Mahasiswa IPB Ciptakan Bumbu Tabur Tinggi Zat Besi dan Protein dari Spirulina untuk Cegah Stunting
Gaya Hidup | 2023-10-11 17:18:54Mahasiswa IPB University yang lolos pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K) membuat inovasi bumbu tabur yang ditujukan untuk ibu hamil. Mereka membuat bumbu tabur untuk ibu hamil ini terbuat dari Spirulina Sp. dan ikan petek. Produk bumbu tabur dengan nama merek SEABUMBU ini dikembangkan oleh tim yang terdiri dari 5 orang, yaitu Fahrian Aif Afwan (Ilmu Gizi), Az Zahra Andriend (Teknologi Hasil Perairan), Savin Armawan (Ilmu dan Teknologi Pangan), Ellisa Usvanita (Agribisnis), dan Rina Maryati (Ilmu Gizi).
Membantu Mencegah Stunting Sejak Dini
Ketua tim PKM-K SEABUMBU mengatakan bahwa produk bumbu tabur ini dibuat untuk membantu mencegah stunting sejak dini. Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh balita yang dapat mengganggu perkembangan kognitif serta motorik. Balita yang mengalami stunting juga berisiko mengalami penyakit degeneratif di usia mendatang. Hal ini menjadikan stunting sebagai permasalahan gizi yang mengancam bangsa karena mengakibatkan rendahnya kualitas sumber daya manusia. Survey Status Gizi Indonesia di tahun 2021 menunjukkan bahwa prevalensi stunting mencapai 21,6%. Prevalensi ini masih tinggi jika dibandingkan dengan ambang batas stunting yang ditetapkan oleh WHO, yakni 20%.
Sebagai masalah gizi yang diakibatkan oleh kekurangan zat gizi kronis, stunting akan terus menjadi siklus jika tidak dihentikan. Masa kehamilan, bahkan status gizi ibu pada saat remaja saat berpengaruh terhadap terjadinya stunting. Remaja putri yang memiliki masalah gizi berisiko tinggi untuk menjadi ibu hamil yang kekurangan gizi pula. Permasalahan gizi yang seringkali ditemui pada remaja putri dan ibu hamil adalah anemia defisiensi zat besi. Anemia merupakan kondisi tubuh kekurangan jumlah sel darah merah yang ditandai oleh rendahnya kadar hemoglobin dalam tubuh. Anemia ini dapat diakibatkan oleh kekurangan asupan zat besi. Prevalensi anemia di Indonesia masih tinggi. Prevalensi anemia mencapai 48,9% pada ibu hamil, dan 32% pada remaja putri. Mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi sangatlah dianjurkan untuk remaja putri, wanita usia subur, dan ibu hamil karena dapat mencegah anemia yang berdampak pada stunting. Selain itu, penting pula mengonsumsi makanan dengan tinggi protein, terutama protein hewani. Selain protein berfungsi sebagai zat pembangun, protein hewani juga dapat meningkatkan penyerapan zat besi di dalam tubuh.
Menggunakan Bahan Baku Spirulina dan Ikan Petek
Spirulina Sp. merupakan alga yang memiliki kandungan protein hingga 75%. Selain itu, kandungan zat besi yang terdapat pada Spirulina Sp. 58 kali lebih tinggi dibandingkan dengan bayam. Tidak heran jika alga ini sering disebut sebagai super food. Tingginya kandungan protein dan zat besi yang terkandung dalam Spirulina ini menjadi daya tarik tersendiri sehingga banyak produk yang menggunakan bahan ini. Zat besi akan sangat optimal diserap tubuh jika dikonsumsi dengan protein hewani. SEABUMBU juga menggunakan ikan petek yang memiliki kandungan protein yang mencapai 50,53%. Zat gizi yang terkandung dalam kedua bahan ini dinilai sangat sesuai untuk diberikan kepada remaja putri, wanita usia subur, dan ibu hamil.
Pemilihan “Bumbu Tabur” sebagai Produk Inovasi
Spirulina Sp. dan ikan petek saat ini sudah banyak dikembangkan menjadi variasi produk. Alasan tim PKM-K SEABUMBU membuat olahan kedua pangan ini menjadi bumbu dilihat dari segi penggunaannya. Bumbu tabur dinilai sebagai produk yang dapat ditambahkan ke berbagai jenis makanan. SEABUMBU digunakan dengan cara ditaburkan di atas makanan yang sudah matang. SEABUMBU diharapkan dapat membantu meningkatkan asupan zat besi konsumen dengan cara meningkatkan cita rasa makanan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.