Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rodhiya Amalia

Digital, Debit, dan Duit: Memahami Literasi Keuangan untuk Masa Depan yang Lebih Baik

Bisnis | 2023-10-17 17:16:44

Literasi keuangan digital merupakan kemampuan individu dalam memahami dan menggunakan produk serta layanan keuangan yang berbasis teknologi digital. Dalam era digital seperti sekarang ini, literasi keuangan digital memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Di tengah perkembangan pesat teknologi informasi dan komunikasi, banyak aspek keuangan telah bertransformasi menjadi bentuk digital. Ini mencakup penggunaan aplikasi perbankan online, investasi daring, transaksi pembayaran nontunai, serta manajemen keuangan pribadi yang semuanya bergantung pada pemahaman teknologi digital.

Oleh karena itu, individu yang memiliki literasi keuangan digital yang baik cenderung lebih mampu mengelola keuangan mereka secara efisien, mengambil keputusan investasi yang cerdas, dan menghindari potensi risiko yang muncul dalam ekosistem keuangan digital. Pendidikan literasi keuangan digital yang baik dapat membantu mengurangi kesenjangan dalam akses dan penggunaan layanan keuangan digital, sehingga lebih banyak orang dapat merasakan manfaat dari perkembangan keuangan yang disempurnakan oleh teknologi.

Salah satu manfaat dari literasi keuangan digital adalah meningkatkan inklusi keuangan masyarakat. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), literasi keuangan digital dapat membantu masyarakat dalam mengakses produk dan layanan sektor jasa keuangan dengan lebih mudah. Data menunjukkan bahwa indeks inklusi keuangan dalam taraf pemegang rekening rakyat Indonesia di lembaga keuangan formal masih rendah, yaitu sebesar 44,3%. Dengan pemahaman yang baik tentang cara menggunakan layanan keuangan digital, lebih banyak orang dapat dengan mudah mengakses produk dan layanan sektor jasa keuangan. Ini dapat membantu mereka dalam menyimpan uang, melakukan pembayaran, mengakses kredit, dan bahkan berinvestasi dengan lebih baik.

Namun, masih terdapat beberapa masalah dalam meningkatkan inklusi keuangan masyarakat melalui literasi keuangan digital. Salah satunya adalah rendahnya tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2022 yang diselenggarakan oleh OJK menunjukkan bahwa indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 49,68%, yang meningkat dibandingkan dengan tahun 2019 yang sebesar 38,03%. Meskipun terjadi peningkatan, angka tersebut masih tergolong rendah dan perlu adanya upaya yang lebih besar untuk meningkatkan literasi keuangan di masyarakat.

Selain itu, masih terdapat kesenjangan gender dalam literasi keuangan dan inklusi keuangan di Indonesia. Data dari SNLIK tahun 2022 menunjukkan bahwa indeks literasi keuangan laki-laki lebih rendah dibandingkan dengan perempuan, tetapi indeks inklusi keuangan laki-laki lebih tinggi daripada perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa perlu adanya upaya khusus untuk meningkatkan literasi keuangan dan inklusi keuangan berbasis gender di Indonesia.

Selain masalah tersebut, literasi keuangan digital juga penting dalam mendukung pertumbuhan investasi pasar keuangan, terutama dari kalangan generasi muda yang sadar investasi. Data menunjukkan bahwa Indonesia akan "menikmati" puncak bonus demografi, di mana jumlah penduduk usia produktif pada tahun 2030 diperkirakan akan mencapai 68,01% dari total jumlah penduduk. Kesadaran investasi dari generasi muda perlu diikuti dengan penguatan literasi keuangan, sehingga mereka dapat memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan secara tepat dengan tetap memperhatikan aspek pengelolaan risiko dan perkembangan teknologi di sektor keuangan. Namun, masih terdapat tantangan dalam meningkatkan literasi keuangan digital di kalangan generasi muda, seperti kurangnya kesadaran dan pemahaman mengenai investasi serta kurangnya akses ke informasi yang berkualitas.

Untuk meningkatkan literasi keuangan digital di Indonesia, dibutuhkan berbagai langkah yang terencana dan terstruktur. Langkah-langkah ini akan menjadi solusi bagi permasalahan yang ada, dan mereka dapat membawa perubahan positif dalam mendorong pemahaman dan penggunaan literasi keuangan digital di seluruh masyarakat.

Pertama, diperlukan program literasi keuangan yang lebih intensif dan terstruktur. Program-program ini dapat diimplementasikan pada tingkat nasional maupun lokal dan melibatkan berbagai pihak, seperti pemerintah, lembaga keuangan, dan masyarakat secara keseluruhan. Program-program ini seharusnya mencakup aspek-aspek dasar literasi keuangan digital, yang meliputi pengelolaan uang, transaksi nontunai, pemahaman teknologi keuangan, serta investasi. Pelatihan dan kampanye edukasi yang menyeluruh akan membantu individu mengembangkan pemahaman yang kuat dalam hal ini.

Kedua, langkah-langkah khusus harus diambil untuk meningkatkan literasi keuangan berbasis gender, dengan fokus pada inklusi keuangan wanita. Ini bisa dilakukan melalui penyediaan edukasi khusus dan pelatihan bagi wanita. Selain itu, perlu ditingkatkan peran wanita dalam pengambilan keputusan keuangan dalam keluarga, sehingga mereka merasa lebih percaya diri dan kompeten dalam mengelola uang dan berinvestasi. Dengan meningkatkan literasi keuangan wanita, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan berdaya.

Ketiga, untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman mengenai investasi di kalangan generasi muda, perlu disediakan informasi yang berkualitas dan mudah diakses tentang investasi. Program literasi keuangan khusus untuk generasi muda, termasuk dalam lingkungan sekolah, dapat membantu mereka memahami pentingnya berinvestasi dan bagaimana melakukannya dengan bijak. Peran pemerintah, lembaga keuangan, dan sekolah sangat penting dalam menciptakan konsumen yang terinformasi dan cerdas dalam mengelola keuangan dan investasi mereka.

Langkah-langkah ini akan menciptakan fondasi yang kuat untuk peningkatan literasi keuangan digital di Indonesia. Dengan melibatkan berbagai pihak dan berfokus pada inklusi, gender, dan generasi muda, kita dapat mencapai masyarakat yang lebih terinformasi dan mampu memanfaatkan teknologi keuangan digital dengan lebih baik, sehingga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image