah, dan mengikuti terapi konseling dengan psikolog. Di tulisan ini, saya akan membagikan metode katarsis sebagai sarana pelampiasan emosi.

Katarsis berasal dari bahasa Yunani yaitu katharsis yang bermakna pemurnian atau pembersihan. Dalam ilmu psikologi, katarsis diartikan sebagai metode pembersihan emosi negatif seperti kemarahan dan kesedihan dengan meluapkannya secara positif. Pengelolaan emosi sangatlah penting untuk kesehatan fisik dan mental seseorang. Emosi negatif yang terpendam dapat mempengaruhi cara kita berpikir, bertindak, dan menanggapi lingkungan sekitar kita. Seringkali, orang dengan emosi negatif yang menumpuk merasa pikirannya kacau dan menghambat pandangannya akan dunia sekitar sehingga dia merasa tidak ada hal yang membahagiakan di dunia. Orang-orang tersebut akan mengalami gangguan di pekerjaan, hubungan, pendidikan dan keluarganya karena mereka tidak dapat berpikir dengan jernih dan tindakan-tindakan yang dilakukannya menjadi kurang pantas sehingga mereka rawan menjadi depresi. Metode katarsis menggunakan perumpamaan emosi dan individu sebagai cairan dan cawan tempat cairan tersebut ditampung. Orang dengan emosi yang menumpuk diumpamakan sebagai cawan penuh yang rawan tumpah. Jika cawan tersebut terus menerus diisi dengan cairan, cawan tersebut akan tumpah dan mempengaruhi kestabilan individu secara keseluruhan. Oleh karena itu, kita perlu untuk mengeluarkan emosi-emosi negatif secara berkala agar tidak menumpuk dan mengganggu kestabilan pikiran dan jiwa kita.

Beberapa metode penerapan katarsis yang dapat diterapkan sehari-hari antara lain sebagai berikut:

 

  1. Bercerita, curhat, dan bersosialisasi dengan teman.

Orang yang kesepian lebih rentan untuk terkena berbagai masalah kesehatan, khususnya depresi. Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi antar sesama manusia di kehidupan sehari-harinya. Dalam perjalanan manusia dari masa pemburu-pengumpul hingga masa modern seperti saat ini, manusia selalu butuh bantuan dari individu lain dan manusia selalu hidup berkelompok. Dalam kelompok pemburu-pengumpul, manusia membahas dan menceritakan banyak kejadian yang terjadi di kehidupan sehari-hari sembari membahas bagaimana bertahan hidup untuk esok hari. Sama halnya dengan masa modern ini, pada dasarnya manusia butuh bersosialisasi dengan orang lain untuk bertahan hidup dengan bercerita, sehingga emosi yang terpendam dapat dialirkan dalam bentuk kalimat-kalimat yang diucapkan pada manusia lain dan selain itu manusia dapat menerima timbal balik serta solusi dari permasalahan yang dialaminya.

 

  1. Berolahraga.

Kembali mengulik masa pemburu-pengumpul, manusia terbiasa untuk berpindah-pindah tempat untuk mencari daerah dengan lokasi tanah yang subur. Dalam seharinya, manusia terbiasa untuk melangkah sejauh belasan kilometer, menandakan jarangnya manusia untuk berdiam di suatu tempat di waktu yang lama. Di zaman yang serba modern ini, seringkali kita berdiam di tempat yang lama di waktu yang lama saat bekerja dan sekolah. Pekerja kantoran dan pelajar sekolah yang kesehariannya duduk di bangku untuk bekerja dan bersekolah membuat tubuh yang terbiasa bergerak menjadi kurang beraktivitas. Dari pernyataan tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa kehidupan manusia modern seakan-akan memaksa tubuh untuk melawan hal yang semestinya wajar dilakukan yaitu bergerak dengan menjadi diam dan jarang bergerak. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, olahraga menjadi bentuk aktivitas primer yang diperlukan oleh tubuh. Dengan berolahraga, tubuh dapat menjadi sehat dengan memperlancar proses metabolisme tubuh. Keringat yang dihasilkan menandakan tubuh dapat bekerja dengan baik. Selain itu, dengan melakukan olahraga yang menguras keringat, pikiran negatif seseorang menjadi teralihkan. Aktivitas berolahraga juga dapat memicu tubuh untuk melepas hormon endorfin, serotonin, dopamin yang membantu tubuh melepaskan stress, menimbulkan rasa tenang, memperbaiki mood, dan mengalihkan emosi negatif. Jenis olahraga dari yang ringan hingga berat dianjurkan sebagai salah satu metode katarsis.

 

  1. Melakukan hobi.

Hobi diartikan sebagai kegiatan positif yang dengan senang hati dilakukan oleh individu. Hobi yang disarankan dalam metode katarsis sebagai sarana pelampiasan emosi tidak terbatas dalam satu jenis hobi saja. Melakukan hobi yang menguras tenaga seperti hiking dan bertamasya hingga hobi yang lebih menguras pikiran seperti menulis sama bermanfaatnya dalam menguras emosi negatif. Namun, sesuai dengan prinsip emosi manusia yang bagaikan cairan di dalam cawan, emosi tersebut harus senantiasa dikeluarkan secara berkala. Sehingga, hobi yang disarankan dalam katarsis adalah hobi yang tidak memerlukan biaya, tenaga, dan sarana yang berlebih seperti menulis. Dengan menulis, seorang individu dapat menuangkan pandangan, pendapat, dan keluh kesahnya dalam bentuk rangkaian kalimat diatas kertas. Sehingga menulis dapat menjadi cara untuk meredakan stress dan rasa cemas di kehidupan sehari-hari.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image